[2] - Malu

70 17 9
                                    


Salah Naik Motor Orang

Aroma menyengat menusuk hidungku, bau harum keluar dari bahan makanan yang sedang di masak ibu. Perlahan kulangkahkan kaki menuju dapur hendak melihat masakan apakah yang dimasak sehingga membuat cacing di perutku meraung-raung.

"Ambu masak apa?" Tanyaku pada ibuku yang sedang menulis sesuatu.

"Nih, tolong kamu bantu Ambu." bukannya menjawab pertanyaanku, Ambu malah memberiku secarik kertas dengan daftar makanan yang harus kubeli di pasar.

"Iya, tapi sama si Nazila ya, Soalnya nanti aku nggak bisa bawa semuanya."

"Iya terserah, itu uangnya di dompet" Ambu menunjuk dompetnya yang berada di atas kulkas.

Aku segera menyambar dompet itu, mengambil kunci motor dan berlalu pergi.

**

Aku berdiri di depan salah satu Grosir di pasar. Kugigit jari  dan terlihat sangat jelas dari wajahku yang sedang kebingungan karena salah satu daftar makanan yang harus di beli tak ada di toko itu.

Kepalaku mulai terasa pusing, kuputuskan untuk pergi dari toko itu untuk mencari ke toko yang lainnya.

Aku berjalan gontai menuju parkiran, kudaratkan bokongku di jok motor dan kumasukan kunci untuk menghidupkan mesin motor.

"Ih kok nggak bisa sih?" dahiku berkerut dan mulai menggerutu.

"Ayo buruan!" Ucap Nazila  sembari berdiri disampingku tanpa memperhatikan aku yang tengah kesukitan dengan kunci motor yang tak mau masuk pada lubang kuncinya.

"Engga bisa ih" aku masih mencoba memasukan kunci itu ke lubang kuncinya tapi tak kunjung masuk juga.

Tiba-tiba suara seorang pria mengejutkanku dengan nada yang cukup tinggi.
"Woy...! Itumah motor Gua, motor elo yang itu, disebelahnya." pria itu menunjuk ke arah motor desebelahku.

Plakk, tepok jidat saya, malu.

"Oh iya, maaf saya kira ini motor saya." aku tersenyum dan beranjak berpindah tempat ke sebelah, dan mulai menghidupkan mesin motor.

Nazila duduk di jok belakang, dan aku tarik pedal gas  lalu pergi dari tempat itu secepat mungkin.

"Haha, lo ngapa teh?" Nazila tertawa dan meledekku dengan pertanyaannya.

"Nggak fokus, elo juga sih bukannya ngasih tau gue, malu banget ih gue."

"Yeee, orang gue juga nggak tau, lagi motornya sama."

"Untung aja pasarnya nggak begitu rame, jadi nggak banyak yang ngeliat, kalo pas lagi rame mah, duh yang ada gue nggak mau kepasar itu lagi, sumpah gue malu banget."

"Yakin, tadi lo ngerasa malu?"

"Ya iyalah, gila aja udah salah, trus keperegok juga lagi, jelas gue malu."

"Tapi nggak begitu keliatan kok, lo tadi malah terlihat santai-santai aja, senyum dan minta maaf, seolah tak punya salah, haha." tutur Nazila dan diakhiri dengan gelak tawa khas nyengir kudanya.

Akupun membalasnya dengan senyuman tipis. Lalu kembali bertanya.
"Hah, iya apa?"

"Iya." Jawabnya singkat saja.

**

Ini salah satu kejadian yang paling saya ingat, hal yang sangat memalukan, dan setiap mengingat kejadian itu, pasti senyum-senyum sendiri.

Dan tentunya kejadian itu saya jadikan pelajaran, tidak boleh terjadi lagi, jangan sampai saya melakukan hal bodoh, ceroboh, dan mempermalukan diri saya.

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang