Kamu, Pria Terhebatku!

1.1K 102 6
                                    

Taehyung POV
Kenapa gw tiba-tiba menjadi lelaki lemah hanya karena melihat Eunha kembali. Ingat, banyak hati yang akan terluka kalau sampe gw beneran kembali pada Eunha. Alah, mikir apaan sih gw ini, emangnya Eunha masih mau. Saat gw sibuk memikirkan hal-hal bodoh, Yerin keluar dari kamar melewati ruang tamu melihat ke arah gw sebentar, lalu pergi dengan tangis tak terbendung. Gw sempet memanggilnya tapi Yerin tak berbalik,  dia pergi begitu saja. Begitu kecewakah dia? Ya ampun lelaki macem apa gw ini. Seketika gw mengambil kunci mobil dan pergi menyusul Yerin. Gw ga tahu Yerin pergi kemana, yang gw tahu saat ini dia pasti terluka karena sikap gw. Apalagi Yerin pasti mengira kalau gw masih mencintai Eunha. Entahlah, di satu sisi, gw senang melihat Eunha lagi, tapi di sisi yang lain ada rasa bahagia saat gw bersama Yerin. Lama-lama gw bisa kehilangan segalanya, kalau terus melakukan hal bodoh seperti ini. Cukup. Gw hanya perlu memikirkan Yerin, istri gw bukan orang lain.

Author POV
Tak ada lagi semangat hidup di mata Yerin. Segalanya terasa begitu tiba-tiba. Sangat mengejutkan, ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Dia merasa sangat bersalah. Tak berada di samping ibunya menjelang kepergiannya. Selama menikah, ia belum sempat bertemu ibunya. Mereka hanya berkomunikasi melalui ponsel. Setiap Yerin ingin mengunjungi ibunya, ibunya selalu berkata pada Yerin untuk fokus mengurus suaminya, ibunya merasa baik-baik saja lagian ada Yewon bersamanya. Yerin sudah terlalu lelah menangis. Yewon berusaha menenangkan kakaknya, memeluknya memberi kekuatan. Yewon sebenarnya ingin bertanya, kemana kakak iparnya, mengapa ia tak menemani Yerin di saat sulit seperti ini. Tapi ia tak berani, Yerin terlihat masih terpukul. Yang bisa Yewon lakukan adalah terus menguatkan kakaknya. Yewon juga merasakan kesedihan yang mendalam, tapi ia sudah siap dengan keadaan ini. Ia sudah tahu bahwa ibunya menderita kanker stadium akhir. Sebenarnya Yewon ingin memberitahu Yerin tentang masalah ini, hanya saja ibunya melarang hal itu. Saat sibuk menguatkan Yerin, Yewon melihat seorang pria muncul dari balik pintu. Tak salah lagi, orang yang sejak tadi membuat Yewon bertanya-tanya akhirnya datang juga. Kim Taehyung, suami kakaknya.

3 hari sejak kepergian ibunya, keadaan Yerin sedikit lebih baik. Ia sudah mau diajak berbicara. Selama 3 hari ini Yerin memang memilih untuk menginap di rumahnya menemani Yewon. Ia tak tega untuk meninggalkan adiknya sendiri. Dengan begini, mau tak mau Taehyung harus bolak balik apartemen-kantor-rumah Yerin. Tapi Taehyung merasa tak keberatan, selama itu bisa membuat ia berada dekat dengan istrinya. Ia tak mau kehilangan Yerin. Saat ini Taehyung sedang berada di kantor. Biasanya setelah pulang, ia akan langsung menuju rumah Yerin. Dan akan pulang ke apartemen pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke kantor. Taehyung bahkan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar rumahnya. Sikap Taehyung itu lagi-lagi mampu membuat Yerin memelihara rasa yang sudah tumbuh di hatinya. Meski Yerin tahu, itu adalah perasaan tak terbalas. Tak apa, jika saatnya sudah tiba, ia akan merelakan segalanya jika itu memang untuk kebahagiaan pria yang saat ini sudah berhasil bersemayam di hatinya.

"Oppa, boleh ga aku tinggal seminggu lagi disini sebelum pulang ke apartemen?" "Hmmm" "ga boleh yah?" "Siapa bilang ga boleh?" Aku langsung memeluk Taehyung. "Terima kasih, oppa." "Pelukannya nanti aja kalau udah di kamar."protes Yewon. Aku dan Taehyung hanya tersenyum. "Unnie, 2 hari yang lalu aku dipanggil oleh pihak kampus?" "Kenapa?" "Begini, aku ditawari beasiswa untuk melanjutkan studi keluar negeri. Sebenarnya tawarin ini sudah sejak sebulan yang lalu. Tapi 2 hari yang lalu ada ultimatum dari pihak kampus aku akan menerimanya atau tidak. Kalau tidak, tawaran ini akan diberikan pada mahasiswa yang lain. Dulu pertimbangan kenapa aku belum memutuskan iya atau tidak, karena ibu. Aku ga mau meninggalkan ibu. Bagaimana menurut unnie dan Tae oppa?" "Kalau menurut saya, ini tawaran yang bagus. Kuliah di luar selain lebih baik secara akademik, juga akan membuatmu mendapat pengalaman yang hebat. Jadi saya sarankan kamu menerima tawaran ini."jelas Taehyung mengutarakan pendapatnya. "Nah kalau unnie gimana?" "Kapan kamu berangkat?" "Setelah berkas-berkasnya selesai, pemberangkatannya minggu depan."jawab Yewon. Entah kenapa aku malah merasa sedih. Bangga pasti iya, setelah perjuangan panjang akhirnya adikku bisa memperoleh kesempatan yang baik bagi masa depannya. Tapi rasa sedih justru mendominasi perasaanku. Setelah ditinggal pergi oleh ibu, kini adikku juga harus pergi meninggalkanku. Tapi aku ga boleh egois. Ini demi masa depannya. "Belajarlah dengan baik disana, bikin kami bangga. Jangan lupa untuk pulang jika kamu sudah berhasil."ucapku sembari mengelus rambut Yewon. Tak kuasa aku menahan tangis. Yewon memelukku erat. Adikku, adik kesayangan dan kebanggaanku.

Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang