Gw bukan....

1.1K 117 10
                                    

Bosan duduk, Taehyung lalu berbaring di atas rumput. Ia berusaha menikmati ribuan bintang di langit yang mungkin saat ini sedang menertawakannya dari atas sana. "pukul 00.20. Sudah larut malam ternyata" gumam Taehyung sambil melirik jam tangannya. Ia bersiap bangkit untuk pulang. Tiba-tiba terdengar suara teriakan "tolong, tolong, siapapun tolong aku!" "Seperti ada suara perempuan minta tolong" Taehyung berusaha mencari sumber suara tersebut. Taehyung menatap daerah sekitarnya tidak ada. Ia lalu perlahan-lahan berjalan sambil terus mencari asal suara itu. "Tolong, tolong, tolong" "sepertinya suara itu berasal dari sana" tunjuk Taehyung ke arah jembatan sambil berjalan menuju ke sana. 

Lelaki tak bermoral itu mulai membuka celananya. "Tolong, tolong, tolong!" Aku terus berteriak tak peduli ada atau tidak orang yang akan menolongku. Lelaki brengsek itu makin mendekat ke arahku. Aku berusaha lari dengan sisa tenaga yang kupunya serta rasa sakit yang terus mendera. "Mau kemana kamu cantik?" Ucap lelaki brengsek itu sambil menarik kaki kiriku. Aku sudah tidak bisa bergerak lagi. Aku kini sudah terbaring di atas aspal. Sungguh malam nasibku. Keadaan benar-benar berpihak pada lelaki brengsek itu. Jalan sangat sunyi malam ini. Tak ada yang bisa menolongku.

Taehyung berlari agar lebih cepat sampai di jembatan. Setibanya di sana, Taehyung terkejut melihat pemandangan di depannya. Ia melihat seorang pria matang lebih tepatnya ahjussi yang berusaha memperkosa seorang gadis. Ia tak akan membiarkan hal itu terjadi. "Heh brengsek, apa yang lo lakuin pada gadis itu?" Geram Taehyung sambil menarik pria itu dari belakang dan langsung meninju wajahnya. "Heh, anak muda, kamu siapa? Beraninya memukulku" pria itu marah besar dan berusaha membalas pukulan Taehyung. Tapi Taehyung yang memang jago bela diri tentu berhasil mengelak. Taehyung lalu kembali menghajar pria itu tanpa ampun. Melihat pria itu pingsan, Taehyung sangat puas. Ia kemudian menuju gadis yang hampir jadi korban pemerkosaan. Saat melihat wajah gadis itu, ia terkejut bukan main. "Lo? Kok bisa lo ada disini? Apa yang terjadi?" "Saya...." Kepalaku terasa begitu pusing dan... "heh, bangun lo kenapa? Aduh dia pingsan lagi" Taehyung panik bingung harus berbuat apa. "Aduh gw harus gimana nih?" Taehyung mengacak-acak rambutnya stress. Dia ingin mengantarnya pulang tapi alamat rumahnya saja dia ngga tau. "Gw bawa ke rumah sakit aja kali yah" "Aduh, jangan, jangan, nanti yang ada gw yang dituduh ngapa-ngapain nih cewek" "lebih baik gw bawa pulang aja dulu ke rumah sampai dia sadar" "ngga, ngga, bisa-bisa gw dicoret dari kartu keluarga kalau ketahuan bokap bawa cewek pulang ke rumah" Taehyung benar-benar kebingungan saat ini. "Ahaaaa, gw ada ide" Taehyung lalu menggendong Yerin menuju mobilnya.

Entah Taehyung akan membawa Yerin kemana. Di sepanjang perjalanan Taehyung sesekali menatap Yerin yang pingsan di sampingnya. Ada rasa iba dalam hatinya. Gadis yang terlihat lugu ini hampir saja kehilangan hal yang paling berharga bagi setiap gadis baik sepertinya. Mobil Taehyung kini sudah berada di kawasan elit Gangnam. Dia sepertinya akan memasuki sebuah gedung tinggi yang merupakan apartemen mahal. Taehyung langsung menuju basement dan memarkirkan mobilnya. Sekarang sudah pukul 02.19. Ia menggendong Yerin lalu memasuki lift. Lift berhenti di lantai 8. Taehyung keluar dari lift sambil mengeluh "hasssh, lo berat banget sih?" Setibanya di apartemen 819, ia langsung membuka pintu dan membawa Yerin ke kamarnya. Ia sendiri akan tidur di sofa kali ini.

Taehyung memang punya apartemen dan tidak satu orang pun yang tahu. Ia sangat jarang ke apartemennya. Taehyung hanya datang saat tidak lagi kuat dengan kondisi rumahnya yang selalu dipenuhi pertengkaran orang tuanya.

Pagi ini matahari cukup cerah. "Dimana ini, kenapa bisa aku disini? Apa yang terjadi denganku, kenapa badanku sakit semua" "lo ada di rumah gw" Taehyung tiba-tiba muncul sambil membawa secangkir teh hangat di tangannya. "Tuan Kim?" Aku terkejut sekali. "Minum dulu, biar otak lo bisa bekerja dengan baik dan mudah mengingat kejadian semalam" Taehyung menyodorkan teh itu ke tanganku. Aku diam membisu mencoba mengingat kejadian semalem. "Heh, kenapa malah menangis?" Heran Taehyung. Tak terasa air mataku tiba-tiba jatuh begitu saja. Aku sudah mengingat kejadian semalem. "Apa saya sudah..." belum selesai aku berbicara langsung dipotong oleh Taehyung "Jangan berpikir aneh-aneh, semuanya baik-baik saja. Pria brengsek itu sudah gw kasih pelajaran." "Sungguh?" "Hmmm" gumam Taehyung. "Terima kasih, Tuan Kim." "Tidak usah berterima kasih ke gw, ngga ada yang gratis di dunia ini." Jawab Taehyung datar. "Maksudnya?" "Ya iya, gw nolong lo itu ga gratis alias ada imbalannya." Taehyung terus menatapku. "Baru juga aku mikir kalau orang ini tidak sejahat yang kubayangkan..ternyata" gerutuku dalam hati. Aku beranjak dari tempat tidur menuju jendela. Menikmati pemandangan kota Seoul dari gedung tinggi di kawasan Gangnam. "Ternyata begini toh rasanya" bisikku pelan masih terus memandangi keramaian kota. "Apa?" Taehyung mendengar ucapanku. "Bukan, apa-apa. Jadi imbalan apa yang Anda harapkan dari orang sepertiku, Tuan Kim?" Taehyung diam pura-pura berpikir. "Uang? Mungkin uang untuk sekali makan bagi Anda sama berharganya dengan uang gajiku satu bulan" "gw ga butuh uang. Gw cuma mau lo katakan dimana Eunha sekarang?" "Maaf tapi saya tidak tahu, saya harus segera pulang sekarang. Terima kasih, karena Anda telah menolong saya." Aku berjalan menuju pintu dan Taehyung malah menarik tanganku, "Cukup katakan dimana Eunha, dan lo boleh pulang" "sungguh, saya tidak tahu." Bukannya membiarkanku pulang, Taehyung malah mendorong tubuhku ke tembok dan menatapku tajam, "jangan berbohong, katakan dimana Eunha?" "saya benar-benar tidak tahu." Aku menangis, kejadian pagi ini membuatku takut mengingat posisiku saat ini mirip seperti apa yang kualami semalam. Melihatku menangis, Taehyung buru-buru melepaskanku "Maaf, gw ngga bermaksud." "Tidak apa-apa, jika memang Anda sangat ingin bertemu Eunha, harap bersabar ini ujian. Saya permisi." Taehyung diam mencoba mencari maksud perkataanku. Aku keluar dari apartemen Taehyung dengan buru-buru.

"Ibu, aku pulang..." aku langsung masuk ke dalam rumah. "yerin-ah, kamu dari mana saja, Ibu sangat mencemaskanmu. Mengapa baru pulang sekarang?" Ibu memelukku erat. "Maafkan aku Bu, semalam pelanggan di cafe sangat ramai jadi aku lembur. Dan baru bisa pulang sekarang." "Ibu telpon tidak dijawab, Ibu sangat takut kamu kenapa-napa." "Iya Bu, Hp ku ketinggalan di kamar. Ibu tenang aja, aku baik-baik aja kok." "Ya sudah kamu sarapan dulu, mandi terus tidur. Ibu tau kamu sudah bekerja sangat keras. Kamu pasti kelelahan." "Baik bu." Aku lalu menuju kamarku.

"Apa maksud gadis itu, harap bersabar ini ujian, what the hell" Taehyung pusing sendiri. "Gw yakin, dia pasti tau dimana Eunha. Gw ga akan nyerah, sampai dia ngasih tau gw dimana keberadaan Eunha." Taehyung  lalu mandi dan bersiap menuju kantor.

Smart Group. Perusahaan besar dan sukses yang bergerak di berbagai bidang seperti iklan, fashion, cafe. Memiliki  cabang di beberapa negara Asia Timur seperti Jepang, Taiwan, Hongkong. Kim Seok Jin adalah CEO dari grup Smart Group yang juga merupakan ayah dari Taehyung dan Jungkook.

Taehyung tiba di gedung Smart Group. Saat ini dia menjabat sebagai Marketing Director yang menangani khusus usaha cafe. Ia berjalan menuju ke ruangannya. Melihat ruangan CEO terbuka, "sudah lama sekali gw ga ngobrol berdua dengan bokap, mungkin ini saat yang tepat untuk memperbaiki hubungan kami." Ia berjalan ke arah ruangan ayahnya dan.....

"Lihatlah kelakuan anakmu, Ji Yeon. Dia sama sekali tak pantas menduduki jabatan apapun di perusahaan ini. Datang dan pulang sesukanya. Perusahaan ini bisa bangkrut jika dipimpin olehnya. Ingat yah, setelah Jungkook sembuh, dia yang akan memimpin perusahaan ini. Ia anak yang bisa diandalkan tak seperti anakmu yang tak berguna itu." Ucap Seok Jin dengan penuh amarah. "Jin-ah, pelankan suaramu! Bagaimana jika Tae mendengar ini semua?" Balas Ji Yeon. "Bukankah itu lebih baik?" Sindir Seok Jin. "Apa maksudmu?" Ji Yeon makin kesal. Tiba-tiba Taehyung muncul dari balik pintu... "Apa maksudnya semua ini?" Ucap Taehyung. Tak ada raut emosi di wajahnya. Hanya ekspresi dingin yang terlihat.

Selamat membaca genksss

Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang