08

44 7 0
                                    

Setelah dua jam bermain di timezone, Kimi pun meminta berbelanja pakaian di lantai atas. Mau tidak mau Ardian harus menuruti permintaannya yang satu ini. Mereka pun berjalan menuju lantai atas.

Sesampainya di lantai atas, Kimi langsung mencari pakaian yang sudah lama diincarnya. Bahkan dia sangat hapal dimana letak pakaian tersebut. Sedangkan Ardian berjalan berlawanan arah dengan Kimi. Ardian berjalan menuju tempat boneka di sudut kirinya.

"Akhirnya gue bisa beli baju Kpop stuff!" Serunya gembira. Tidak ada yang lebih diinginkannya selain Kpop stuff. Selain harganya yang mahal, orang yang menjualnya pun jarang, selain di online shop. Atm Kimi sudah habis karena ayahnya dan bagaimana dia bisa membeli Kpop stuff di online shop? Gak mungkin kan Kimi harus mendatangi kakak-kakak online shop itu?

Kimi mulai mencari baju yang bertuliskan EXO. Baju jersey yang sering digunakan EXO saat konser, salah satu yang ingin dia beli sekarang.

Dan tara!! Dapat!! Baju putih bergaris-garis hitam, berlengan pendek yang dibagian depannya bertuliskan EXO Planet dan di belakangnya bertuliskan nomor. Kebetulan sekali Kimi mendapatkan baju yang bernomor 12. Iya, D.O bernomor 12! 12!!! Aaaaaaaaaaaaaa!!

Kimi memeluk baju tersebut dengan erat. "Aaaaaa! Gila!! Gue bisa dapet baju D.O., akang mas bebeb gue!"

Kimi pun beralih ke sisi sebelahnya. Jaket yang bertuliskan EXO juga pastinya. Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil jaket tersebut.

"Udah deh. Entar uang dia habis pula sama belanjaan gue," Kimi hanya cengir sendiri. You know-lah, Kpop stuff itu gak murah. Very very very expensive! Maka dari itu Kimi harus pikir-pikir dulu untuk membeli lebih.

Kimi mencari keberadaan Ardian. Kimi kesal, Ardian tidak bilang dia mau kemana dan mencari apa. Jika dia bilang mungkin Kimi akan mudah mencarinya. Kalau begini, masa satu lantai ini harus Kimi jelajahi? Ini luas. Luas!!

"Kemana sih lo? Nama lo aja gue gak tau,"

Dia merutuki dirinya sendiri. Dia menyesali perbuatannya yang tidak mau berkenalan dengan Ardian tempo hari saat dia baru keluar dari rumah sakit. Sebenarnya waktu itu Kimi tidak mau diganggu makannya dengan acara perkenalan, ya, bisa dibilang cukup basi.

Kimi melihat kaca besar yang merupakan dinding toko boneka. Dia melihat kedalam untuk memastikan apakah itu Ardian atau bukan. Dan ternyata benar.

"Lo ngapain ke sini? Gue cari-cari juga!" Kesalnya.

"Eh? Lo. Udah siap emangnya?" Ardian sedikit terkejut dengan keberadaan Kimi yang tiba-tiba.

Kimi menunjukkan baju dan jaket yang telah diambilnya. "Ini,"

"Cuman ini aja?"

Kimi melotot, "Cuman kata lo?" Ardian mengangkat kedua alisnya acuh. "Gue takut aja entar lo gak bisa belinya. Soalnya ini mahal." Kalimat terakhir di ucapnya begitu pelan.

"Oh." Kemudian Ardian pergi meninggalkan Kimi.

"What?! Oh doang??"

"Lo mau bayar atau mau tetep di sana?" Panggil Ardian dari ujung lorong ini. Dengan cepat Kimi pun berjalan mengikuti Ardian. Sebelum itu, Ardian harus membayar dua boneka ini.

"Untuk siapa bonekanya?" Tanya Kimi melirik kedua boneka tersebut.

"Untuk perempuan yang gue sayang." Jawabnya santai.

"Uuuuuuu. Udah ada cewek lo ya. Gak marah cewek lo kalo lo jalan sama gue? Gue gak mau dicap sebagai cewek perusak hubungan orang lain, ya."

"Gak bakal marah. Kalo dia tau juga dia bakalan seneng, bukan marah," Ardian tersenyum kearah Kimi, sedangkan Kimi memiringkan kepalanya bingung.

F a n g i r l

"Ian pulang! Assalamualaikum!" Teriak Ardian seketika membuka pintu. Namun hanya jawaban yang setengah ikhlas yang diterima Ardian. "Mama mana, dek?"

"Mama pegi ke rumah temennya katanya, bang." Alya pun acuh tak acuh menjawabnya. Dia terlalu asik dengan film yang ditontonnya.

"Lihat ini, abang bawa apa?" Ardian mengangkat boneka yang berwana orange soft tersebut.

"Aaaa! Abang! Alya mau ituu!" Alya langsung turun dari sofa dan berlarian menghampiri Abangnya. Ardian pun langsung memeluk Alya dan menggendongnya seketika. Alya memeluk erat boneka tersebut. Sedangkan Ardian memeluk Alya dengan sangat erat. Dia sudah begitu rindu dengan adik perempuannya ini.

"Suka gak?"

"Suka banget, bang!" Jawabnya semangat. "Tapi, itu boneka satunya lagi untuk siapa, bang?"

"Ada deh, kepo kamu!" Ardian mencolek hidung Alya gemes.

"Turunin, bang! Alya mau nonton."

Nurut, Ardian menurunkan Alya dan Alya pun berlari sambil memeluk boneka pemberian Abangnya dan duduk di sofa kembali.

"Abang ke kamar ya. Kalo ada apa-apa, panggil aja abang."

F a n g i r l

Ardian langsung membuka bajunya, gerah. Seharian dia bermain dengan Kimi, dari siang hingga malam. Walau dia sudah merasa lelah, tapi Kimi masih tetap semangat. Tapi setelah di mobil, Kimi langsung tertidur pulas. Membayangkan wajah Kimi sewaktu tidur tadi saja sudah membuat Ardian senyum-senyum tidak jelas seperti ini.

Namun satu yang membuat Ardian penasaran. Kenapa Kimi selalu meminta mengantarkannya sampai depan komplek saja? Mengapa tidak sampai depan rumah? Ardian kan ingin menjadi seorang laki-laki yang bertanggung jawab. Menurunkan seorang perempuan di depan komplek pada malam hari itu tidak laki-laki namanya.

Ardian langsung menjatuhkan badannya di atas tempat tidur. Dia benar-benar lelah hari ini. Dengan baju putih polosnya dan cana SMA-nya, dia tertidur pulas dengan posisi yang sedikit kurang nyaman.

F a n g i r l

A/n: itu boneka satunya lagi untuk aku kan, bang Ian?😌😚

Ayeyy! Besok terakhir ujian!! Bentar lagi libur:v

Eh btw ada yg ngebayangin cast nya ga? Kalo boleh tau, siapa?

FANGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang