Chapter 23 : Regret

77 16 2
                                    

Entah sudah ke berapa kali Taehyung menguap. Dia melihat jam tangannya. Dia menghitung sudah tiga jam di perpustakaan kota, tapi gadis di sampingnya itu tidak juga bergerak dari tempatnya. Wajahnya tetap serius membaca sebuah buku bersampul jingga sejak tiga jam yang lalu.

Taehyung menyandarkan kepalanya di meja, menghadap gadis yang sudah menjadi pacarnya tiga minggu ini.

Netranya tak bosan melihat setiap inci wajah itu. Dia sangat bersyukur bertemu dengan gadis sepertinya.

Taehyung menguap lagi, kemudian mulai menutup matanya dan tertidur. Itu lebih baik daripada mengganggu gadisnya.

Getaran ponsel mengalihkan perhatian Jiyeon. Ayahnya menelpon.

"Ya, Ayah?"

"..."

"Perpustakaan kota. Kenapa?"

"..."

"Iya, ini kan masih ㅡoh, jam empat. Hehe, iya, iya. Aku tidak akan pulang telat kok. Sudah ya? Sampai nanti"

Panggilan itu terputus. Atensi Jiyeon beralih pada Taehyung yang tertidur. Dia ikut menyandarkan kepalanya ㅡberhadapan.

Jiyeon tersenyum. Memang benar mereka berpacaran sejak tiga minggu yang lalu. Bahkan beberapa setelahnya mereka mentraktir teman satu kelas mereka chicken katsu.

Dan hari ini, mereka berkencan. Perpustakaan kota, itu tempat yang biasa dikunjungi Jiyeon. Dulu dia sering kesini dengan para mantannya. Cukup mengesankan karena Taehyung sangat sabar menunggunya, bahkan sampai tertidur. Ada rasa bersalah karenanya.

Tangan Jiyeon terulur menyentuh pipi Taehyung, mengelusnya pelan. Membuat si empunya terusik dan membuka matanya.

Taehyung tersenyum. "Maaf aku ketiduran" katanya masih dalam posisi yang sama.

"Tidak, aku yang minta maaf. Pasti bosan ya?"

Taehyung berguman

"Aku gadis yang membosankan kalau kau ingin tahu. Aku tidak begitu suka keramaian. Aku lebih suka duduk berjam-jam untuk membaca. Akuㅡ"

"Iya, iya. Aku tahu". Taehyung menegakkan punggungnya. "Tapi aku menyukai itu semua"

Jiyeon ikut menegakkan punggungnya. "Benarkah?"

Taehyung mengangguk. "Aku menyukai semua yang ada pada dirimu. Caramu memilih buku, bagaimana ekspresimu, semuanya"

Jiyeon akan mengatakan sesuatu, tapi seorang anak kecil menegurnya.

"Permisi. Bolehkah aku memfoto kalian? Ayahku baru saja membelikanku kamera ini. Aku ingin mencobanya"

Jiyeon dan Taehyung saling memandang.

"Boleh. Kenapa tidak?"

===

Hoshi menghela napas lega

Dia tidak terlambat hari itu

Dia mencari tempat duduk sestrategis mungkin dengan rasa canggung.

Oh, ayolah. Dia kan orang asing di sini.

Dia duduk di samping seorang kakek-kakek yang rambutnya sudah memutih. Dia menyapa orang itu dengan ramah, lalu duduk di sampingnya.

"Are you a foreigner?" tanya Kakek itu

"Yes, i'm from South Korea" jawabnya sedikit canggung.

Hoshi hanya diam sejak acara di gereja itu dimulai, sampai pada acara paduan suara ㅡJoshua ikut grub paduan suara itu, by the way.

[0.5] My Fate : Peter PanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang