Part 20

862 48 4
                                    


"Shania?! I-iya loe boleh duduk. Gue juga cuma sendiri kok," ucap Beby kaget.

"Iya ini aku, Beb. Kenapa kaget gitu? Udah lama gak ketemu ya, jadi kaget gitu. Atau bahkan udah lupa sama aku?," tanya Shania sambil menarik kursi yang berada didepan Beby dan mendudukinya. Memanggil pelayan dan memesan makanan dan minuman yang ada didalam buku menu.

"Ya, gue pikir loe lagi jalan-jalan sama Sakti. Masak bareng dirumah, itu kan bisa bikin hubungan jadi langgeng," ucap Beby sedikit menyindir.

"Aku udah putus sama dia, Beb," ucap Shania menunduk.

"Sorry, gue gak tau."

Beby kembali memfokuskan pikiran dan pandangannya ke hidangan makanan yang ada diatas meja. Selagi menunggu pesanan makanannya datang, Shania memperhatikan Beby yang sedang makan menurutnya Beby terlihat sangat menggemaskan dimatanya.

Ia menyodorkan sehelai tisue kepada Beby karena disudut bibirnya terdapat noda saus dari makanannya. Beby mengangkatkan kepalanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Itu dibibir kamu ada saus," ucap Shania

"Oh ok makasih, Shan."

Beby dan Shania kembali terdiam dan hanya fokus dengan makanan yang ada diatas meja.

"Gue duluan ya," ucap Beby

"Tunggu. Ada yang mau aku omongin sama kamu," ucap Shania menahan tangan Beby.

Beby yang tadinya sudah setengah berdiri, jadi kembali terduduk dikursinya.

"Mau ngomong apa?,"

"Aku mau minta maaf tentang hal yang kemarin-kemarin. Tentang aku yang ngebentak kamu, nampar kamu, dan minta putus hubungan kita secara sebelah pihak. Aku minta maaf, aku baru sadar kalau yang aku pilih ternyata salah." Shania menundukkan kepalanya, tangan Beby terulur menggenggam tangan Shania yang berada diatas meja.

"Kamu gak usah minta maaf, Nju. Aku udah maafin kamu dari dulu, aku selalu ngeharapin kamu datang kembali ke aku. Setiap kenangan yang kita laluin bersama selalu aku putar lagi diotak aku. Tapi, aku sadar kalau kamu gak akan pernah balik lagi ke aku," ucap Beby terkekeh pelan saat mengucapkan kata-kata yang terakhir.

"Aku bisa aja balik ke kamu, kalau kamu ngasih kesempatan buat aku," ucap Shania pelan yang masih dapat terdengar oleh Beby.

"Tapi, sayangnya aku udah janji sama diri aku sendiri kalau aku bakal mundur dari hubungan ini  Jadi, maaf kita gak bisa bareng lagi."

Shania kembali menundukkan kepalanya saat mendengar kata-kata Beby, tanpa ia sadar matanya menumpahkan air mata. Beby mengusapkan tangannya dipipi Shania, ia menghapus air mata Shania yang semakin banyak.

"Ssttt, kamu jangan nangis dong. Maaf kalau aku ada salah selama ini, maaf kalau aku sering bikin kamu nangis. Kayak sekarang." Beby mengucapkan dengan suara yang berat, karena dengan sekuat tenaga ia menahan air mata yang ingin tumpah.

"Aku udah mau pulang, mau bareng gak biar aku anter sampai ke rumah?," tanya Beby

"Gak usah, aku pulang sendiri aja nanti. Kamu duluan aja," ucap Shania menghapus sisa air matanya dan berusaha untuk tersenyum.

"Yaudah, aku pulang duluan ya, nanti makanannya biar aku aja yang bayar mungkin ini yang terakhir kalinya," ucap Beby memperkecil suaranya saat mengucapkan kata-kata yang terakhir.

"Kamu ngomong apa?,"

"Gak, bukan apa-apa kok. Kamu nanti hati-hati ya dijalannya, jangan hujan-hujanan nanti kamu sakit lagi. Dadah, Shanju sayang."

[1] Akhir Cerita Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang