Ini yang Kutakutkan

1K 92 16
                                    

Author POV
Gimpo Airport.
Saat ini Taehyung bersama dengan Yerin sudah berada di bandara untuk mengantar Yewon. Sebentar lagi Yewon akan check in. Sejak tadi Yerin tak bisa menahan air mata yang terus jatuh di pipinya. Hal yang bisa dipahami. Siapapun di posisi Yerin saat ini pasti akan merasakan hal yang sama. Antara sedih dan haru bercampur menjadi satu. Yerin tampak pucat, ia memang merasa kurang sehat hari ini. "Unnie, aku tak sabar menunggu anggota baru di keluarga kita?" Mendengar ucapan Yewon, seketika tangis Yerin terhenti dan malah kebingungan. "Apa kamu mau menikah?" Yewon geregetan mendengar jawaban Yerin. "Unnie!!!" "Terus maksudnya apa dong?" Yewon melirik ke arah Taehyung. Taehyung hanya tersenyum. "Apa unnie benar-benar tak mengerti maksud aku?" Yerin mengangguk. "Aku tak sabar ingin punya keponakan. Sudah jelas?" Yerin terkejut mendengar perkataan Yewon. "Apa-apaan kamu ini?"Yerin menjawab dengan salah tingkah. Sementara Taehyung hanya diam menikmati obrolan kakak beradik di depannya sembari sesekali tersenyum. "Oppa, aku hanya bisa berharap padamu, paksa saja kalau Yerin unnie tak mau memberi keponakan untukku." "Hei!!!" Yerin protes tak terima ucapan Yewon. Pengumuman bahwa semua penumpang harus segera check in akhirnya harus mengakhiri perdebatan mereka. "Yewon-ah kamu harus segera masuk ke dalam, jangan sampai telat check in."ucap Taehyung. "Baik oppa." Yewon memeluk erat-erat unnienya. Air mata Yerin kembali mengalir deras. Yerin membalas pelukan adiknya. Lama. "Belajar dan hiduplah dengan baik disana."bisik Yerin pada Yewon. "Unnie tak membisa memberimu apa-apa selain doa yang tak pernah putus untukmu."lanjut Yerin. Yewon tak bisa menahan diri. Ia menangis sesengukan mendengar ucapan terakhir unnienya. Yewon tahu betul bagaimana perjuangan unnienya hingga ia bisa kuliah dan mendapat beasiswa seperti ini. Bekerja di dua atau tiga tempat sekaligus demi kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya adalah rutinitas yang bertahun-tahun dijalani Yerin sejak kepergian ayahnya. Yewon tahu pasti terkadang Yerin hanya punya waktu tidur 2 jam karena kesibukannya. Beruntung sejak Yewon memasuki bangku kuliah, Yerin tak perlu lagi bekerja di banyak tempat. Yewon yang melarangnya. Karena Yewon sudah bisa bekerja paruh waktu. Setelah memeluk Yerin, Yewon memeluk kakak iparnya, Taehyung. "Aku sungguh malu untuk meminta sesuatu padamu, oppa. Tapi kali ini aku hanya meminta satu hal, tolong jaga unnieku dengan baik, dia adalah satu-satunya hal yang paling berharga yang aku punya di dunia ini." "Tentu saja, yewon-ah!" Yewon berpamitan lalu berjalan menuju lokasi check in. Yewon melambaikan tangan pada kakak-kakaknya.

Taehyung POV.
Gw ikut terharu melihat perpisahan Yerin dan Yewon. Sangat menyentuh. 2 perempuan yang kuat dengan caranya masing-masing. Setelah Yewon menuju tempat check in, Gw bersiap-siap untuk mengantar Yerin pulang ke apartemen. Apalagi Yerin memang agak kurang enak badan. "Kita pulang sekarang?" "Tunggu, aku duduk sebentar dulu oppa, kepalaku agak pusing." "Oke, oke!" Gw memapah Yerin untuk duduk di kursi yang paling dekat. "Kamu baik-baik aja?" Yerin tidak menjawab. Memejamkan matanya sebentar. Gw berusaha tenang, jujur gw khawatir banget. Gw memijat bagian pelipis Yerin berusaha membuatnya merasa lebih baik. Tak lama setelah itu Yerin membuka matanya. "Kita ke dokter sekarang!" "Tidak usah oppa, langsung pulang aja, bukankah oppa juga ada meeting penting kan?" "Ga ada penolakan, aku ga mau istriku kenapa-kenapa." "Aku ga apa-apa oppa."jawab Yerin berusaha tersenyum. "Aku bilang ga ada penolakan." Yerin tidak menjawab lagi. Akhirnya gw buru-buru membawa Yerin ke rumah sakit.

Author POV.
Saat ini Yerin tertidur di mobil yang sedang dalam perjalanan menuju AMC (Asan Medical Centre), salah satu rumah sakit yang cukup bagus di Seoul. Taehyung fokus menyetir sambil menggenggam tangan istrinya. Taehyung benar-benar khawatir. Yerin terlihat sangat pucat. Akhirnya mereka sampai di AMC. Yerin masih tertidur. Taehyung bingung bagaimana agar Yerin bangun. Ia lalu berbisik di telinga Yerin, "sayang, bangun kita udah sampai!" Yerin lalu bangun mendengar bisikan Taehyung yang entah sudah berapa kali. Taehyung dengan sabar dan lembut terus berbisik pada Yerin hingga berhasil. "Maaf oppa, aku ketiduran!" "Ga apa-apa, yuk kita masuk!" Taehyung sambil menggandeng tangan Yerin berjalan menuju ruangan dokter. Saat akan memasuki ruangan dokter, ponsel Taehyung berbunyi. Taehyung melihat layar ponselnya, lalu akan direject sebelum akhirnya dicegah oleh Yerin. "Jangan direject, angkat oppa!" Taehyung mengangkat panggilan di ponselnya. "Harus sekarang? Baiklah!"ucap Taehyung mengakhiri panggilan di ponselnya dengan ekspresi sedikit kesal. "Kenapa oppa?" "Ini meeting akan segera dimulai, aku harus ke kantor sekarang!" "Ya udah oppa buru-buru ke kantor sekarang!" "Kamu gimana?" "Gimana apanya?" "Ya kamu check upnya gimana sayang?" "Aku bisa kok sendiri oppa." "Terus pulangnya gimana?" "Kan bisa naik taksi, oppaku sayang. Udah buruan berangkat gih entar telat loh." "Oke-oke, kamu pulangnya hati-hati yah sayang sampai apartemen langsung hubungi aku." Yerin mengangguk. Sebelum pergi, Taehyung menyempatkan diri untuk mencium kening Yerin. Lama. "Aku pergi dulu yah sayang." Saat Taehyung sudah berjalan beberapa langkah, tiba-tiba Yerin memanggil Taehyung. "Oppa!" Seketika Taehyung menghentikan langkahnya dan berbalik. Yerin berjalan mendekat ke arah Taehyung lalu memeluknya erat. "Aku merindukanmu!"lirih Yerin. Taehyung membalas pelukan Yerin lalu mengecup sekilas kepala istrinya. Setelah itu Taehyung akhirnya berangkat menuju SG.

Taehyung POV
Smart Group
Gw lagi duduk di ruangan gw setelah menghadiri meeting dengan para Managing Director dan juga dihadiri langsung oleh Jungkook sebagai CEO. Sebenarnya gw lagi sibuk berpikir tentang meeting tersebut. gw merasa keberatan atas tugas baru yang harus gw kerjakan hasil meeting tadi. Beberapa bulan ke depan gw harus sering berada di Jepang untuk projek baru SG.  Mana projek baru ini berkaitan dengan Eunha. Eunha ingin membuka cabang cafe di Jepang, SG berhasil memenangkan tender tersebut. dan Jungkook malah menunjuk gw sebagai leader dalam projek tersebut. Astaga gw bingung harus apa. Yang paling berat adalah gw bakal sering ninggalin istri gw. Tapi sebagai seorang yang profesional gw harus mengerjakan projek itu dengan baik. Ponsel gw bunyi tanda ada pesan masuk. "Gimana boss, udah lihat berkas hasil penyelidikan saya? Saya menyimpannya di laci meja kerja boss." Oh iya hampir lupa. Berkas itu ternyata sudah ada. Gw mencari berkas tersebut di laci meja. Ini dia. Gw membukanya perlahan-lahan. BAJINGAN. INI TIDAK MUNGKIN. APA YANG HARUS GW LAKUKAN SEKARANG.

Aku sudah sampai apartemen. Bahagia begitu merasuki jiwaku sekarang. Taehyung harus segera mengetahuinya. Lebih baik aku menelpon dia sekarang. Tidak aktif. Ku coba lagi. Masih tidak aktif. Ini panggilanku yang ke 20 dan lagi-lagi masih tidak aktif. Mungkin Taehyung begitu sibuk dan tidak bisa diganggu. Aku bisa menyampaikannya saat dia pulang nanti. Sekarang lebih baik aku memasak spesial untuknya.

Author POV
Dentuman musik keras tak mampu menyamarkan kegelisahan yang sedang dirasakan Taehyung. Ia sudah mabuk berat tapi belum mau berhenti. Matanya menyiratkan kemarahan dan kekecewaan sekaligus. Padahal Taehyung sudah pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak datang ke tempat seperti ini lagi. Tapi nyatanya malam ini, ia melanggar janjinya sendiri. Hal yang sebenarnya tabu bagi Taehyung. Sementara di tempat yang berbeda, Yerin masih setia menunggu suaminya pulang padahal sekarang sudah jam 12 malam. Meski rasa kantuk menyerang begitu hebat, Yerin tetap bertahan pada pilihannya untuk menunggu kepulangan suaminya. Ia tak ingin melewatkan kesempatan untuk menyampaikan kabar bahagia ini. Tapi entahlah apakah ini kabar bahagia atau bukan bagi Taehyung. Yang pasti Yerin sangat bahagia. Sebentar lagi ia akan menjadi seorang ibu. Saat ini di rahimnya tengah tumbuh janin berusia 3 minggu. Tapi nampaknya bahagia Yerin harus sedikit berkurang pasalnya orang yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Bahkan tak bisa dihubungi. Dan Yerin masih juga setia menunggu di sofa ruang tamu berharap suaminya akan segera pulang.

Taehyung POV
Smart Group.
Semalam gw menginap di hotel. Gw tak punya keinginan untuk pulang ke apartemen setelah tahu kejadian sebenarnya. Gw juga sudah  memutuskan akan mengerjakan projek cafe Eunha dengan sungguh-sungguh. Hari ini kami akan mengadakan pertemuan guna membahas projek cafe Eunha lebih lanjut. Harusnya Jungkook juga ikut dalam pertemuan ini, sayang Jungkook harus ke Hongkong untuk mengurus beberapa hal penting mengenai perizinan perusahaan fashion yang baru dibuka 2 hari yang lalu. Pada akhirnya pertemuan ini hanya akan dihadiri oleh gw dan Eunha. Ada rasa khawatir dalam diri gw. Khawatir karena apa? Gw juga ga tahu. Ada yang mengetuk pintu ruangan gw, pasti Eunha. "Masuk!" Eunha muncul dari balik pintu. Tebakan gw benar. Melihatnya lagi. Gw menatap Eunha lama.

Aku ga boleh berdiam diri seperti ini. Aku takut terjadi sesuatu pada suamiku, Taehyung. Sampe sekarang ponselnya belum juga aktif. Aku harus mencari tahu bagaimana keadaannya sekarang. Aku akan ke kantornya. Siapa tahu ada informasi tentang keberadaan Taehyung yang bisa kudapat di kantornya. Aku belum mau memberitahu ayah tentang hal ini, takut beliau ikut merasa cemas. Setelah bersiap-siap, aku berangkat menuju Smart Group. 30 menit perjalanan, akhirnya aku sampai di gedung SG. Aku langsung menuju ruangan Taehyung setelah sekretarisnya bilang dia ada di ruangannya. Ada banyak pertanyaan dibenakku untuknya. Tapi yang paling utama aku harus memastikan keadaanya dulu, apakah suamiku baik-baik saja. Aku mengetuk pintu. "Masuk!" Itu suara Taehyung aku lega mendengarnya. Aku langsung membuka pintu dan........ ada Eunha di dalam. Seketika suasana menjadi sangat canggung. Hanya ada tatapan kemarahan di mata Taehyung padaku. Aku tak tahu harus berbuat apa. "Maaf aku menggangu, aku ga....." Taehyung langsung memotong ucapanku. "Mau apa kamu kesini?"ekspresi Taehyung benar-benar dingin saat mengatakan itu padaku. Sementara Eunha diam saja meski begitu dia terlihat sangat canggung. "Aku akan datang lagi nanti, sekali lagi maaf!" Aku keluar dan menutup kembali pintu ruangan Taehyung sembari berharap Taehyung akan menyusulku. Sayang sekali, itu memang benar-benar hanya harapan. Aku berusaha sekuat yang kubisa agar tak menangis disini. Dan pada akhirnya inilah yang kutakutkan......

Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang