Cinta Itu Tumbuh

1.2K 99 5
                                    

Author POV
Taehyung terus memeluk Yerin berusaha memberi rasa aman. Perlahan tapi pasti Yerin mulai bisa mengendalikan rasa takutnya. Ia merasa terlindungi oleh sikap gentle Taehyung. Taehyung begitu lembut menenangkan Yerin. "Maaf, oppa!"Yerin mengeratkan pelukannya pada Taehyung. "Ssssttt!"Taehyung dengan jarinya menyentuh bibir Yerin isyarat tak membiarkannya berbicara. "Aku sangat memahami situasinya, yang aku inginkan kamu merasa tenang." "Aku sudah merasa lebih baik." "Syukurlah."lega Taehyung sembari melepaskan pelukannya. "Sekarang kamu istirahat, biar besok pas bangun kamu udah ngerasa fresh." Yerin menurut. Ia meletakkan kepalanya di bantal dan memejamkan matanya. Taehyung lalu menyelimuti Yerin. Sementara Yerin tertidur, Taehyung sibuk memandangi wajah istrinya. Mengingat kembali reaksi ketakutan Yerin tadi, membuat Taehyung merasakan nyeri dihatinya. Bukan karena gagal melakukan 'itu' sama sekali bukan. Melihat Yerin terpenjara pada belenggu rasa takut, membuatnya ingin segera membebaskan Yerin dari belenggu tersebut. Tapi Taehyung tidak tahu harus berbuat apa. Puas memandangi wajah istrinya, ia juga segera tidur. Memilih tidur dengan jarak lebih dekat pada Yerin dibanding biasanya. Dan lagi ia harus merasakan betapa sulitnya menahan hasrat jika tidur disamping Yerin seperti ini. Saat Taehyung sibuk bergelut dengan kesulitannya menahan diri, Yerin malah tanpa sadar memeluk Taehyung. Alhasil Taehyung malah makin tersiksa. Tak lagi bisa menahan, Taehyung langsung menempelkan bibirnya pada bibir Yerin. Lama. "Cukup Tae cukup!"Taehyung berbicara sendiri berusaha menahan dirinya.

Taehyung POV
Pagi ini gw bangun lebih awal. Meminta pada pelayan hotel untuk membawa menu sarapan ke kamar. Yerin belum bangun. Mungkin karena semalem terlalu banyak menangis. Sambil menunggu dia bangun, gw sibuk baca koran. "Oppa, kamu sudah bangun?" Gw hanya tersenyum padanya tanpa menjawab. Yerin ke kamar mandi. Selesai mandi dan berganti baju, ia berjalan ke arahku sepertinya akan duduk di samping gw, sebelum berhasil gw cegah, "jangan duduk disitu!" "Kenapa?" Tanpa kata, gw menarik Yerin untuk duduk di pangkuan gw. "Aku berat loh" gw diam dan memilih meletakkan tangan gw di perutnya dan memeluknya dari belakang. Memeluk Yerin menjadi hobby baru gw. Seolah candu bagi gw. Gw ngerasa ga mau berada jauh darinya. Perasaan apa ini, gw juga bingung. "Oppa, meluknya nanti aja yah, sekarang kita sarapan dulu." Gw hanya menggeleng tanda tak setuju. Yerin turun dari pangkuan gw, dan menatap gw dalam. "Oke, kita sarapan sekarang." Gw benar-benar ga kuat ditatap Yerin sedalam itu. Kami menikmati sarapan dalam diam. "Kita akan kemana hari ini?"tanya Yerin, "Ini hari terakhir kita disini, jadi ke pasar Ubud Bali sepertinya pilihan yang bagus." "Setuju."

Sejak tadi kami sudah berkeliling mengitari pasar Ubud. Mencari dan membeli barang yang kami suka. Membeli beberapa oleh-oleh untuk keluarga di Korea. Setelah merasa cukup, aku dan Taehyung memutuskan untuk mencari tempat untuk makan siang. Melting  Wok Warung, sebuah tempat makan yang cukup ramai dikunjungi para wisatawan. Kami memesan menu yang sama. Tak lama menunggu, pesanan kami sudah datang. Seperti biasa kami makan dalam diam. Pukul 13.00, kami sudah selesai makan dan bersiap kembali ke resorts. Apalagi cuaca hari tidak terlalu cerah, mendung sejak tadi. Kami tidak boleh membuang banyak energi, besok kami harus melakukan penerbangan yang cukup lama. Begitu taksi datang, aku dan Taehyung langsung pulang ke resorts. Dalam perjalanan pulang, hujan turun begitu deras.

Author POV
Mereka sudah sampai di resorts dan langsung menuju kamar. "Sayang, tolong pesenin aku kopi yah..." "Hmmm, sayang?"Yerin heran, "Kenapa? Memangnya tidak boleh memanggil sayang pada istri sendiri?" "Boleh kok!"jawab Yerin tersenyum,  "Ya udah, aku mandi dulu lengket banget ini habis dari pasar." "Oke." Yerin langsung menelpon dan memesan kopi. Selesai Taehyung mandi, sekarang giliran Yerin. Sambil menunggu kopinya datang, Taehyung duduk santai bermain game. Tak berselang lama kopi pesanannya datang juga. Menikmati kopi di tengah hujan deras seperti ini memang nikmat sekali bagi Taehyung. Sementara itu, Yerin sudah selesai mandi dan sekarang memakai baju tidurnya. Mungkin Ia akan tidur sore. "Oppa, aku tidur dulu yah." "Iya." Yerin sudah di ranjang tapi belum juga memejamkan matanya. "Oppa!" "Iya" "Oppa!" Yerin sepertinya bingung harus mengatakan apa. Taehyung lalu mendekat, "Hmmm, kenapa?" Yerin malah diam dengan wajah yang bersemu merah. Taehyung bingung dibuatnya. Yerin menepuk-nepuk sisi ranjang yang kosong disampingnya. Taehyung tersenyum mengerti maksud Yerin. "Kalau emang tidurnya mau ditemenin suami ya ngomong dong"Taehyung mencubit pipi Yerin gemas. Yerin hanya tersenyum. Taehyung lalu naik ke ranjang dan berbaring di samping Yerin. Sementara hujan di luar makin deras, Yerin berbalik dan menghadap Taehyung. Ia merapikan rambut yang sedikit menutupi wajah suaminya. Mendapat perlakuan seperti itu dari Yerin, Taehyung tak mampu mengendalikan dirinya, ia langsung menyambar bibir Yerin. Meski awalnya terkejut, Yerin perlahan menikmatinya. Sesekali membalas pangutan bibir Taehyung. Ciuman yang begitu panas di tengah cuaca dingin akibat hujan. Saat ciuman itu seperti akan berakhir, Taehyung malah kembali menciumi Yerin, kali ini bukan di bibir tapi di leher istrinya. Sesekali digigit Taehyung membuat Yerin mendesah. Taehyung seketika mengakhiri kegiatannya, menatap Yerin dalam, "sayang, apa kamu siap?" Yerin mengangguk tersenyum. Binar bahagia begitu terpancar di wajah Taehyung. Dengan gerakan cepat, Ia sudah berhasil melolosi semua pakaian di tubuhnya. Ia juga melakukannya pada Yerin, dan kali ini berhasil. Dengan pelan tapi lembut ia berhasil memasuki istrinya, membuat Yerin mengerang kesakitan. Meski awalnya sedikit sulit, takut trauma Yerin muncul lagi. Kini mereka sudah menyatu menjadi suami istri seutuhnya. Ada rasa lega di hati Yerin bisa menunaikan kewajibannya sebagai istri, tapi yang terpenting baginya adalah bisa membahagiakan dan menyenangkan hati suaminya. Taehyung begitu menikmati penyatuan diri mereka, seolah enggan melepasnya. Taehyung terus menghujani Yerin dengan ciuman-ciuman kecil di beberapa bagian tubuh istrinya itu. Keringat membanjiri tubuh mereka. Melihat Yerin sudah kelelahan, Taehyung perlahan melepaskan diri dari istrinya. Tak lama setelah itu, Yerin benar-benar tertidur. Taehyung bangun dan mengambil selimut yang berserakan di lantai. Istrinya tidur tanpa sehelai benangpun melekat di tubuhnya. Taehyung lalu menyelimuti istrinya. Setelah itu, ia kembali berbaring dan memeluk istrinya. Taehyung juga tertidur.

Ini sudah pukul 19.00, aku baru bangun. Taehyung tak ada di sampingku. Sepertinya dia sedang keluar. Saat aku akan bangkit dari ranjang, rasa nyeri menyerang daerah kewanitaanku. Aku memeriksanya, dan ada bercak darah pada seprai yang berada tepat di bawahku. Ini mungkin akibat kegiatan kami tadi sore. Pintu terbuka, ternyata Taehyung yang datang. Ia membawa makanan. "Oppa dari mana?" "Ini dari restoran habis makan, tadinya aku ingin membangunkan kamu, tapi aku ga tega kamunya terlalu nyenyak."jelas Taehyung panjang lebar. "Itu apa?"tanyaku menunjuk apa yang dibawa oleh Taehyung. "Makanan buat kamu. Makan dulu gih!" "Baik oppa, tapi aku mau ke kamar mandi dulu" Kali ini aku mencoba bangkit lagi dari tempat tidur. "Aauhh"ringisku merasakan nyeri. Menyadari hal itu, Taehyung berjalan ke arahku dan langsung menggendongku menuju kamar mandi. "Ga usah, aku bisa sendiri kok." "Ga usah protes." Selesai mencuci muka, aku keluar dari kamar mandi dengan berjalan sedikit tertatih. Saat Taehyung melihatku, dia berjalan ke arahku tapi aku menyuruhnya berhenti, "stop oppa, jangan berlebihan seperti itu, ini itu hal yang biasa terjadi pada orang yang baru pertama kali melakukannya."jelasku sedikit kesal. "Oke. Oke. Tapi jangan marah gitu dong." "Siapa yang marah"gerutuku sembari berjalan menuju sofa dimana Taehyung duduk sekarang. "Ya udah makan dulu gih, apa perlu aku suapin?" "Oppa!" "Iya, iya becanda." Aku menikmati makan malamku. "Suami mau romantis-romantisan malah ga suka aneh!"lirih Taehyung. Aku mendengarnya. "Apa?" "Ga, ga ada apa-apa."

Taehyung POV
Gw sibuk mengamati Yerin yang sedang makan. Gw merasa beruntung bisa menikah dengannya. Dia bukan tipe cewek manja. Mungkin karena ia sudah terbiasa hidup mandiri. Gw kesel harus pulang besok, padahal gw masih pengen menikmati hari-hari gw bersama Yerin. Di Korea nanti gw ga yakin bisa menghabiskan waktu bersamanya. Pekerjaan akan membuat gw ga punya waktu. Yerin sudah selesai makan. "Oppa, kita pulang jam berapa besok?" "Pesawatnya sih take off jam 9 pagi." "Oh." Yerin sepertinya masih merasakan nyeri di bagian itunya. Gw menarik dia duduk di pangkuan gw. Gw mengelus punggungnya berusaha memberi kekuatan, "masih sakit?" "Sedikit." "Maaf" "bukan salah oppa." "Apa kita tunda saja kepulangan besok, sampe kamu benar-benar merasa baikan." "Oppa aku baik-baik saja. Besok juga pasti nyerinya hilang kok." "Tapi aku khawatir." Yerin berbalik menghadap gw, menyentuh kedua pipi gw. Cup. Yerin mencium kening gw. "Terima kasih sudah khawatir padaku, oppa." Perlakuan Yerin yang manis seperti ini membuat hatiku  menghangat seketika. "Cepat atau lambat aku pasti akan mencintaimu Jung Yerin."ucapku dalam hati. "Lebih baik kita istriahat sekarang oppa, besok harus bangun pagi biar ga telat ke bandara."ajak Yerin. Gw mengangguk

Author POV
Bandara Ngurah Rai
Check in counter. Taehyung dan Yerin sedang check in. Yerin selesai lebih dulu. "Sayang kamu tunggu aku di boarding lounge yah, aku akan mengurus bagasi kita dulu." "Iya" saat Yerin akan pergi, Taehyung menahannya. "Tunggu!" "Ada apa oppa?" Taehyung langsung mengecup kening Yerin. "malu oppa"pipi Yerin bersemu merah. Taehyung hanya tersenyum. Sementara Taehyung mengurusi bagasi, Yerin duduk menunggu di boarding lounge. Secara tiba-tiba, Yerin dikagetkan oleh seseorang yang menyentuh pundaknya. "Heyy" Yerin berbalik "Eunwoo oppa. Kemana saja selama ini?" "Panjang ceritanya, btw ngapain kamu dsini?" "Lagi liburan." "Sendirian aja?"tanya pria itu berseri-seri. Senyuman pria itu seketika hilang, menyadari ada cincin tersemat di jari manis Yerin. "Apa kamu sudah..." Tiba-tiba Taehyung datang dengan ekspresi tak terbaca. Ia menarik tangan Yerin. "Maaf kami harus pergi."ucap Taehyung dingin. Hati Taehyung diselimuti emosi, tapi ia berusaha menyembunyikan itu dibalik topeng dinginnya. Tanpa sadar, Taehyung begitu kuat mencengkram pergelangan tangan Yerin. Mata Yerin sudah dipenuhi butir kristal yang siap jatuh dalam sekali kedip. Ia tahu Taehyung sedang marah padanya....

Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang