06

33 5 3
                                    

Di sinilah mereka, terjebak berdua di perpustakaan sejak 20 menit yang lalu. Kimi yang hanya duduk diam ditempatnya, sedangkan Ardian bergelud ria dengan tugasnya.

Kimi duduk diam di sini sebenarnya bukan atas dasar kehendaknya. Melainkan karena perintah Ardian yang menyuruh Kimi agar mengajarkannya tentang sosiologi yang kebetulan lumayan Kimi kuasai. Namun beberapa menit ini Kimi hanya diam di tempat tanpa ada niat membantu Ardian.

Sudah beberapa kali Kimi melirik Ardian, berharap bahwa cowok itu akan mengizinkannya kembali ke kelas. Ardian sebenarnya menyadari itu, tapi dia berpura-pura tetap terfokus pada tugasnya.

Dreett.

Getaran ponsel itu bersumber dari ponsel Kimi yang tergeletak di atas meja, tepat di depannya. Kimi buru-buru mengeceknya. Ardian hanya melirik Kimi dari samping tanpa niat bertanya.

Pop up Line yang tertera di lockscreen Kimi bertuliskan nama Aisyah. Dengan cepat, Kimi membukanya.

Lo dimana? 5 menit lagi bu Asri dateng. Buruan ke kelas!

Setelah membaca pesan singkat itu, Kimi meringis membuat Ardian sedikit melirik ke arah Kimi.

Gue gak bisa balik ke kelas. Gue ada urusan penting.

Tak beberapa lama ponselnya kembali bergetar.

Eh! Lo mau mati? Lo gak masuk sekarang bisa-bisa bu Asri kasih nilai lo jelek! Jangan bohong sama guru.

Untuk kedua kalinya, dia meringis. Dia sekarang terjebak pada suatu situasi yang sangat tidak diinginkannya. Dia sudah berjanji untuk mengajari dan menemani Ardian di perpustakaan ini. Dan disatu sisi dia harus ke kelas sekarang juga.

"Gak hadir sehari juga gak bakal buat nilai lo jelek kali," tiba-tiba Ardian menyahut dari sampingnya. "Lagian bolos sehari aja gak papa kali. Gak enak juga jadi anak baik-baik mulu di SMA. Lo harus nikmatin masa-masa SMA ini. Masa-masa SMA gak bakal terulang untuk yang kedua kalinya, bahkan ketiga kalinya aja gak bakal!"

Setelah Ardian berujar, Kimi mengetik sebaris pesan kepada Aisyah.

Bilang gue sakit perut, gak bisa masuk kelas. Trus bilang gue lagi di jalan mau pulang. Btw, thanks!!❤️'

F a n g i r l

"Gue denger lo itu jago matematika," Kimi yang masih di sampingnya tanpak cuek. "Ajarin gue matematika dong."

"Gak!"

"Apaan sih! Kalo lo ngajarin orang, ilmu lo itu bakalan lebih lama lengketnya. Lagian kalo ilmu yang lo ajarin ke gue itu bakalan jadi pahala yang terus mengalir." Kimi menatap Ardian horor, sedangkan Ardian malah senyum miring.

"Lo kelas 12, gue kelas 11. Sejak kapan kelas 11 ngajarin kakak kelas 12?"

"Sejak ladang koko kran dilanda banjir oleh coklat!"

"Gue serius!" Kimi melipat kedua tangannya di depan dadanya. Tanpaknya Kimi tidak bisa di ajak kompromi kali ini.

"Plissss!" Ardian mengepal kedua tangannya memohon di depan Kimi. "Gue gak tau mau belajar sama siapa. Bentar lagi gue UN, gue mesti bisa nguasai semua pelajaran."

"Lo kata tampang lo ganteng kalo kayak gitu?!" Kimi menatap Ardian jijik. Tampangnya seperti bencong menurut Kimi.

Ardian kembali bersikap normal. Gayanya yang barusan sudah mempermalukan dirinya sendiri di depan Kimi, adik kelasnya sendiri.

"Apa yang gue dapat kalo gue ngajarin lo?"

"Apa aja! Gue mau ngelakuin apa aja buat lo. Tapi," Ardian mendekatkan wajahnya ke wajah Kimi. Seketika Kimi langsung mundur. "Lo harus jadi guru matematika gue sampai gue lulus!"

"Beneran nih? Apa aja?"

"Iya, apa aja!"

Di saat itu lah Kimi mulai berpikir kejam. Dia akan memanfaatkan Ardian mulai hari ini. Senyum Kimi kian membesar, Ardian pun menatap Kimi bingung.

"Lo kenapa? Gak mikir yang aneh-aneh kan ya?"

"Aneh-aneh yang lo maksud apaan?" Ardian hanya mengedipkan bahu tidak tahu. "Sekarang gue mulai aja permintaan gue." Wajah Ardian seperti bertanya apa yang diinginkan Kimi saat ini.

"Temenin gue jalan-jalan!"

Kedua mata Ardian membesar. Bagaimana bisa dia mengabulkan permintaan Kimi sedangkan sekolah ini memiliki penjagaan yang ketat? Bagaimana dia bisa keluar dari sekolah ini?

"Apa aja! Kata-kata itu baru lima detik lo ucapin. Jangan ingkar ya!" Kimi tersenyum senang.

Ardian kembali bernafas kembali namun dia merasa tidak tenang. "Lo gila! Mana bisa kita keluar dari sini pas jam pelajaran kayak gini?"

"Keluar dari pagar lah, bego!"

"Ya maksud gue itu, gimana bisa kita keluar lewat pagar? Ngelanggar peraturan, gue sama lo bisa dihukum!"

Kimi hanya tersenyum dari tadi. "Gue aja bisa bolos dari pelajaran Bu Asri, masa lo gak bisa bolos dari satpam?"

"Jadi maksud lo, gue harus kibulin satpam?" Kimi hanya diam. Ardian tanpak berpikir. Kemudian otaknya pun memikirkan hal yang sama dengan Kimi. "HEBAT!! Kibulin aja dengan alasan lo sakit perut! Berhasil tu!"

"Lemot banget sih!" Kimi pun menggerutu kesal.

F a n g i r l

A/n: jangan bolos sobat ku! Jangan ditiru yaa mereka. Mereka kadang mikir gak pake otak, tapi pake dengkul! Eh??

Pendek chapter ini. Bikaus aku ngantuk hahaha.

Next...

FANGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang