"Tunggu. Shania."Beby berlari mengejar Shania yang sudah membawa Sakti keluar kafe menuju mobil Sakti berada. Beby menahan satu tangan Shania yang sedang tidak menggenggam apapun.
"Lepasin!!." Bentak Shania menarik tangannya secara paksa dari Beby. Sekilas Beby melihat bibir Sakti membentuk senyuman miring.
"Kita harus bicara," lirih Beby
"Udah gak ada yang harus dibicarain lagi, Beby. Semua udah jelas, kita berdua udah gak punya hubungan apa-apa. Lagi pula aku baru sadar kalau hubungan kita itu gak normal, kita sama, Beb. Sekarang aku udah sama Sakti, jadi jangan ganggu hubungan kita berdua." Jelas Shania kembali membawa Sakti kemobil.
"Kamu percaya gitu aja sama semua omongan Sakti? Sebegitunya kamu gak percaya sama aku? Atau kamu emang cuma mau main-main aja sama aku?," teriak Beby
"Hahh... loe emang udah gak normal, Beby," ucap Sakti tertawa remeh.
"Loe, diem!" Beby berjalan cepat kearah Sakti dan memukul pipi Sakti sebelah.
"Beby!" Shania memegang pipi Saktu yang habis dipukul oleh Beby.
"Kamu harus denger ini. Sakti kerja sama dengan Naomi dan Anin, mereka bertiga sengaja ngejebak aku biar kita putus, Nju. Tolong percaya sama aku," ucap Beby menggenggam tangan Shania. Dengan mata Beby yang sudah mengeluarkan air mata, begitu sangat menyedihkan melihat seseorang memohon untuk tetap disamping kita sedangkan dia sama sekali tidak mengharapkan itu.
~
Kinal, Ve dan Farish yang sedari tadi menyaksikan drama tersebut dari pintu keluar kafe, hanya dapat berdiri dan berdiam diri ditempat. Tak hanya mereka bertiga yang menyaksikan drama BebNju + Sakti, orang-orang yang lewat atau ingin mengunjungi kafe mau tidak mau melihat drama tersebut.
Farish mengepalkan tangannya membuat kukunya yang panjang dan tajam menusuk kulitnya. Dengan sangat perlahan dia berjalan menuju tempat drama tersebut.
"Shan, loe harus percaya sama Beby." Farish melepaskan genggaman Beby pada tangan Shania secara paksa, ia sudah muak melihat seseorang yang sangat memohon sesuatu yang tidak pantas dimohonkan.
"Apa alasan yang kuat buat gue percaya sama omongan dia?," tanya Shania
"Gue emang gak punya bukti buat loe percaya sama omongan gue, tapi percayalah kalau gue juga pernah diajak kerja sama Naomi. Gue diajak buat ngehancurin hubungan loe sama Beby dan Kinal sama Ve," ucap Farish menatap mata Shania, Beby, Kinal dan Ve yang berdiri tepat dibelakangnya.
"Loe buat ngeyakinin gue aja gak bisa, gimana gue bisa percaya sama dia."
Shania dan Sakti kembali berjalan kemobil, Sakti memutar kepalanya kebelakang dan menyunggingkan senyuman sinis.
"Shania bego," umpat Kinal
"Gak boleh gitu, Kinal,"
"Tapi, dia udah keterlaluan Ve. Kamu bisa liat Beby sekarang kayak gimana kan? Beby juga sama aja, mau aja dibego-begoin lagi sama yang namanya cinta," ucap Kinal
"Lah situ sendiri lagi jatuh cinta gak? Sendirinya juga bego," ucap Ve kesal
"Ciee, marah nih. Aku lagi jatuh cinta sama kamu dan itu selalu. Dan aku juga bego karena cinta, karena kamu," ucap Kinal
"Aku bingung ini kata-kata kamu romantis atau gak sih," ucap Ve
"Udahlah Ve gak usah dipikirin lagi. Sekarang yang terpenting adalah Beby." Kinal menarik tangan Ve pelan untuk mendekati Beby dan Farish berada.
^__^
"Sayang, gimana masih sakit? Mau aku obatin aja?," tanya Shania memegang kedua pipi Sakti yang berwarna ungu.
"Udah tenang, Nju. Aku sekarang gapapa, kayak gini doang mah aku udah biasa," ucap Sakti tersenyum.
Sakti mendekatkan wajahnya kearah wajah Shania, ia memejamkan matanya. Shania yang mengerti apa yang akan dilakukan oleh Sakti, menaruh tangannya di dada dan mendorong tubuh Sakti kebelakang.
"Ka-kamu mau minum apa?," tanya Shania gugup
"Apa aja yang ada disini," ucap Sakti tersenyum genit.
"Ok. Aku ambilin dulu ya."
Shania meninggalkan Sakti sendirian diruang tamu, sedangkan ia pergi mengambil minuman didapur. Suara hp Sakti berbunyi dilayarnya tertera nama kontak Naomi.
"Ada apa, Mi?," tanya Sakti
"Sak, kayaknya mereka udah tau rencana kita bertiga," ucap Naomi gelisah diseberang telepon.
"Siapa yang ngasih tau? Bukannya gak ada yang tau semua ini, kecuali kita bertiga,"
"Farish, dia yang ngasih tau. Gue waktu itu pernah ngajakin dia buat kerja sama, tapi dia nolak. Dan dia udah tau rencana ini,"
"Loe tenang aja, Mi. Yang terpenting Shania udah putus sama Beby dan tinggal gue mainin aja tuh si Shania,"
"Selesai rencana loe, kita batalin rencana selanjutnya. Gue udah masa bodo sama Ve dan Kinal, yang terpenting kita udah bikin persahabatan mereka berempat berantakan,"
"Yaudah, nanti gue hubungin lagi."
"Ok, sukses ya."
Prangg
^__^
"Beb, keluar dulu yuk. Kita makan dulu, kamu dari tadi belum makan apa-apa," ucap Ve mengetuk pintu kamar Beby.
Ve memutar kepalanya kesamping dan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa tidak ada perubahan apa-apa ke Kinal. Mereka berdua hanya dapat menghela napas, kedua orang tua Beby sedang tidak berada dirumah lagi pula mereka juga tidak akan mau memberitahu keadaan Beby yang sedang buruk seperti ini.
Kreet
"Beby." Keduanya berbicara sama dengan cara bersamaan.
"Ayo, katanya mau makan, gue udah lapar," ucap Beby datar, mendorong punggung Ve dan Kinal.
Farish sudah pulang duluan kerumahnya, tapi ia berjanji besok akan datang kerumah Beby. Keadaan saat makan sangat hangat, tawa canda memenuhi meja makan. Lelucon yang dikeluarkan oleh Kinal, candaan garing Beby dan tawa halus dari bibir Ve.
"Kak," ucap Beby
Kinal dan Ve menjadi terdiam, melihat raut wajah Beby yang serius mereka berdua menyimpan sendok dan duduk dengan tegap dan serius.
"Ada apa, Beb?," tanya Ve mewakili Kinal.
"Kayaknya gue mundur aja dari hubungan ini, semuanya udah jelas banget, kak. Shania udah gak mau lagi sama gue, dan dia juga gak percaya sama omongan gue. Biarin aja dia bahagia sama Sakti, gue udah ikhlas."
Keadaan meja makan menjadi hening dan sunyi, mereka bertiga sama-sama terdiam. Kinal dan Ve mencoba mencerna kata-kata yang terlontar dari bibir keriting Beby.
"Loe udah yakin dengan apa yang loe ucapin tadi? Loe udah rela kehilangan Shania, mungkin untuk selama-lamanya?," tanya Kinal
"Gue udah yakin banget, tekad gue udah bulat."
Bersambung...
*****Maaf kalau ada typo dan salah-salah kata.
Selasa, 4 Juli 2017
Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Akhir Cerita Cinta ✔
FanfictionDia yang memulai semuanya, dia juga yang mengakhiri. Dia yang berjanji, dia juga yang mengingkari. Berawal dari pertemuan yang tidak sengaja, kamu dengan wajah yang jutek. Tidak menunjukkan senyum sama sekali dan takdir sepertinya ingin mempertemuka...