CHAPTER 18 - Meet You Again (2)

2.1K 93 6
                                    

Setelah keluar dari kamar tamu, Harry menggiring Nancy menuju ruang keluarga. Ia sudah tidak sabar ingin menanyakan bagaimana bisa istrinya membawa wanita asing itu dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Harry memang menunggu waktu yang tepat untuk bertanya mengenai hal yang lebih mendalam tentang wanita yang dibawa istrinya, karena ia sebagai Dokter juga mengerti posisi seperti ini. Ada baiknya meminta penjelasan setelah menangani pasien nya. Karena keselamatan pasien selalu menjadi hal yang utama.

Harry mendudukan istrinya di sofa, begitu juga ia yang sekarang duduk di samping istrinya.

"Darling, Jelaskan padaku siapa wanita itu dan bagaimana bisa ia tidak sadarkan diri?" Harry bertanya dan menatap istrinya sangat serius.

"Dia wanita yang waktu itu menolongku saat aku ingin membeli majalah. Aku sudah menceritakannya pada kau dan Arthur 'kan?"

Harry mengangguk-angguk mengerti ia mencoba mengingat kejadian yang diceritakan istrinya.

"Wanita yang membantumu mencarikan majalah itu lalu memberikannya padamu padahal dia juga membutuhkannya?" Tanya Harry memastikan.

"Iya dia. Aku ingat sekali wajahnya. Aku yakin tidak mungkin salah orang." Tutur Nancy.

Walaupun Nancy sudah berumur tapi ingatannya masih cukup kuat hanya untuk mengingat wajah seseorang, apalagi wanita itu sudah berbaik hati padanya.

"Lalu bagaimana bisa dia tidak sadarkan diri seperti itu?" Tanya Harry lagi.

"Aku juga tidak tahu, sehabis berbelanja tadi sebelum masuk mobil aku melihat banyak orang yang berkerumunan. Karena aku penasaran jadi akhirnya aku bertanya pada seseorang. Dan dia menjawab katanya wanita itu tiba-tiba pingsan. Setelah aku melihatnya langsung saja aku meminta bantuan orang-orang untuk membawanya ke mobil." Jelas Nancy.

"Tapi benar kan dia baik-baik saja?" Tanya Nancy lagi sambil mengguncang sedikit lengan suaminya.

Ia sungguh khawatir pada keadaan Alice. Jika terjadi apa-apa pada wanita itu, rasanya ia tidak akan tega untuk membiarkannya.

"Sejauh ini aku melihat keadaan nya baik-baik saja. Tubuhnya sedang lemah, karena ia terlalu banyak beraktifitas. Atau mungkin saja ia sedang banyak pikiran." Ucap Harry.

Nancy menghela napas lega dan mengelus dadanya.

"Aku tidak akan membiarkannya pergi dari sini jika memang ada hal serius yang terjadi padanya." Nancy menyenderkan tubuhnya ke kepala sofa. Sambil sesekali memijat kecil dahinya.

"Dia akan baik-baik saja darling, rupanya kau sangat khawatir sekali padanya." Harry memeluk tubuh istrinya dari samping, sehingga sekarang kepala Nancy berada di dada suaminya.

"Tentu saja aku sangat mengkhawatirkannya, kau tahu kan gadis itu sudah sangat baik sekali padaku waktu itu."

"Ya aku tahu, kita memang harus menolongnya juga. Yang kau lakukan itu sudah benar, darling." Ucap Harry lembut sambil mengelus rambut istrinya.

Tiba-tiba Harry dan Nancy merasakan kedatangan seseorang, ia mungkin masih menuju kesini. Karena langkah kakinya terdengar masih cukup jauh. Buru-buru Nancy melepaskan pelukannya.

"Siapa itu?" Tanya Nancy.

"Mungkin Arthur," jawab Harry.

Ia langsung bangun untuk melihat siapa yang akan datang kemari. Sedangkan Nancy membiarkan suaminya untuk pergi melihat orang itu.

Belum sampai ke luar area ruang keluarga, ternyata orang itu sudah sampai terlebih dahulu. Dan benar saja seperti dugaan Harry, ternyata Arthur.

Tumben sekali dia pulang cepat, padahal ini masih pukul 03.00 PM. Biasanya Arthur pulang paling cepat jam 06.00 PM.

"Arthur.." Harry sedikit terkejut melihat kedatangan anaknya.

Nancy yang mendengar Harry mengucapkan nama anaknya pun lantas berdiri dan menghampiri mereka.

"Tumben sekali kau pulang jam segini." Ucap Harry.

Arthur mengehela napas kasar, ia yakin pasti Mom dan Dad nya menanyakan hal itu.

"Kebetulan aku tidak terlalu sibuk hari ini, aku ingin istirahat dirumah." Jelas Arthur yang sedikit lesu. Ia terlihat sangat tidak bersemangat hari ini.

"Sayang, ada apa denganmu? Sepertinya kau terlihat lemas begitu." Nancy memperhatikan keadaan anaknya, agak aneh memang.

"Aku---"

Baru saja Arthur ingin menjawab pertanyaan Nancy tapi tiba-tiba matanya menangkap sesuatu yang membuatnya..
Tercengang mungkin.

Ia melihat seseorang yang sudah ia temui dua kali. Entah ini kebetulan atau takdir. Tapi mana mungkin..

Gadis yang tempo hari bertemu di Ruangan pasien nya sendiri. Dan menurut Arthur gadis itu sangat menyebalkan dan juga aneh.

Tapi bagaimana bisa ia berada disini. Di mansion orangtuanya. Tidak mungkin jika mereka mempunyai ikatan darah. Rasanya Arthur tidak sudi sama sekali mempunyai ikatan darah dengan gadis itu.

Gadis itu juga sedang melihat ke arahnya dengan memasang wajah yang kebingungan. Arthur semakin tidak mengerti dengan keadaan ini.

Arthur dan Alice sama-sama mengernyit ketika menyadari bahwa apa yang ada dihadapannya sekarang adalah kenyataan.

"Kau lagi!" Ucap Arthur dan Alice bersamaan.. lagi. Arthur sedikit meninggikan suaranya sedangkan Alice hanya mengucapnya secara pelan namun masih bisa didengar oleh Nancy, Harry dan juga Arthur.

Nancy yang tadinya tidak memperhatikan arah mata Arthur pun akhirnya membalikkan badannya untuk melihat siapa yang dimaksud Arthur.

Alice yang masih berada di lantai dua, tepatnya di depan tangga pun terpaku disana. Tadinya setelah ia membuka matanya, ia sangat kaget sekali melihat dimana ia berada sekarang. Ia tidak tahu sedang berada dimana. Kenapa ia bisa berada dikamar yang begitu mewah, sangat berbeda jauh dengan kamar di Apartemen nya sendiri. Ia takut mengetahui kebenaran bahwa ada seseorang yang berniat buruk padanya. Pikiran buruk pun memenuhi segala isi kepalanya.

Tapi ia menepis semua pikiran itu, dan berniat untuk kabur secara diam-diam. Tadinya...

Tapi setelah keluar dari kamar tamu yang berada dilantai dua ia malah bertemu dengan sang pemilik rumah yang tengah berkumpul dengan keluarganya. Alice memfokuskan matanya pada satu orang, lelaki muda yang kini juga terkejut melihatnya.

Nancy melihat Arthur dan Alice secara bergantian, akhirnya Nancy pun menyusul Alice yang masih berdiri dilantai dua.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Nancy yang masih khawatir.

Sedangkan Alice hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaan Nancy.

"Kalau begitu mari kita turun, aku akan membuatkan mu makanan." Ucap Nancy berniat untuk menggiring Alice ke lantai bawah.

Tapi Alice enggan mengikuti ucapan Nancy.

"Hm, tidak. Terimakasih Nyonya. Lebih baik aku pulang saja."

"Nooo, aku tidak akan mengizinkan kau pulang sebelum kau benar-benar fit kembali." Akhirnya Nancy pun menuntun Alice menuju ke lantai bawah.

Kali ini Alice habya bisa pasrah, ia juga merasa tidak enak hati jika menolak tawaran dari sang tuan rumah.

Ia melirik ke Arthur sebentar yang masih setia menatapnya dari bawah. Dan juga melihat ke arah Harry, sembari tersenyum kikuk berniat untuk menyapa. Harry pun membalas senyumannya.

"Boleh juga.." ucap Harry yang tersenyum penuh maksud sambil menyiku lengan Arthur.

Arthur menoleh ke arah Harry dan menautkan alisnya.

"Apa maksud Dad?"

"Berkenalan lah dengannya."

"Atau jangan-jangan kau sudah kenal dengannya?" Lanjut Harry.

Arthur memutar bola matanya dan berlalu meninggalkan Harry menuju kamarnya.





-----------------


Hai haiii
Jangan lupa VOTE seperti biasa😊❤
#Happy3KViews
THANKYOU!!!

1 November 2017

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang