Chapter 2 : Cherry Blossom

164 30 3
                                    

"Joshua... Joshua Hong..."

Joshua kecil melenguh pelan, lalu menarik selimutnya sampai menutup semua tubuhnya. Jiyeon yang melihat itu jadi kesal. Dia menarik selimut itu.

"Kim Jiyeon, what's wrong with you?"

Jiyeon mengerutkan bibirnya kesal. Dia kesal karena Joshua mengabaikannya, dan juga kenapa juga Joshua harus memakai bahasa Inggris? Jiyeon kan tidak terlalu bisa bahasa Inggris.

"Ayo bangun!" rengek Jiyeon.
Bukannya bangun, Joshua malah memeluk bantalnya dan kembali tidur.

"Joshua..." rengek Jiyeon

"Jiyeon-ah..." rengek Joshua

"Hari ini hari ulang tahunku. Kau tidak ingin mengucapkan sesuatu?"

"Happy birthday, Jiyeon. Now, let me sleep again" ucap Joshua tanpa mengubah posisi sama sekali.

Jiyeon jadi semakin dongkol. "Akan ada pesta di rumahku. Dan juga, pohon cherry di samping rumahku mulai mekar. Kalau kau masih ingin tidur, tidur saja. Jangan pernah ke rumahku setelah itu"

Mendengar pohon cherry membuat Joshua langsung membuka matanya dan bangun. Dia sangat suka pohon itu.

"Tunggu sebentar! Aku mau sikat gigi!"

---

Joshua menatap pohon di depannya dengan takjub. Baru kali ini dia melihat pohon berbunga pink tanpa daun secara langsung. Dia hanya tahu di film-film asia. Maklum saja, ini bulan ke-lima dia di Korea. Pertama dia kesini saat musim gugur.

"Bagus, ya?" tanya Jiyeon

Joshua hanya mengangguk semangat.

"Aku sudah biasa melihatnya sih. Aku selalu menyuruh Ayahku untuk mengambilkan satu ranting kalau mekar begini. Lalu kau? Apa kau tidak pernah melihat pohon seperti ini, Apa di Amerika tidak ada pohon seperti ini?"

Alih-alih menjawab, Joshua malah menaiki pohon yang untungnya punya banyak cabang itu. Dia meraih ranting yang ada banyak bunganya.

"Kau mau mengambilkan untukku?"

Joshua tidak menggubris Jiyeon.

"Hey, ambilkan satu untukku. Hati-hati"

Dengan susah payah, Joshua meraih ranting itu. Entah tangan Joahua yang terlalu pendek atau memang rantingnya yang terlalu jauh, Joshua tidak bisa menjangkaunya. Joshua bergerak untuk lebih dekat, tapiㅡ

Bruk

"Joshua!"

ㅡdia terjatuh.

Jiyeon mendekati Joshua dengan panik. Bahkan Woobin yang bermain dengan anjingnya juga ikut panik dan menghampirinya.

Joshua berusaha bangun meskipun siku dan lututnya sangat perih. Dia bisa melihat Jiyeon yang menangis dan Woobin yang membantunya membersihkan bajunya.

"Nuna! Nuna...!" teriak Woobin untuk memanggil babysitternya yang masih membersihkan kamarnya. "Kau tidak apa-apa?"

"I'm okay. Jiyeon-ah, don't cry, please"

Jiyeon melebarkan matanya saat menemukan sesuatu di lutut Joshua.

"Darah!"

---

Jadi, setelah insiden berdarah tadi, Joshua bisa tertawa lagi. Lukanya sudah diplester dan sekarang dia sedang bersama Jiyeon dan keluarganya untuk merayakan hari ulang tahun gadis itu.

Hanya perayaan kecil-kecilan yang dihadiri keluarga kecil Jiyeon dan dirinya. Jujur, ini pertama kalinya dia ikut merayakan ulang tahun orang lain di Korea. Dan menurutnya, Jiyeon sangat imut hari ini.

Begitu pula dengan Jiyeon, ini pertama kalinya dia merayakan ulang tahunnya dengan temannya. Dia senang bukan main.

Awalnya, acara berlangsung dengan baik. Jiyeon kecil terlihat sangat bahagia. Apalagi saat orangtuanya memberinya hadiah rumah-rumahan barbie. Tapi, Joshua mendadak bingung saat Jiyeon meminta hadiah darinya. Untung saja otaknya bisa bekerja dengan cepat.

"Wait a second" kata Joshua lalu pergi begitu saja.

Jiyeon menatap kepergian Joshua dengan bingung. "Dia mau kemana?"

Karena penasaran, Jiyeon ingin membuntuti Joshua, tapi Joshua menghilang di depan rumahnya.

"Joshua... Kau dimana?"

"Jiyeon-ah!"

Jiyeon menoleh dan mendapati Joshua yang sedang menghampirinya. Kedua tangannya disembunyikan di belakangnya.

"Darimana saja?"

Joshua tersenyum, lalu menunjukkan sesuatu di balik punggungnya.

"Ini, untukmu!"

Jiyeon menutup mulutnya tidak percaya. Joshua memberinya bunga cherry blossom! Bagaimana bisa bocah itu mendapatkannya?

"Maaf aku tidak tahu kalau hari ini ulang tahunmu, jadi aku tidak menyiapkan kado apapun. Kau bilang sangat suka bunga ini"

Jiyeon menerima bunga itu dengan perasaan luar biasa senang. Berasa dilamar.

"Kau memanjat lagi untukku?"

Joshua menggaruk-garuk kepalanya. "Ehehe, iya. Tapi ternyata aku bisa"

"Terimakasih, Joshua! Kau memang temanku yang paling baik! Jadilah temanku untuk selamanya!"

Joshua tersenyum. "I'll be your friend 'till forever..."

Joshua mengacak poni Jiyeon dengan gemas.
 

   

   
 

"...and i'll be your spring for your smile"

   

  

  
 


Itu yang dikatakan Joshua sebelum akhirnya dia mendaratkan sebuah kecupan di kening Jiyeon.

  
 
 

To be continued~

Pendek? Sengaja .lol
Baru aja nulis btw
Entah kenapa jadi gabut banget nulis akhir-akhir ini --"

Jangan lupa vote+comment yaw^^

-xoxo-

[0.5] My Fate : Peter PanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang