8. PENYESALAN

3K 242 3
                                        


Sudah lima hari semenjak Egi memutuskan Uci, dan lima hari juga Uci tidak masuk sekolah. Ponsel Uci tidak aktif sejak hari Itu, dan Rumah Uci selalu tampak sepi setiap kali Egi melihat nya setelah pulang sekolah.

Pagi ini seperti biasa nya, Egi sudah berseragam sekolah dan berdiri di depan pagar rumah Uci. Egi berharap Uci akan muncul dan mereka bisa berangkat ke sekolah bersama.

Sekarang sudah jam 06:55. Egi mulai melangkah untuk berangkat ke sekolah, karena lima menit lagi pelajaran akan di mulai.

Ketika mendengar suara pagar rumah Uci di buka, Egi menghentikan langkah nya dan berbalik ke arah rumah Uci. Seorang wanita paruh baya sedang berusaha membuka kunci pagar rumah Uci.

"Permisi buk, maaf yang punya rumah ini pada kemana ya buk?"
Tanya Egi sopan.

Wanita paruh baya tersebut menatap bingung ke arah Egi.

"Saya tetangga nya buk, saya anak nya pak Prasetya yang tinggal di rumah itu" Egi menunjuk ke arah rumah nya.

"Owh... Pak Rubi sedang dinas keluar kota, sedangkan Ibu Santi sedang menunggui anak nya di rumah sakit" jelas wanita tersebut.

Egi yakin bahwa pak Rubi dan Ibu Santi adalah orang tua Uci. "Siapa nama anak nya yang sakit? dan di rawat di rumah sakit mana?, sakit apa? Dan sudah berapa lama?". Tanya Egi khawatir.

"Mas ini pacar nya neng Uci ya? kok tampang nya khawatir sekali". Wanita itu tertawa kecil. "Ibu Santi kan cuma punya satu anak, yaitu neng Uci, dan sekarang sedang sakit sejak empat hari yang lalu. Untuk sakit apa dan di rumah sakit mana ibu tidak tau. Karan ibu cuma diminta bantu bersih-bersih di rumah ini hanya hari sabtu dan minggu"

"Oke buk, terimakasih atas Info nya" Egi meninggalkan wanita tersebut dan berlari kencang menuju sekolah nya karena sudah telat masuk sekolah.

Egi-Rara (08:03)

Egi
Ra lo tau Uci di rawat di mana?

Rara
Dirawat apa?

Egi
Uci ga masuk sekolah karna sakit. Sekarang lo kasi tau gue, dia sakit apa dan dirawat di mana?

Rara
Eh... Gue ga tau tentang kabar Uci. Sejak senin kemaren ponsel nya ga aktif, dan di rumah Uci juga ga ada orang nya. Dan semua itu gara-gara perbuatan jahat lo😏.

Egi
Lo ga usah bohong ma gue, gue tau gue udah keterlaluan dengan Uci. Sekarang lo kasi tau Uci di mana?

Rara hanya membaca Wa dari Egi kemudian mematikan ponsel nya tanpa membalas Wa tersebut.

Teeeeet....teeeeet....teeeeet

Bel istirahat sudah berbunyi. Egi cepat-cepat menghampiri Rara dan mencengkeram pergelangan tangan Rara.

"Lo kasi tau gue, Uci sekarang dimana?" tanya Egi dengan suara mengancam.

Rara mengibaskan cengkeraman tangan Egi. "Gue ga tau, dan kalau pun gue tau, gue ga bakalan ngasi tau lo. Gue ga mau lo berbuat semena-mena lagi pada Uci. Dan kalo lo ngebully gue, gue juga akan pindah sekolah sama kayak Uci. Pindah ke sekolah yang ga ada raja bully kayak lo dan teman-teman coolboy lo." cerca Rara kemudian pergi meninggalkan Egi.

"Uci mau pindah sekolah ya Ra?" tanya Egi sedikit berteriak karna Rara semakin jauh dari nya. Dan Rara tidak memberikan jawaban apa pun.

*************************************************

Pagi senin yang cerah. Jam menunjukan pukul enam lewat empat menit. Uci sudah sampai di gerbang sekolah, setelah hari minggu kemaren dinyatakan sembuh oleh dokter dari penyakit magh akut nya.

Uci sengaja datang pagi-pagi meskipun baru sembuh dari sakit, karena setiap hari senin adalah jadwal Uci melaksanakan tugas piket kelas.

Pieeet... Pieeet...... Pieeet.

Sebuah mobil Honda jezz merah berada dibelakang Uci. Uci melihat kearah mibil kemudian meminggirkan tubuhnya agar mobil tersebut bisa melewati gerbang sekolah yang tidak terlalu lebar.

Setelah mobil tersebut melewati nya, Uci kembali melanjutkan langkah nya. Pengemudi mobil merah tersebut terus membunyikan klakson. Uci penasaran siapa pengemudi mobil tersebut 'tidak mungkin Egi pakai mobil baru pergi ke sekolah sepagi ini' Batin Uci.

Uci masih berdiri di halaman sekolah, menunggu si pengemudi mobil merah tersebut memarkirkan mobil nya.

Beberapa saat kemudian, Uci mematung ketika melihat Cowok keren yang dikenal nya, keluar dari mobil tersebut.

Dengan tubuh maskulin, seragam dan rambut tertata rapi, Cowok tersebut menghampiri Uci. Uci yang semula mematung terkesima, dan kemudian tersadar ketika menghirup aroma mint yang sangat dia rindukan masuk ke hidung nya saat cowok tersebut mendekat kearah nya.

"Hallo..." Cowok keren tersebut menjentikkan jari nya di depan wajah Uci.

"Kak Dika" ucap Uci yang masih menatap shock dan kagum ada cowok di depan nya.

Whatsapp Aku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang