Cemburu?

1.1K 109 2
                                    

Taehyung POV
Lelaki macem apa gw ini, ngebiarin istrinya belanja sendirian. Gila aja gw udah punya istri sekarang berasa aneh. pikiran seperti itu tiba-tiba muncul dalam otak gw. Sedari tadi gw hanya duduk santai di foodcourt sambil main game di ponsel sementara Yerin berbelanja sendirian. Ada perasaan ga enak yang sibuk mengganggu hati gw. Dengan cepat gw menyimpan ponsel di saku. Gw akan segera menyusul Yerin. Saat akan tiba disana, gw melihat pemandangan yang..... gw sendiri bingung menjabarkannya. Yah Yerin sedang bersama lelaki yang berjumpa dengan gw di cafe Eunha waktu itu. Ada hubungan apa mereka? Akrab sekali. Tiba-tiba ponsel gw bunyi. Dari Yerin, dengan perasaan kesal gw mematikan panggilan Yerin. Entah mengapa gw merasa kesal. Bisa tambah lama mereka berduaan, gw harus segera kesana. gw berjalan mendekati mereka. Dengan ekspresi dingin, "sini"gw menarik Troli yang didorong lelaki itu. Sejak tadi lelaki itu memang membantu Yerin mendorong troli belanjaannya. Yerin terkejut. "Mau diam saja disitu? Ikut saya ke kasir"perintah gw tegas. "Maaf oppa, saya duluan."ucap yerin sambil menunduk ke arah lelaki itu. Mendengar hal itu, entah mengapa gw merasa marah. Apa status hubungan mereka sampai dengan akrabnya yerin memanggil lelaki itu oppa.

Lagi, suasana heninglah yang menemani saat berada di mobil seperti ini. Tapi kali ini suasananya jauh lebih hening dan tatapannya terlihat sangat dingin. Aku bingung. Sejak tadi setelah selesai belanja dia bungkam. Tak satu katapun terucap dari bibirnya. "Apakah dia marah? Tapi kenapa?"pikiranku sibuk berkecamuk sendiri. "Taehyung-sshi, Anda baik-baik saja?"ucapku. Tak ada jawaban. Dia masih diam seribu bahasa. Mungkin dia lagi sariawan. Mobil sudah sampai di basement gedung apartemen. Saat akan turun dari mobil, tiba-tiba ia menarik tanganku. "Saya tidak mau kamu dekat dengan lelaki lain. Siapapun itu."tegasnya. Aku diam. "Apakah ia cemburu?"pikirku. Entah kenapa seperti ada embun yang membasahi hatiku, mengetahui bahwa ia cemburu. "Apa kata orang, jika melihatmu bersama lelaki lain? Mereka akan berpikir saya ini lelaki lemah dan bodoh yang membiarkan istrinya jalan dengan lelaki lain."jelasnya. perasaan kecewa seketika menyeruak di hatiku. Ku pikir karena dia cemburu ternyata hanya demi penilaian orang-orang di luar sana. Dengan gerakan secepat kilat kuambil barang belanjaan yang bisa ku bawa lalu pergi.

Saat memasuki apartemen, barang-barangku sudah ada. Setelah menyimpan barang belanjaan, aku menuju kamar tamu dan menata barang-barangku disana. Mulai saat ini dan entah sampai kapan aku akan menghabiskan setiap malamku di sini. Sementara itu Taehyung sibuk di ruang kerja pribadinya. Dia bahkan tidak peduli melihat kerepotanku memindahkan dan menata barang. Tapi bukankah dia memang seperti sejak awal. Harusnya aku sadar itu, jangan pernah bermimpi. "akhirnya selesai juga."ucapku sambil merenggangkan badanku yang terus bekerja sejak tadi. Hari sudah mulai gelap. Selesai mandi, aku menuju dapur. Ternyata disana ada Taehyung yang sibuk membuat secangkir kopi. Setelah itu ia masuk kembali ke ruang kerjanya.

Aku sibuk memasak di dapur. Sebentar lagi waktunya makan malam. Aku membuat bulgogi dan soondubu. 15 menit lagi pukul 19.00. Setelah sejam bergulat di dapur akhirnya semuanya selesai juga. Aku menata makanan di atas meja, ada nasi putih, kimchi, bulgogi dan soondubu. Semoga dia suka. Sejak tadi Taehyung belum keluar lagi dari ruang kerjanya. Apakah dia sesibuk itu? Aku menuju pintu ruang kerjanya. Ku ketuk pintu. Tak lama setelah itu Taehyung membuka pintu, "ada apa?" "Taehyung-sshi, ini sudah pukul 19.00, sebaiknya Anda makan dulu!"ucapku pelan. "Baiklah."datar Taehyung.

Sekarang kami sudah berada di meja makan. "Maaf, saya tidak tahu anda sukanya makanan apa. Jadi saya hanya memasak ini." Taehyung tak menjawab. Aku langsung mengambilkan makanan untuknya. Ia tampak menikmati. Aku bersyukur dalam hati. Ia menambah lagi. Aku benar-benar lega. Saat ia akan menghabiskan makanannya, tiba-tiba wajah Taehyung pucat, dan ia terus memegangi perutnya. Aku panik seketika. "Taehyung-sshi, anda baik-baik saja?" Taehyung tampak berusaha menahan sakit di perutnya. "Kenapa sih saat seperti ini, ia masih sok kuat"kesalku dalam hati. "Oke, saya akan mencari dokter dulu, apakah Anda memiliki kenalan dokter yang bisa segera datang kesini?"tanyaku makin panik melihat kondisi Taehyung. "Tak perlu, cukup bantu saya menuju ke kamar, saya hanya butuh berbaring sebentar." Segera aku membantu Taehyung berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Aku benar-benar merasa bersalah. Entah apa yang kumasukkan ke dalam masakan itu hingga membuat Taehyung kesakitan. Bodoh. Sesampainya di kamar, aku membantu Taehyung berbaring di tempat tidurnya. Saat hendak keluar, ia menarik tanganku, aku berbalik "sebenarnya saya tidak cocok makan kimchi, karena lambungku tidak cocok dengan makanan asam dan pedas."jelas Taehyung. "Anda ingin mati ya, sudah tau tidak cocok kenapa dimakan? Mana makannya banyak."kesalku pada Taehyung. "Karena masakanmu terlihat menggiurkan. Dan ternyata memang enak sekali." Aku sedih dan senang mendengar itu. "Besok, anda harus menyerahkan daftar makanan yang boleh dan tidak boleh Anda makan. Demi menghindari hal-hal seperti ini terjadi lagi." "Kenapa kamu jadi cerewet seperti itu?"ucap Taehyung sambil sedikit tersenyum. Aku salah tingkah. Hanya dengan seperti itu, aku sudah salah tingkah, kenapa aku ini. Aku ingin cepat-cepat keluar dari kamar ini. Saat akan berjalan menuju pintu keluar, Taehyung menarik tanganku lagi. "Kenapa? Anda butuh sesuatu?"tanyaku. Taehyung menggeleng. "Tetap disini."pintanya. Aku diam kembali duduk. Rasa sakit di perutnya sudah sedikit berkurang, perlahan-lahan Taehyung mulai memejamkan matanya. Aku sibuk mengamati setiap detail wajahnya. Orang ini benar-benar tampan, hanya saja ia lebih sering menyembunyikannya dibalik topeng dinginnya.

Sudah pukul 23.00. Sepertinya dia sudah tertidur lelap. Tapi tiba-tiba Taehyung mengigau, "ibu jangan tinggalkan aku, ibu aku merindukanmu!" Ia terus mengatakan itu, keringat menghiasi wajahnya. Aku harus membangunkannya, Taehyung tampak begitu tersiksa. Kusentuh keningnya, terasa hangat sekali. Ia demam. Saat akan kubangunkan, ia malah berhenti mengigau. Aku lalu ke dapur untuk mengambil kompres. Kuletakkan kain kompres di atas keningnya. Kugenggam sebentar tangannya, semoga ini bisa memberinya kekuatan. Kata ibu, genggaman tangan seseorang yang kita cintai dapat memberi kekuatan secara alamiah. Entahlah itu benar atau hanya sugesti. Tapi tunggu, orang yang kita cintai emangnya kita saling mencintai. Ingat jangan bermimpi. Saat aku akan melepas genggamanku, Taehyung malah balik menggenggam tanganku erat. Aku terpaksa duduk di lantai agar Taehyung bisa terus menggenggam tanganku hingga ia bisa kembali tertidur lelap.

Author POV
Sinar matahari masuk melalui celah-celah gorden. "Jam berapa sekarang?"ucap Taehyung. Ia berusaha membuka matanya. Ada yang aneh. Seperti ada yang menggenggam tangannya "Yerin?"heran Taehyung. Yerin lalu bangun. Melihat genggaman tangan mereka, seketika yerin melepasnya. "Maaf, saya tidak bermaksud..." Taehyung langsung menjawab, "terima kasih sudah menemani saya" "itu sudah tugas saya sebagai seorang yang berstatus istri Anda. Anda sudah merasa lebih baik?" "Iya saya merasa lebih baik sekarang." "Syukurlah. Meski begitu Anda tetap butuh banyak istirahat!" "Kamu benar-benar cerewet sekarang."ledek Taehyung. "Terserah Anda saja." Aku bahagia melihat Taehyung tidak sedingin kemaren-kemaren. Bell berbunyi sepertinya ada tamu. "Siapa yang datang bertamu pagi-pagi begini?"heran  Taehyung. "Anda istirahat di sini, saya akan buka pintunya"........

Siapa yah tamunya

Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang