CHAPTER 14 - Meet You Again (1)

2.2K 101 1
                                    

Sudah tiga hari setelah kejadian di Rumah Sakit, Alice diberikan izin libur karena keadaan nya yang sedang kurang sehat. Sebenarnya ia sudah bilang pada Viona agar tidak bilang pada atasannya kalau ia sedang tidak enak badan. Tapi Viona tetap memaksa, karena jika Alice tidak menurut Viona mengancam akan memanggilkan Dokter untuk Alice.

Ia harus menunggu sampai besok untuk beraktivitas kembali, karena hari ini adalah hari liburnya. Alice sampai muak tiga hari tidak keluar Apartemen sama sekali. Berdiam diri selama tiga hari di Apartemen hanya membuat nya bosan.

Bayangkan saja, dalam waktu tiga hari ia hanya sekali keluar Apartemen. Yaitu ketika ia ingin membeli sebuah majalah resep terbaru, itupun tidak didapatkannya.

Akhirnya ia menelepon Viona.

"Halo Viona, apa kau sedang sibuk?" Ucap Alice ketika Viona sudah mengangkat teleponnya.

"Iya, memang ada apa?" Tanya Viona.

Alice menghela napas kasar

"Aku sangat bosan di Apartemen." Jawab Alice sambil memainkan kukunya.

"Lalu?" Viona bingung.

"Kau tidak mengerti? Aku ingin mengajakmu keluar."  Alice mendengus kesal.

"Aku tidak bisa, aku sedang di Rumah Sakit. Sheryl sedang cuci darah." jelas Viona.

Alice kaget, ia pun menutup mulutnya.

"Ya ampun, aku kesana ya." Ucap Alice.

"Iya, kemarilah."

"Oke, sampai jumpa." Tutup Alice langsung mematikan teleponnya.

Kemudian ia pun bersiap-siap untuk pergi ke Rumah Sakit. Tempat itu lagi..

-----

Sampai di Rumah Sakit Alice langsung menghampiri Viona. Ia melihat Viona sedang duduk sendiri di ruang tunggu.

"Viona." Panggil Alice.

Viona pun menoleh, Alice duduk disamping Viona.

"Apa sudah selesai?" Tanya Alice sambil mengelus punggung Viona.

"Belum, cuci darah membutuhkan waktu yang lama." Jawab Viona.

Alice tahu pasti sahabatnya sangat sedih.

"Aku akan selalu menemanimu." Ucap Alice sambil tersenyum tulus.

Setelah dua jam menunggu, akhirnya proses cuci darah selesai. Sheryl dipindahkan kembali ke Ruangan rawatnya. Barulah Alice dan Viona dapat menemuinya.

Viona membuka ruangan Sheryl, disitu Alice melihat Sheryl. Anak itu masih bisa tersenyum disaat keadaannya sedang tidak baik. Alice benar-benar menyayangi anak itu.

Viona mengelus-ngelus kepala Sheryl. Sedangkan Alice mengusap tangannya.

"Sheryl, kau harus cepat sembuh. Kalau tidak Kak Viona pasti akan sedih terus." Ucap Alice.

Ia menyeka air matanya yang jatuh ketika mengatakan itu pada Sheryl.

"Sakit kak.." Rintih Sheryl.

Viona tak kuasa menahan tangisnya. Ia tak tega melihat penderitaan anak seusia Sheryl yang harusnya sekarang sudah mulai masuk Taman Kanak-kanak.

"Kau pasti sembuh sayang." Ucap Viona meyakinkan Sheryl.

"Iya Sheryl, kau harus kuat." Alice juga ikut menyemangati Sheryl.

Entah ia mengerti atau tidak. Tapi Alice berharap ia bisa membangun semangat Sheryl kembali.

Tiba-tiba pintu Ruangan terbuka, Alice dan Viona menoleh dengan sedikit terkejut.

You Are My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang