Chapter 1 : Have A New Friend

239 34 7
                                    

Pagi itu adalah pagi yang dingin di bulan Februari. Meskipun begitu, Jiyeon bangun pagi-pagi dan segera bersiap-siap. Hari ini, dia akan mulai masuk sekolah TK.

Kakaknya bilang, sekolah itu enak, punya banyak teman. Jiyeon jadi sangat senang. Dia akan punya banyak teman seperti kakaknya nanti.

Jiyeon buru-buru turun dari gendongan ibunya saat sudah sampai di ruang makan, membuat ibunya kewalahan. "Hati-hati, Jiyeon-ie"

Dia berlari menuju Ayahnya yang sedang meminum kopi.

"Ayah!"

Tuan Kim segera menurunkan cangkirnya dan memeluk gadis kecilnya itu. "Aigoo, anak Ayah sudah besar. Lihat, sekarang akan pergi sekolah"

Jiyeon kecil hanya menyunggingkan senyumnya, memperlihatkan gigi-gigi putih kecilnya.

"Kalau di sekolah nanti, jangan merepotkan guru. Oke?"

Jiyeon menunjukkan jempolnya.

"Jiyeon-ie...!!"

Jiyeon menoleh dan mendapati Woobin, kakaknya yang juga sudah siap dengan seragam sekolahnya menuruni anak tangga dengan cepat dan menghampirinya. Dia melepaskan Ayahnya dan beralih pada kakaknya. "Oppa!" sapanya riang.

Woobin menangkup kedua pipi Jiyeon, lalu menciumnya berkali-kali dengan gemas. Membuat Jiyeon mengelak, lalu menatapnya sebal sambil mengusap bagian wajahnya yang diciumi kakaknya.

"Dandananku rusak nanti" gerutunya

Woobin hanya tertawa tanpa dosa. "Aku tidak percaya kalau anak manja sepertimu akan sekolah. Apa kau bisa punya banyak teman sepertiku nanti?"

"Tentu saja bisa! Aku akan punya banyak teman dan membawanya ke rumah! Aku akan mengenalkannya pada Oppa nanti!" ujar Jiyeon dengan semangat.

Woobin buru-buru mengibaskan tangannya. "Jangan, jangan. Satu saja cukup. Teman-temanmu akan membuat rumah berantakan nanti"

Baik Tuan Kim maupun Nyonya Kim yang melihat kedua anaknya itu hanya terkekeh pelan. Mereka benar-benar anak yang polos.

"Jiyeon-ie, Woobin-ie, ayo sarapan. Setelah itu kita berangkat sekolah"

---

Jiyeon melangkah dengan ceria sambil menggandeng Ibunya. Pandangannya menyapu sekitar. Menelisik bagaimana suasana sekolah barunya.

Ramai tentu saja. Ada banyak anak yang seumuran dengannya, masing-masing juga bersama orang tuanya.

Dia ingat perkataan kakaknya saat di mobil tadi.

"Sebenarnya, kau tidak perlu teman yang banyak. Cukup satu saja yang bisa membuatmu menjadi orang yang berharga"

Jiyeon tidak mengerti kenapa kakaknya tiba-tiba meralat perkataannya yang sebelumnya teman yang banyak itu menyenangkan. Sampai ibunya menambahkan, "Teman yang banyak itu perlu perlu. Tapi, teman dekat itu lebih perlu".

Jiyeon mengerti sekarang. Dia hanya perlu menemukan satu teman yang bisa diajak susah senang bersama. Satu orang yang bisa melindunginya, menyayanginya seperti kakaknya. Kalau teman biasa, dia bisa mendapatkannya dengan mudah.

Jiyeon menyunggingkan senyumnya saat ada seorang guru yang menyapanya dan ibunya. Guru itu mengajaknya bicara, menanyakan hal kecil seperti; apa dia menyukai tempat ini, apa dia senang, dan pertanyaan kecil lain.

Dia menjawab pertanyaan itu dengan seadanya. Lalu guru itu mengajaknya dan ibunya untuk masuk ke dalam aula, karena acara penyambutan murid baru akan dimulai. Dia baru saja akan melangkah masuk, tapi manik matanya tak sengaja melihat sosok yang familiar.

[0.5] My Fate : Peter PanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang