"Jadi, gue punya perasaan terlarang ini waktu kita ber-empat baru ketemu dan saling kenalan," ucap Kinal"Ber-empat?," tanya Beby
"Gue, loe, Ve sama temennya itu,"
"Shania, Nal."
"Kok loe tau?," tanya Kinal bingung
"Udah lanjut aja ceritanya." Ucap Beby sedikit gugup.
"Oh, iya. Entah kenapa setiap lagi deket sama dia tuh jantung gue suka gak bisa diem. Kan loe tau biasanya gue gak bisa cepet akrab sama orang lain, tapi beda kalau sama Ve. Tadi juga pas lagi ada dikantin dia duduk sama cowok, hati gue sakit banget, Beb. Kayak gak rela gitu kalau dia duduk sama orang lain apalagi sosoknya cowok,"
"Jadi.. sekarang loe mau gimana?," tanya Beby
Terjadi keheningan sebentar, Kinal masih memikirkan apa yang akan dia lakukan nanti kedepannya. Beby masih duduk dengan santainya menunggu jawaban Kinal.
"Gue mau nembak Ve." Ucap Kinal dengan lantang dan tegas.
"Hah?!" Beby hampir saja tersedak makanan yang sedang dimakannya, karena saking kaget mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Untung didekatnya ada air putih, jadi bisa menetralisirkan rasa tersedaknya.
~
"Hah?!"
Ditempat lain dan diwaktu yang sama, Shania dan Ve sedang mengobrol seperti biasa didalam kamar Ve. Seusai bertemu dengan Beby secara tak sengaja ditaman, Shania tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan ke rumah Ve.
Shania menceritakan semuanya dari awal sampai akhir kepada Ve, sedangkan Ve hanya menjadi pendengar dan penasehat yang baik untuk Shania.
"Loe serius, Shan? Baru juga ketemu beberapa kali," ucap Ve tak percaya
"Cinta gak tau kapan datangnya, Ve." Balas Shania sambil senyum-senyum sendiri.
Tadi Shania berbicara kepada Ve bahwa dia telah terpesona oleh kecantikan sekaligus kegantengan Beby. Dan sama halnya yang dirasakan oleh Kinal, sepertinya benih-benih cinta sudah mulai tumbuh dihati Shania.
"Terus loe mau nembak Beby?,"
"Ya gak lah, gengsi kali. Nunggu dia peka aja." Ucap Shania
^__^
Keesokan harinya, Ve dan Shania sudah berada dikantin karena kelasnya sudah selesai. Kebetulan Kinal dan Beby juga sudah keluar kelas, dan setibanya dikantin para penggemarnya berseru dengan heboh.
Kinal melambaikan tangan kearah meja yang ditempati oleh Ve dan Shania, Ve hanya tersenyum untuk membalas lambaian tangan Kinal. Sedangkan para penggemar Kinal yang cewek menatap Ve dengan tatapan tak suka.
Kinal dan Beby berjalan kesana dan duduk dengan sedikit tidak nyaman, karena dari tadi banyak mata yang memperhatikan mereka ber-empat. Seperti biasa yang mengeluarkan suara hanya Kinal dan Ve, tapi yang paling banyak bicara Kinal.
"Beb, gue sama Ve pergi dulu ya, loe sama Shania tunggu disini aja." Bisik Kinal. Langsung bangkit dari bangkunya sambil menggandeng erat tangan Ve.
Semenjak kepergian Kinal dan Ve dari sana, keduanya (Shania dan Beby) masih saling diam. Hanya beberapa kata yang keluar dari mulut mereka berdua, dan satu sama lain masih saling canggung.
"Shan,"
"Ya?."
~
"Ada apa, Nal? Kan bisa ngomong dikantin gak usah ke taman," ucap Ve bingung
"Gue suka sama loe, Ve." Ucap Kinal memejamkan mata, menunggu reaksi apa yang akan Ve berikan padanya. Apakah dia akan ditampar? Atau dijauhi? Kinal tak peduli dengan apa yang akan dia dapatkan selanjutnya, yang penting dia sudah berani menyampaikan perasaannya.
Bersambung...
*****Maaf kalau ada typo dan salah-salah kata.
Sabtu, 3 Juni 2017.
Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Akhir Cerita Cinta ✔
FanfictionDia yang memulai semuanya, dia juga yang mengakhiri. Dia yang berjanji, dia juga yang mengingkari. Berawal dari pertemuan yang tidak sengaja, kamu dengan wajah yang jutek. Tidak menunjukkan senyum sama sekali dan takdir sepertinya ingin mempertemuka...