Chapter 21 : Winter Class

88 16 0
                                    

"Kau sudah dengar? Mereka diskors tiga hari"

"Mereka berdua? Harusnya perempuan itu saja. Dia kan yang mendorong Hanbin Oppa"

"Benar. Aku yakin Kepala Sekolah dibayar oleh Ayah perempuan itu"

"Tentu sajalah. Sudah sok pintar, sok cantik, sok berkuasa lagi. Selalu sok sempurna. Padahal menurutku Irene sunbae lebih sempurna daripada dia"

BRAAKK!!

Jungkook menendang bangkunya dengan keras, membuat semua siswa yang ada di kelas itu menoleh ke arahnya, termasuk tiga gadis yang sedang sibuk menggossip tadi.

"Kau ini apa-apaan?!" protes Jihyo--salah satu gadis penggosip tadi.

"Bisakah kau dan teman-temanmu itu diam? Kalian terus saja mengoceh tanpa henti, tidak capek?" kata Jungkook dingin.

"Apa-apaan? Kami juga biasa seperti ini. Katakan saja, kau tidak nyaman karena kami membicarakan mantan pacarmu itu!" tukas Jiho, gadis penggosip yang satunya.

"Ya, aku memang tidak nyaman! Jadi bisakah kalian diam? Dasar penggosip!" kata Jungkook sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Kalau kami penggosip, lalu kau apa? Mengencani putri CEO yang terkenal anti sosial lalu tiba-tiba mencampakkannya, supaya apa? Kau mau terkenal?" olok Yeonwoo, gadis penggosip ketiga.

Jungkook sedikit tersentak mendengar tuduhan Yeonwoo. Tapi buru-buru dia mengatur ekspresinya.

"Kau tahu apa? Dia yang mencampakkanku!" tukas Jungkook

Yeonwoo mendengus. "Lalu kenapa dia masih mengejarmu?"

"Memangnya kenapa jika Kei masih mengejar Jungkook? Kau cemburu?" kata Mingyu ikut campur

"Bisakah kalian diam? Aku tahu orang tua kalian mampu membuat kalian lulus dengan nilai bagus, tapi bisakah kalian tidak mengganggu teman kalian yang sedang bekerja keras? Menyebalkan" pungkas Mingyu yang membuat ketiga gadis tadi kesal dan kembali ke bangku masing-masing

Jungkook menatap Mingyu dengan pandangan yang sulit diartikan. Sementara yang ditatap melanjutkan membaca buku.

===

Jiyeon meringkuk di balik selimut baby pinknya, entah apa yang ada di pikirannya. Bahkan penampilan SHINee di TV tidak menarik lagi untuknya.

Hari ini dia tidak pergi ke sekolah. Bukannya tidak mau, tapi tidak boleh. Dia tidak boleh pergi ke sekolah selama tiga hari ke depan. Dan sekarang dia dikurung di kamarnya.

Dia ingin sekali menangis. Tapi dia tidak bisa. Mungkin air matanya sudah kering. Semalam, dia tidak bisa tidur karena terus-terusan menangis.

Ayahnya marah, ibunya tidak membelanya. Kakaknya tidak menemuinya. Sujeong tidak mau bicara dengannya.

Lima hari yang lalu, saat dimana dia kabur dari ruang kepala sekolah, dia bertemu dengan Sujeong di tangga.

Jiyeon mati-matian menahan tangisnya, tapi dia malah bertemu Sujeong yang sedang menangis.

"Sujeong-a, kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi?" tanya Jiyeon saat itu.

Sujeong menghapus air matanya. "Tidak ada"

"Bohong. Katakan padaku, ada apa? Apa ada yang menyakitimu? Apa Dongho mengejekmu lagi? Katakan saja. Aku bantu"

"Kau tidak bisa"

"Aku bisa. Aku--"

"No Minwoo bilang dia menyukaimu"

Jiyeon terkejut. "H-hah?"

[0.5] My Fate : Peter PanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang