Chapter 24 : Go Back

86 15 2
                                    

Entah apa yang merasuki Joshua, dia bangun lebih awal hari ini. Bahkan mataharipun belum menampakkan diri, dia bergegas mandi padahal ini hari libur.

Dia buru-buru berangkat, dan melupakan sarapannya atau bahkan sekedar menyapa neneknya yang saat itu sedang menyapu halaman rumahnya.

Dia memberhentikan sebuah taksi, lalu menaikinya. Dia melihat jam tangan digital biru tua di lengan kirinya.

05.27 A.M

Masih terlalu pagi sebenarnya. Tapi jadwal penerbangan tiga jam lagi.

Ya. Hari ini adalah hari kepindahan Hoshi, dan Joshua tidak mau membuang-buang waktunya. Dia ingin bertemu dengan anak-laki-laki-bodoh-dari-Asia yang sangat jarang dia temukan di Benua manapun.

To be honest, hidup Joshua jadi lebih berwarna sejak ada Hoshi. Dia sering diajak berbuat nakal bersama. Bolos, mengerjai teman, sampai memalak adik kelas.

Bedanya, Hoshi tidak kasar seperti preman sekolah saat berbuat nakal. Jatuhnya malah seperti bocah dua tahun yang menyamar sebagai remaja lima belas tahun ㅡsiapa yang tega memarahinya?

Semua itu membuat Joshua tersenyum tanpa sadar.

Taksi itu berhenti di depan sebuah rumah minimalis bercat biru muda. Joshua menghela napas saat ada beberapa mobil pengangkut barang di depan rumah itu ㅡBahkan barang-barang Hoshi sudah siap antar.

Ini mengingatkannya pada kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya akan kembali ke Amerika. Dimana Jiyeon menangisi kepergiannya.

Sekarang Joshua paham bagaimana perasaan Jiyeon saat itu ㅡsangat paham.

Dengan langkah pelan, Joshua menghampiri Ayah Hoshi yang sedang berbincang dengan pihak pengantar barang, lalu menyapanya.

"Annyeonghaseyo, ahjussi"

"Oh, Joshua, kau sudah datang? Kau masuk saja. Hoshi di dalam. Ahjussi masih ada urusan"

Joshua langsung mencari keberadaan teman Asianya itu, dan menemuikannya sedang makan telur kepiting di meja makan yang ada dapur.

"Oh, kau sudah datang? Duduklah. Ayo makan. Ibuku masak banyak sekali ini" kata Hoshi menyambut kedatangan Joshua.

Joshua duduk di depan Hoshi, tak lupa menyapa ibu Hoshi yang sedang memanggang ikan tuna.

Ibu Hoshi menyodorkan mangkuk berisi nasi dan potongan tuna setengah matang bersama sausnya kepada Joshua.
"Makanlah, bibi sengaja memasak seafood hari ini ㅡuntuk mengosongkan kulkas. Kau tidak alergi seafood kan?"

Joshua menggeleng. "Tidak. Tapi, ahjussi di depan. Tidak makan bersama?"

"Ayah alergi seafood. Jadi Ayah hanya makan bibimbab" jawab Hoshi














Joshua melihat ke luar. Sekarang dia berada di taksi bersama Hoshi.

Ya, dia akan mengantar temannya itu ke bandara.

Hening.

Dia ingin mengajak Hoshi bicara atau barang mengatakan sesuatu, tapi semua itu seperti tersangkut di pangkal tenggorokannya.

"Kenapa diam saja?" tanya Hoshi memecah keheningan

Joshua menghela napas. "Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Rasanya aneh sekali melihatmu kembali ke negara asalmu, apalagi negara itu sama dengan negaranya"

Hoahi tersenyum tipis. "Aku tahu perasaanmu. Kau merindukannya kan?"

Joshua hanya diam. Diam-diam mengiyakan tebakan Hoshi.

[0.5] My Fate : Peter PanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang