CHAPTER 5 - Blood?

2.5K 137 0
                                    

"Sudah ku bilang, harusnya kau tidak perlu membeli semua itu Alice." Gerutu Viona yang sedang kerepotan membantu membawakan belanjaan sahabatnya.

Sebelum menuju ke Rumah Sakit, Alice mengajak Viona ke sebuah toko Aksesoris untuk membelikan sebuah hadiah yang akan diberikannyakepada Sheryl, Adik Viona.

"Tidak apa-apa Viona, lagipula sudah lama aku tidak memberikan hadiah untuk Sheryl." Ucap Alice yang tersenyum di akhir kalimatnya.

Melihat sahabatnya yang tersenyum seperti itu, Viona pun juga ikut merasakan kebahagiaan.

Cukup lama setelah Alice mengatakan kalimat terakhirnya, pikiran Viona sudah melayang entah kemana. Membuat wanita itu hanya terdiam ditempatnya tak mengikuti langkah Alice yang sudah berada cukup jauh di depannya.

"Viona!" Panggil Alice yang baru menyadari bahwa sedari tadi ia hanya berbicara sendirian.

Panggilan yang Alice lontarkan sontak membuat yang dipanggilnya terkejut dan tersadar dari lamunannya.

"Aku kira tadi kau mendengarkan apa yang aku bicarakan! Ternyata kau masih melamun disini." Lanjut Alice yang merasa sedikit kesal kepada sahabatnya. Sekarang Alice sudah berada disamping Viona kembali.

"Emm, maafkan aku Alice." Ucapan Viona membuat Alice memutar bolanya.

"Memangnya apa yang sedang di pikiranmu?" Tanya Alice sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

"Tidak.. aku sedang tidak memikirkan apa-apa." Jawab Viona.

"Yasudah kalau begitu kita langsung saja ke ruangan Sheryl. Dia pasti sudah menunggu kedatangan kita." Lanjut Viona yang langsung menggandeng tangan Alice.

Sahabatnya pun hanya mengikuti langkah wanita yang menggandengnya dengan wajah penuh tanya nya.

Setelah berjalan cukup lama melewati banyak ruangan yang ada dirumah sakit, akhirnya Alice dan Viona sampai diruangan tempat Sheryl dirawat.

Viona masuk terlebih dahulu, lalu diikuti Alice dibelakangnya. Didalam ruangan Alice dapat melihat Sheryl yang masih terbaring lemas diatas ranjang Rumah Sakit, yang ditemani oleh adik kedua Viona juga, Lucia.

"Hai Sheryl, coba lihat siapa yang datang." Viona mencoba memberi tahu adiknya tentang siapa tamu spesial yang datang menjenguknya.

Seketika Sheryl langsung menolehkan kepalanya untuk melihat seseorang yang datang. Wajahnya terlihat sangat terkejut bercampur senang.

"Kakak cantik!" Ucap Sheryl yang terdengar sedikit berteriak karena rasa terkejutnya.

Alice yang mendengar anak kecil itu memanggil namanya, langsung sedikit berlari kecil menghampiri. Ia langsung memeluk dan menciumi wajah anak itu sampai yang diciuminya merasakan geli dan akhirnya tertawa

"Hahaha kakak cantik, Sheryl geli." Ungkap Sheryl dengan sangat jujur membuat Alice buru-buru menghentikan aksinya.

"Hihi maafkan kakak ya sayang, kakak sangat merindukanmu jadinya seperti ini deh." Ucap Alice dengan wajah yang dibuat-buatnya, berharap supaya anak kecil itu terhibur.

"Sheryl juga sangat rindu kakak cantik." Balas anak kecil itu sambil memberikan satu kecupan di pipi seseorang yang dirindukannya.

Sebuah senyuman terukir diwajah Viona dan Lucia yang sejak tadi hanya menyaksikan percakapan dua orang didepannya.

"Oh iya, kakak punya sesuatu untukmu." Ucap Alice yang mengeluarkan sesuatu yang berada dalam kantung belanjaan yang tafi dibawanya.

"Ini untuk Sheryl.." lanjutnya sambil memberikan sebuah boneka beruang berwarna cokelat berukuran sedang kepada anak itu.

"Wah boneka beruangnya lucu sekali kakak cantik. Terimakasih." Lagi-lagi anak itu memperlihatkan senyumnya yang sangat terlihat sangat tulus seakan ia tidak merasakan ada beban yang dirasakannya.

"Sama-sama sayang." Balas Alice yang juga memamerkan senyum indahnya kepada anak itu.

"Nah, kalau yang ini untuk Lucia.." ucap Alice yang kali ini mengeluarkan sebuah kotak musik berbentuk hati dengan hiasan bergambar beruang diatasnya.

"Ini lucu sekali kak Alice, Terimakasih ya kak. Aku kira hanya Sheryl saja yang diberikan hadiah." Lucia pun begitu senang karena dirinya juga ikut diberikan hadiah oleh Alice.

"Tentu saja tidak dong sayang, kalian kan sudah kakak anggap seperti adik kakak sendiri jadi kakak tidak akan pilih kasih." Tutur Alice.

Senyuman yang terukir di bibir Alice masih saja terlihat sampai ia mengatakan kalimat terakhirnya kepada Lucia.

Namun tiba-tiba senyum diwajah Lucia pudar dan berganti menjadi ekspresi yang terkejut sekaligus panik karena melihat apa yang terjadi pada seseorang yang sejak tadi brbicara dengannya.

"Kak Alice.. kak.. itu.." Lucia mulai berbicara walaupun masih dengan terbata-bata karena rasa terkejutnya yang tak kunjung hilang. Ia terus saja menunjuk-nunjuk wajah Alice.

Alice yang melihat perubahan ekspresi Lucia pun semakin bingung.

Sedangkan Viona yang sejak tadi penasaran karena melihat wajah terkejut adiknya pun akhirnya segera menghampiri Alice. Dan kali ini Viona pun tak kalah terkejutnya.

"Ya ampun Alice, hidungmu mengeluarkan darah."

***

PLEASE VOTE DAN COMMENT.
THANKYOU.

Maaf kalau sering gonta ganti cover hehe.

21 Juni 2017

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang