Suasana UGD hari ini sama seperti hari biasanya, ramai oleh orang yang berlalu lalang. Bau obat tercium keras setiap orang yang memasuki ruangan ini. Sebagian suster sedang sibuk memeriksa pasien yang baru datang.
Disinilah mereka, Kimi yang tertidur di atas kasur UGD dan Ardian tertidur di bangkunya sambil melipat kedua tangannya. Sejak siang tadi hingga malam ini Ardian menunggu Kimi sadar. Namun dia tidak kunjung terbangun dari tidurnya itu.
Ardian tersentak. Dia terbangun karena suara tangisan seorang Ibu di sudut sana. Ardian pun mengucek matanya. Dia masih di rumah sakit. Tepatnya di UGD.
Dia melihat Kimi yang tertidur pulas. Wajah tenang Kimi begitu nyaman. Mengingat apa yang di katakan dokter tadi, membuat Ardian kasihan dengan kondisi Kimi saat ini.
"Pasien sebenarnya demam tinggi. Beruntung cepat di bawa ke rumah sakit karena jika terlambat maka pasien akan step. Itu sangat berbahaya." Ardian mengangguk mengerti. "Pasien juga kelelahan. Dia kurang istirahat jadi itu juga salah satu penyebab dia demam tinggi. Dan, sebelumnya apa yang sedang di pikirkan oleh pasien?" Ardian menggeleng tidak tahu. "Dia sangat stres dan tertekan. Begitu banyak yang dipikirkannya hingga otaknya kelelahan. Dan sepertinya dia bekerja part time karena fisiknya begitu lelah. Tolong pasien sering di kontrol. Pola makanannya dan juga istirahatnya. Jangan sampai dia kelelahan dan banyak pikiran."
"Apa sih yang lo pikirin sampai otak lo itu lelah?"
"Dan juga, ngapain juga lo kerja? Lo itu harusnya fokus sama sekolah. Dasar!" Ardian menggertak giginya. Dia tidak habis pikir dengan keadaan Kimi saat ini.
Saat itu juga mata Kimi mulai bergerak. Dan kemudian dia membuka matanya perlahan. Dia begitu kaget setelah melihat sekelilingnya, apalagi setelah melihat Ardian. Dia pun beranjak duduk.
"Lo! Ngapain di sini?" Kimi menatap sekeliling, "Dan gue, ngapain juga gue di rumah sakit?" Mata Kimi melotot ke arah Ardian.
"Lo itu lagi mikirin apaan sih sampai lo itu stres? Lo ada masalah?" Ardian melipat kedua tangannya di depan dada. Infus yang ada ditangan Kimi mulai di lepaskannya. Namun berhasil di tahan oleh Ardian. "Jangan, bego!"
"Apaan sih lo! Gue mau pergi! Lepasin!" Kimi setengah berteriak. Tangan Ardian masih tetap menggenggam kedua tangan Kimi. Kimi mulai memberontak.
"Tolong lepasin gue..." Kimi pun akhirnya menangis tertunduk. Dia tidak bisa melawan kuatnya tenaga Ardian. Walau bagaimana pun Ardian itu cowok dan dirinya cewek. Tenaga cowok akan lebih kuat daripada tenaga cewek. "Gue gak punya uang buat bayarnya. Lepasin gue... Gue mohon..." Lirihnya kembali.
"Apaan sih yang lo pikirkan? Lo itu kelas 2 SMA. Lo itu gak boleh kerja. Lo seharusnya fokus sama sekolah. Bentar lagi lo naik kelas 12. Orang tua lo gak nyari uang apa?!" Ardian pun terbawa suasana. Dia hampir saja berteriak di depan Kimi. Sedangkan Kimi hanya menangis. Dia tidak mau menatap Ardian saat ini.
"Tolong, biarin gue bebas, Kak..." Kimi pun menangis semakin kuat. Tanpa babibu, Ardian langsung memeluk Kimi. Sempat terjadi perlawanan, tapi Ardian tetap tidak mau melepaskannya. Beberapa kali Kimi memukul dada bidangnya, tapi Ardian tidak mau melepaskan Kimi kali ini.
"Lo jangan mikirin sesuatu hal yang buat kepala lo sakit. Gue mohon. Lo itu masih muda, jangan sampai stres karna suatu hal yang begitu lo pikirkan. Gue mohon sama lo."
Ardian semakin erat memeluk Kimi. Dia seperti tidak ingin kehilangan Kimi. Padahal mereka baru bertemu dua hari ini.
Kimi semakin menangis tersedu-sedu. Kini dia tidak melawan lagi. Dia juga tidak membalas pelukan Ardian. Dia hanya diam menegang di tempat.
"Tau apa sih lo tentang gue!! Lo itu cuman orang baru! Jangan sok-sokan nyuruh gue!" Dalam isakannya itu, Kimi mulai berteriak frustasi.
Ardian melepaskan pelukannya. Dia memegang kedua bahu Kimi. "Iya! Gue emang orang baru di hidup lo! Bahkan kita aja baru ketemu dua hari! Tapi gue itu tau apa yang sedang lo rasain sekarang. Karna gue tau bagaimana di posisi lo saat ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL
Teen Fiction[Cover by WritersID] "Alay!" Tandas Ardian. "Apaan sih! Lo gak tau jadi fangirl, jadi jangan sok-sok bilang orang alay!" "Karena gue tau makanya gue bilang lo alay! Semua fangirl emang alay!" "Dih! Banner gue yang lo rusakin mana gantinya?!" Kimi pu...