Prolog 1.1

9.5K 236 16
                                    

Three years ago...

"Ku mohon bangun lah, aku sangat mencintaimu. Aku menyesal telah merencanakan ini semua. Aku mohon bangunlah Ev." Ucap pria itu dengan perasaan yang sangat disesalinya. Ia terus saja memegangi tangan wanita yang sangat ia cintai sambil sesekali menciumi punggung tangannya.

"Baru sajaa aku ingin mengutarakan keinginanku untuk menjadikan kau yang terakhir dalam hidupku, tapi kenapa semua ini terjadi padamu." Lanjutnya.

Kini pria tampan yang berprofesi sebagai Dokter itu hanya bisa berharap akan ada suatu keajaiban agar wanita yang dicintainya bisa membuka matanya kembali.

Merasa ada sebuah gerakan dari tangan wanita tersebut, sontak saja membuat pria itu bukan main senangnya. Dengan cepat ia langsung memeriksa keadaan wanitanya. Ya, ia ingin dirinya lah yang menjadi orang pertama saat melihat wanitanya sadar.

Setelah selesai memeriksa, ia kemudian mengusap kepala wanitanya, menciumi keningnya sambil menyatukan dahi mereka. Pria itu menangis! Menahan kebahagiaan yang tak terkira.

"Arthur..." ucap wanita itu dengan suara yang tidak terlalu jelas. Tapi pria itu tahu bahwa wanita itu memanggil dirinya.

"Evelyn, kau tenanglah. Aku ada disini, aku akan merawatmu sampai kau bisa seperti dulu lagi. Aku sangat menyesal telah merencanakan ini Evelyn. Sungguh.." tutur Arthur sambil berusaha menahan tangisnya.

"Aku mencintaimu.." ucap wanita itu masih dengan suara yang tidak terlalu jelas dan terbata-bata.

Dua kata yang keluar dari mulut wanita itu membuat hati Arthur merasa sangat bahagia. Ia terus saja menciumi wajah wanita yang dicintainya.

"Aku lebih mencintaimu, sangat sangat mencintaimu. Sekarang tolong berjanjilah padaku untuk tetap kuat, aku ingin kau menjadi wanita yang terakhir dalam hidupku."

Wanita itu hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Arthur yang ditujukan untuknya.

Saat tangan itu mencoba menyentuh wajah Arthur, matanya perlahan lahan mulai tertutup.

"Ev, kau belum berjanji padaku. Jangan tinggalkan aku Ev.." tangis pria itu mulai pecah menyadari kalau wanita yang dicintainya sudah tidak sadarkan diri kembali.

Beberapa orang suster kemudian masuk dan membantunya untuk menyiapkan segala peralatan yang akan dipasang untuk menyelamatkan wanitanya itu.

Suara peralatan penyambung hidup dan mati itu terus berbunyi, membuat Arthur semakin merasa menyesal sampai pada akhirnya suara yang tiada henti-hentinya itu mulai terdengar.

Seketika Arthur merasakan tubuhnya mulai lemas, tatapannya pun menjadi kosong melihat wanita yang kini ada didepannya, wanita yang sangat ia cintai pergi untuk selama lamanya.

Wanita itu pergi, sebelum Arthur mencoba memulai kebahagiaan baru untuk tetap bersamanya.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang