Hari ini hari Senin. Setelah upacara bendera, suasana sekolah sangat ramai. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing, apalagi anggota OSIS. Sudah dari minggu lalu Kepala Sekolah memberitahukan bahwa hari ini akan dibuka acara pertandingan antar sekolah yang diselenggarakan oleh sekolah ini sendiri.
Kimi terdiam dikursinya sendirian. Biasanya Aisyah menemani kagabutan Kimi, tapi tadi katanya dia mau lihat doinya tanding dulu, sekalian cuci mata. Aisyah sempat mengajak Kimi ke lapangan, tapi Kimi menolaknya. Sudah lama dia tidak memandangi oppa-oppa nya, begitu alasannya.
"Gila!! EXO mau konser di Indonesia! Ini bener gak, sih?!" Teriaknya penuh semangat. Sampai-sampai Gio yang sedang mengambil pena di dalam tasnya saja risih dibuatnya.
"Lo kenapa, Kim? Fangirling pastikan?" Tebaknya. "Aelah, oplasan gitu lo idolakan,"
"EXO GAK OPLAS, TAI!" Balas teriak Kimi.
"Eh santai. Gue becanda, hehehe." Kemudian Gio pergi berlalu. Sebelum itu dia sempat bergumam, "Galak amat sih."
Setelah melihat timeline Line nya, Kimi beralih membuka instagram. Kiriman yang pertama kali muncul diberandanya adalah berbagai berita tentang EXO yang akan konser di Indonesia. Ada juga kiriman dari fanpage tentang idol yang lainnya.
Kiriman demi kiriman dibacanya. Sehuruf pun tak akan dilewatkannya. Satu kata yang terlewatkan, maka berubahlah berita itu.
Disetiap kiriman, terpampang jelas foto-foto idolnya. Tidak hanya dilihatnya saja, tetapi dia langsung screenshot itu layar. Otomatis ke save.
Biar entar kangen bisa buka galeri aja. Daripada buka internet, kan boros kuota.
F a n g i r l
Ardian hendak pergi ke lapangan basket, ingin melihat situasi saat ini dan juga mencari keberadaan Kimi. Sejak tadi Kimi tidak terlihat dimanapun. Padahal kan hari ini ada acara. Siswa mana sih yang gak mau keluar kelas sambil lihat cogan-cogan dari sekolah lain?
Eh tapi, gue cogan juga kok.
Saat Ardian tidak sengaja melewati kelas Kimi, dia melihat Kimi sedang duduk adem di kelas sendirian sambil memegangi ponselnya dengan takjub.
Buset! Pantesan kagak ada di luar. Eh ternyata di dalam kelas main hp.
"Ekhem," Ardian berdeham sambil mengetok pintu yang terbuka. "Spadaaa!"
"Gak pesen pizza, mas!" Teriak Kimi masih menatap layar ponselnya. Kemudian dia tersadar bahwa ini sekolah, bukan rumah. Jadi, kenapa bisa orang tukang anter pizza bisa masuk?
Kimi melihat horor ke arah pintu. Detik berikutnya dia menghembuskan napas panjangnya. Kimi kembali terfokus pada layar ponselnya dan mengabaikan keberadaan Ardian. Ardian pun berjalan masuk.
"Mau nyari siapa? Yang lain pada keluar, jadi orang yang lo cari pasti ada di luar," ucapnya ogah-ogahan. Dia saat ini sangat tidak mau diganggu, apalagi disaat dia menstalk para cogan Korea.
Ardian terus berjalan dan duduk di kursi tepat di depan Kimi. Wajahnya sengaja di dekatkannya dengan wajah Kimi.
"Gue nyari lo, bukan yang lain,"
Seolah terhipnotis, Kimi menengadahkan kepalanya dengan gerakan slow montion ala-ala drama Korea.
"Karna lo lebih menarik perhatian gue saat ini." Lanjut Ardian. Jantung Kimi sudah dag-dig-dug ser kayak gendang dangdutan. Apalagi dengan jarak wajah yang sekitar satu jengkal.
Sebuah senyum tulus pun terukir dibibir Ardian. Baru Kimi sadari bahwa Ardian itu manis saat senyum, apalagi dilihat dari jarak yang terlampau dekat seperti ini.
Beberapa detik kemudian, tatapan Kimi berubah menjadi memelas. Dia seperti sudah tersadar akan dunia ini. Bagaimana bisa jantungnya berdetak lebih kencang karna cowok yang sampai sekarang saja dia belum tau namanya.
"Tapi sory sory aja nih, oppa-oppa yang ada di layar hp gue lebih menarik daripada lo," balasnya tajam. Kemudian dia terfokus kembali pada ponselnya.
Yaelah, gue kira baper pula ini cewek.
"Gue lebih beruntung daripada itu cowok," tunjuknya ke layar ponsel Kimi, sontak Kimi menatapnya kembali. "Dia cuman dilayar lo doang, lah gue di depan mata lo. Natap lo. Dia mana bisa natap lo sedeket ini, ya kan?" Kemudian Ardian tertawa bangga, dia lebih beruntung daripada cowok yang ada di layar ponsel Kimi. Memang benar!
"Lo kenapa sih? Kesambet apaan lo kemaren pas gak dateng? Kok jadi aneh gini?"
Kok gue kesel ya?
"Cie perhatiin gue, sampai tau kalo gue gak dateng kemaren. Cieee," ledek Ardian. Dia menoel-noel pipi Kimi dengan gemas.
"Apaan sih lo. Singkirin gak tangan lo!"
"Cie pipinya merah. Makin gemes aja adek kelas gue," Ardian pun tertawa puas dibuatnya. Kimi yang menunduk pura-pura fokus dengan apa yang ditampilkan oleh ponselnya, seolah Ardian itu tidak ada.
Apaan sih ini pipi pake merah segala! Gue kan malu! Mama... Tolong Kimi dari atas sana, dongg!ㅠㅠ
F a n g i r l
A/n: ciee ciee /dalem hati mah gue cemburu/ ciee ciee ciee
Next....

KAMU SEDANG MEMBACA
FANGIRL
Teen Fiction[Cover by WritersID] "Alay!" Tandas Ardian. "Apaan sih! Lo gak tau jadi fangirl, jadi jangan sok-sok bilang orang alay!" "Karena gue tau makanya gue bilang lo alay! Semua fangirl emang alay!" "Dih! Banner gue yang lo rusakin mana gantinya?!" Kimi pu...