Prologue

320 34 1
                                    

Kubuka buku catatan yang sudah usang ini, halaman terbuka.
Dan masih terlukis dengan jelas, gambaranmu disana.

Bergetar tubuh ini, saat memori tentangmu yang selama ini kulupakan kembali menyapa.
Ini sungguh menyedihkan, karena aku tidak bisa kembali ke masa itu.

Terbang bersama Tinkerbell, akan ku temui dirimu di Neverland bersama semua kenangan ini.
Ditempat itu, dimana kita bisa kembali saling memandang dan tersenyum.

Aku akan menjadi Peterpanmu, Lelaki yang berhenti ditengah waktu.
Aku akan selalu bersamamu dan selalu mencintaimu, meski canggung kadang menyapaku.

ㅡPeterpanㅡ

.

.

.

Itu adalah sore di awal musim dingin. Seorang gadis kecil berusia empat tahun sedang bermain dengan boneka-bonekanya di balkon kamarnya. Tidak peduli angin khas musim dingin menusuk kulitnya, gadis itu dengan cerianya menggerak-gerakkan bonekanya dan berbicara sendiri, seolah sedang menjadi dalang dan boneka-boneka itu wayangnya.

"Jiyeon-ie, kenapa main di luar? Anginnya dingin. Ayo masuk." kata seseorang yang baru saja masuk ke kamar Jiyeon.

"Jiyeon-ie suka dingin, eonni" jawab Jiyeon tanpa mengalihkan perhatiannya pada boneka-bonekanya.

Seseorang yang dipanggil eonni itu hanya mendesah pelan. Sebenarnya dia hanya babysitter dari bocah bernama Jiyeon, tapi dia tidak bisa melihat Jiyeon menangis hanya karena memaksanya masuk kamar.

"Nanti kalau Jiyeon sakit bagaimana?"

Jiyeon menggeleng cepat. "Jiyeon tidak akanㅡ". Netranya tidak sengaja melihat sesuatu. Buru-buru dia berdiri di dekat pembatas balkon yang lebih tinggi darinyaㅡyang membuat Yoonji, babysitternya buru-buru menghampirinya. Dia mengintip melalui celah pembatas itu.

"Ada apa?" tanya Yoonji

"Mereka siapa?" tanya Jiyeon sambil menunjuk ke arah jalan depan rumahnya. Di sana ada dua orang anak laki-laki yang bermain dengan seekor anjing putih. Yang satu seumuran Jiyeon, yang satunya seumuran dengan Kim Woobin, kakaknya Kei.

Ini bukan pertama kalinya Jiyeon melihat mereka. Jiyeon hanya penasaran dengan dua anak itu. Sudah tiga hari ini selalu bermain di depan pagar rumahnya dengan anjing itu, tapi Jiyeon tidak kenal.

"Oh, mereka itu tetangga baru kita. Mereka pindahan dari Amerika loh" jawab Yoojin

"Amerika? Mana itu?"

"Amerika itu jauh sekali pokoknya. Kalau disini siang, maka di sana malam"

"Hah?"

"Hehe, nanti Jiyeon-ie tanya Ibu saja ya. Katanya, Ibu pernah ke sana"

"Benarkah?"

Yoonji mengangguk.

"Bagaimana dengan eonni? Apa eonni pernah kesana?"

Yoojin menggeleng. "Tidak pernah"

Jiyeon hanya mengangguk pelan. Lalu pandangannya kembali ke arah dua anak kecil yang bermain bola dengan anjingnya tadi.

Kedua tangan kecil Jiyeon memegang pembatas balkon. Bibir mungilnya mengerucut lucu. "Eonni bilang mereka tetangga kita, tapi kenapa mereka tidak pernah ke sini?"

Benar. Biasanya, jika ada tetangga baru, tetangga itu akan pergi ke rumahnya dan tetangga lainnya hanya sekedar memperkenalkan diri dan memberi bingkisan kecil berisi makanan. Jiyeon bingung kenapa tetangga baru itu tidak pernah ke rumahnya. Jiyeon kan juga ingin tahu, lebih-lebih ada anak yang seumuran dengannya. Jiyeon ingin punya teman. Sangat bosan jika harus main sendirian di kamar, ya meskipun dia ditemani Yoonji.

"Mereka pernah ke sini, kok. Tapi Jiyeon-ie sedang tidur."

"Benarkah?"

Yoonji mengangguk.

"Apa mereka membawa makanan Amerika?"

"Mereka membawa kacang almond. Kacang yang Jiyeon-ie makan kemarin"

"Apa kacang almond itu makanan Amerika?"

"Eonni tidak tahu. Tapi setahu eonni, kacang almond yang paling bagus itu di Amerika"

Jiyeon hanya mengangguk-anggukkan kepalanya lucu. Entah dia benar-benar paham atau tidak. Pandangannya masih saja menuju ke arah dua anak yang berlari-larian dengan anjingnya.

Tatapannya berubah menjadi sendu.

"Eonni, aku ingin punya teman seperti mereka"

.

.

.

To Be Continued~

Post pertama hehe..
Hope you like it😄😄

-xoxo-

[0.5] My Fate : Peter PanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang