Dikantin kampus terlihat dua mahasiswi yang selalu menjadi sorotan setiap mahasiswa/mahasiswi. Semua mahasiswa penasaran dengan mereka berdua karena mereka orangnya tidak terbuka kepada orang asing. Bukan karena mereka itu tertutup, tapi mereka tidak memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengenal diri mereka lebih dalam lagi."Loe dari mana aja sih?,"
"Tadi ke perpus dulu, terus tadi ada yang nabrak. Jadi makin lama kesininya,"
"Dari tadi gue nungguin disini. Bosen tau,"
"Maaf deh. Sekarang mau kemana?,"
"Disini aja deh, lagi males kemana-mana."
Pada akhirnya mereka diam disana sambil mengisi perut sebelum pulang ke rumah. Sedangkan anak-anak lain yang berada dikantin sibuk bisik-bisik, ada yang mengagumi kecantikan mereka dan ada juga yang iri karena kecantikannya yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun.
Seperti yang dirasakan oleh kumpulan anak cewek yang menatap mereka dengan tatapan tidak suka dimeja yang letaknya berada tidak jauh.
"Salah satu dari mereka ada yang deket sama Farish,"
"Siapa, Mi,"
"Itu tuh yang tadi bawa banyak buku,"
"Ouh, si Veranda,"
"Iya, mungkin. Gue gak tau namanya."
~
Seisi kantin kembalu menjadi heboh karena kedatangan dua orang cewek, tapi sering berpenampilan seperti cowok. Bukan hanya cowok yang mengagumi mereka, tapi para cewek juga suka dan mengagumi mereka. Katanya wajah mereka tidak cuma cantik, kadang-kadang wajah mereka terlihat ganteng.
Ternyata mereka juga sepertinya menyita perhatian orang-orang yang begitu terkenal dilingkungan kampus. Kebetulan semua meja dikantin sudah penuh, banyak yang menawari untuk duduk bareng. Tidak cowok, tidak cewek sama saja kelakuannya.
"Nal, kita mau duduk dimana?,"
"Gak tau nih, Beb,"
"Gue gak tertarik sama mereka semua," bisik Beby, bukan karena mereka sombong tapi karena mereka lebih senang hanya duduk berdua. Mereka semua terlalu bawel dan berisik, menurut mereka berdua.
"Tapi, kalau duduk sama bidadari sih gue mau," ucap Kinal
"Hah?!"
Mengabaikan keadaan Beby yang masih bingung, Kinal menarik tangan Beby dan mendekati salah satu meja yang hanya di isi oleh dua orang. Lagi pula mejanya terlalu besar kalau hanya dipakai untuk dua orang, tak ada salahnya kan kalau Beby dan Kinal duduk disana.
"Gue sama temen gue duduk disini, boleh?," tanya Kinal
"Iya gapapa. Mejanya juga masih luas kok."
'Ya Allah kuatkan iman hambamu ini, nih orang kalau senyum gak bisa apa dikontrol. Manis banget.' Batin Kinal.
Sedangkan Beby dan salah satu cewek yang duduk disitu hanya diam saja, entah apa yang sedang mereka pikirkan. Mereka hanya saling menatap tanpa ada satu kata pun yang terucapkan bahkan tidak ada senyum yang terukir dibibir mereka. Mungkin kalau datang gempa, itu tidak akan mengganggu kegiatan mereka berdua.
Kenapa? Soalnya Kinal sudah berusaha memberhentikan adegan tatap-tatapan mereka berdua dengan berbagai cara. Tapi, tetap saja hasilnya tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan
"Beby !" Teriak Kinal, dan Beby sedikit tersentak akibat teriakan dan pukulan Kinal.
"Apaan sih, Nal? Pake teriak-teriak segala, mukulnya keras lagi,"
"Dari tadi gue manggil-manggil gak ada sautan dari loe. Sudahlah, loe mau makan apa? Biar gue pesenin," tanya Kinal
"Tumben baik," ucap Beby mengangkat satu alisnya.
"Sekalian gue juga mau mesen nih,"
"Gue bakso aja deh sama teh manis,"
"Kayak biasa ya. Loe tunggu disini sama mereka berdua."
Setelah kepergian Kinal, meja tersebut menjadi hening tidak ada obrolan apapun yang keluar. Sepetinya hanya Kinal yang dapat mampu mencairkan keadaan.
"Yang tadi siapa namanya?,"
"Loe nanya ke gue?," tanya Beby balik sambil menunjuk dirinya sendiri dengan polosnya.
"Hahaha, iya lah mau nanya sama siapa lagi,"
"Hehe, dia namanya Kinal. Kalau mau tau lebih banyak lagi langsung tanya aja ke dia," ucap Beby. "Tapi, dia orangnya suka kege-eran jadi harap maklum aja," ucap Beby lagi ditimpali dengan tawanya.
"Nama loe sendiri siapa?,"
"Kenalin gue Beby, Beby Chaesara. Loe?,"
"Gue, Veranda. Jessica Veranda."
'Makasih, Ve. Loe orangnya emang peka deh.'
~
Setelah pembicaraan tersebut, meja mereka kembali dilanda keheningan. Kinal belum kembalu ke meja, masih sibuk dengan gerombolan anak-anak yang ingin dekat dengan Kinal. Bahkan dari meja Beby dan yang lainnya dapat terlihat bahwa Kinal sedang diserang oleh 'fans'-nya.
"Udah ya, aku mau balik dulu ke meja. Udah pada nunggu, ada Beby juga." Ucap Kinal dengan kata-katanya yang dibuat manis dengan panggilan aku-kamu. Tidak lupa juga dia memberitahu kepada yang lain bahwa disana juga terdapat Beby, yang pastinya dijadikan kambing hitam oleh Kinal.
"Kak Beby!"
"Kyyaaaa, ganteng banget."
'Perasaan gue cewek deh, kok ganteng sih.' Batin Beby
Akhirnya Kinal kembali ke meja dan untungnya tidak ada makanan dan minuman yang dia bawa tumpah atau terjatuh. Kalau itu terjadi itu akan menyusahkan dia lagi, karena harus mengantri panjang lagi.
"Nih, Beb. Sorry lama," ucap Kinal. "By the way, gue belum kenal sama loe. Nama gue Kinal, Devi Kinal Putri." Lanjutnya memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya kearah Veranda.
"Gue Veranda." Menerima uluran tangan dari Kinal.
Bersambung...
*****Maaf kalau ada typo dan salah-salah kata.
Sabtu, 20 Mei 2017.
Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Akhir Cerita Cinta ✔
Fiksi PenggemarDia yang memulai semuanya, dia juga yang mengakhiri. Dia yang berjanji, dia juga yang mengingkari. Berawal dari pertemuan yang tidak sengaja, kamu dengan wajah yang jutek. Tidak menunjukkan senyum sama sekali dan takdir sepertinya ingin mempertemuka...