Menolak??

1.1K 115 3
                                    

Sudah seminggu kami disini. Menikmati waktu bersama. Kian hari rasanya kian dekat. Aku tak menyangka hanya dengan liburan seperti ini bisa membuat hubunganku dengan Taehyung menjadi lebih baik. Saat ini Taehyung tak lagi bersikap dingin dan cuek padaku meski terkadang sikapnya yang seperti itu muncul sesekali. Jujur, aku bahagia. Dan aku berharap ini bukan sesuatu yang semu. Taehyung masih tertidur, padahal kami akan mengunjungi Ubud pagi ini. Jika dulu aku tak berani membangunkannya jika bukan ia yang meminta, sekarang aku sudah berani melakukan itu. "Tae Oppa bangun! Ini sudah jam berapa?" Aku menepuk lengannya pelan. "Memangnya sudah jam berapa?"rengut Taehyung sambil membuka matanya. "Sudah jam setengah tujuh, oppa." "Hah?"Taehyung bangun langsung berlari menuju kamar mandi. sementara Taehyung mandi, aku menyiapkan segala keperluan yang akan dibawa ke Ubud.

Author POV
Mereka sudah siap. Sebelum berangkat mereka menyempatkan sarapan di restoran. Aura mereka saat pertama kali datang sangat berbeda dengan beberapa hari belakangan ini. Senyum terlihat lebih sering terukir di bibir Taehyung. Entah apa yang membuat moodnya terus membaik seperti itu. "Sudah selesai?"tanya Taehyung. Yerin mengangguk. "Oke kita berangkat sekarang, mobil udah nunggu di depan." "Oke"yerin mengambil tasnya. Mereka lalu beranjak menuju mobil. Taehyung dan Yerin duduk di belakang menikmati perjalanan menuju Ubud. Dan seperti biasa, Taehyung bermain game di ponselnya.
Akhirnya mereka sampai di Fivelements Puri Ahimsa resorts. Sebuah resorts dengan sentuhan modern dan tradisional. Pemandangan yang tersaji di resorts ini luar biasa menyejukkan sanggup menghilangkan stress dalam sekejap. Mereka akan menginap disini selama 3 hari. "Yerin-ah, apa kamu mau istirahat dulu sebelum mengeksplor keindahan tempat ini?" "Terserah oppa saja." "Kamu yakin?" "Yakin." "Oke. Rute kita hari ini cukup 2 tempat saja Monkey Forest dan Desa Terasering Tegalalang."jelas Taehyung pada Yerin sambil terus membaca petunjuk di ponselnya. Yerin mengangguk.

Taehyung POV
Jujur karena liburan ini, seperti ada energi baru dalam diri gw. Entah karena tempatnya atau karena orang yang menemani gw. Terserahlah. Intinya gw menikmati ini, dan ga pengen rasanya liburan ini berakhir. Yerin terlihat asyik bermain dengan monyet-monyet itu. Gw pikir dia bakal takut, taunya dia berani banget. Ngeliat dia tertawa seperti itu bikin gw bahagia. "Diam disitu, biar saya foto." Seketika Yerin tersenyum sambil memeluk seekor monyet. Cekrek. Beruntung banget monyet itu, gw yang suaminya aja ga pernah dipeluk seerat itu. Pernah sih, itu juga pertama kali gw pelukan sama dia. Aarrrghhhh gw mikir apaan sih. Ga jelas. "Oppa, sini!"Yerin manggil gw. Gw mendekat ke arahnya. Dia mengambil kamera dari tangan gw. "Oppa berdiri disana, biar aku fotoin!" Gw berjalan ke arah monyet-monyet itu dan seketika Yerin langsung memotret gw tanpa aba-aba. "Yerin-ah, saya belum siap." "Oppa jauh lebih tampan saat tak sadar kamera seperti itu." "Sungguh?"gw berusaha menggodanya. Sepertinya dia tidak sadar dengan apa yang diucapkannya tadi. Sekarang Yerin mendadak salah tingkah. Pipinya bersemu merah.

Tak terasa hari pertama di Ubud berlalu begitu cepat. Setelah dari Monkey Forest perjalanan kami berakhir di Desa Tegalalang sebelum kembali ke resorts. Kunjungan ke Tegalalang sungguh mampu merefresh otak dan syaraf-syaraf Taehyung. Ia benar-benar menikmatinya. Tak hentinya ia memotret pemandangan sawah yang ada di depannya. Mungkin ia belum pernah melihat sawah seindah ini sejak pertama kali ia bernafas di dunia. Wajar, memang tak banyak tempat seperti ini di Korea. Meskipun ada, jaraknya cukup jauh dari Seoul. Melihatnya tersenyum tanpa beban seperti itu membuatku lega dan bahagia. Lega ternyata ia bisa menikmati liburan ini, meski awalnya aku yakin ia terpaksa menerima tawaran ini demi ayah. "Kita pulang sekarang yuk"ajak Taehyung sambil merangkul pundakku. Meski agak risih, aku berusaha bersikap biasa. Mungkin ini salah satu bentuk luapan bahagianya dia. Dan aku tak ingin merusak itu. "Yerin-ah, apa kamu tidak lelah?" "Lelah? Tentu saja tidak." "Atau jangan-jangan Oppa yang lelah?" "Tidak mungkin. Saya ini laki-laki tangguh. Masa baru segini saja sudah lelah." "Ya ya ya sangat tangguh."jawabku tersenyum meledeknya. "Kamu meragukan ketangguhanku?" Lalu dengan spontan Taehyung mengangkat dan menggendongku dengan kedua tangannya. Lagi-lagi aku dibuat terkejut olehnya. "Oppa, turunkan aku, malu diliat orang." "Saya tangguh atau tidak?"tuntut Taehyung. "Taehyung oppa yang tangguh, tolong turunkan aku! Puas!" Dengan gerakan cepat, ia menjatuhkan aku dari gendongannya. Buk. Keterlaluan. Dengan rasa sakit di pantat, aku berusaha bangkit dan berjalan mendahuluinya. Aku benar-benar kesal dibuatnya. "Yerin-ah tunggu! Maaf! Saya hanya bercanda."jelas Taehyung berusaha mengejar kecepatan langkahku. "Bercanda katanya, yang benar saja."gerutuku sambil terus berjalan menuju mobil.
Dalam perjalanan kembali ke resorts, suasana mobil dilanda keheningan. Aku diam. Dia diam. Sesampainya di resorts aku langsung ke kamar dan mandi.

Taehyung POV
Aduh gw bingung, gimana caranya biar Yerin ga marah lagi. Buset, niatnya berusaha biar lebih deket eh berujung ribut. Awalnya, gw nanya apa dia lelah, berharap dia menjawab iya sehingga gw punya alasan untuk menggendongnya, eh taunya dijawab ga. Ini yang dinamakan ekspektasi tak sesuai realita. Dan kenapa juga gw dengan bodoh menjatuhkannya. Ego gw sebagai lelaki membuat semuanya kacau. Sekarang gw ga tau harus ngapain. Lama gw berpikir sampai muncul ide di otak gw. Semoga ini berhasil.

Author POV
Selesai mandi dan berganti baju, Yerin memilih duduk di teras sambil menikmati suasana malam yang begitu menenangkan. Sedari tadi ia menunggu Taehyung yang belum juga muncul sejak ia meninggalkannya di mobil tadi. Jujur ia sudah melupakan rasa marahnya. Yerin berpikir mungkin Taehyung memang hanya bercanda. Tiba-tiba ponselnya bunyi, "Halo" "Saya tunggu di restoran resorts sekarang." Ternyata Taehyung yang menelpon Yerin. Yerin langsung menuju restoran yang terletak di tepi Sungai Ayung. Sekedar info, semua suite di resorts ini menghadap ke arah Sungai Ayung. Termasuk restoran dibuat tepat di tepi sungai Ayung. Begitu tiba di restoran, Yerin disambut oleh seorang pelayan dan langsung diantar ke sebuah meja. Sebuah meja dengan beberapa lilin di atasnya, sebuah kotak dan amplop. Tak ada Taehyung disana. Yerin nampak bingung dengan itu semua. "Silahkan duduk Nyonya."ucap pelayan itu. Pelayan kemudian meminta Yerin membuka amplop itu lalu meninggalkannya sendirian di meja itu. Yerin membuka amplop tersebut. Isinya ternyata selembar surat.
"Dear Yerin,
Saya tidak tahu harus memulai dari mana. Saya bukan orang yang hebat dalam merangkai kata. Tapi dibanding mengatakannya langsung, saya lebih memilih menyampaikan semuanya lewat selembar kertas ini. Sebut saya pengecut untuk hal itu, dan tidak masalah. Itu memang faktanya. Pertama, maafkan sikap saya yang begitu ceroboh tadi sore. Sungguh tak ada maksud menyakitimu. Sejak menikah, mungkin saya sering membuatmu sakit hati. Tapi hal berbeda justru terjadi padaku. Makin hari, seperti ada sesuatu yang tumbuh di hatiku. Saya sendiri tidak tahu apa itu dan sejak kapan hal itu bermula. Yang saya tahu, dekat denganmu adalah obat penenang gelisahku. Tolong ajari saya cara yang tepat dalam menjauhkan kamu dari rasa sakit. Ini terlihat seperti gombal bukan? Tapi setelah membaca ulang apa yang saya tulis ini sebelum memberikannya padamu, saya merasa yakin ini bukan gombal, karena saya sangat payah dalam dunia gombal dan lagi ini hanya ungkapan hati seorang lelaki yang tak mengerti cara menyampaikan perasaannya. Kenapa lewat surat padahal zaman sudah canggih? Biar kamu tahu betapa bagusnya tulisan tangan saya.
Kim Taehyung"
Selesai membaca surat itu, Yerin tersenyum dan bersikap sok biasa. Ia berusaha menahan diri agar tidak terlihat begitu bahagia. Sementara Taehyung dari kejauhan terus memperhatikan Yerin. Sedikit kecewa melihat reaksi Yerin. "Senyummu itu sudah cukup bagi gw."lirih Taehyung. Taehyung berjalan menuju meja di mana Yerin berada. "Jadi, kamu sudah memaafkanku kan?"ucap Taehyung yang berdiri di belakang Yerin. "Oppa!"kaget Yerin tak menyangka Taehyung berdiri dibalik punggungnya. "Tentu saja. Mungkin aku yang terlalu berlebihan."sambung Yerin. "Terima kasih. Kalau begitu terima ini."Taehyung memberi kotak yang ada di meja pada Yerin. "Apa ini?" "Lihat sendiri!" Yerin membuka kotak itu. Dan sebuah gelang emas putih yang dihiasi berlian. "Untuk apa? Ini terlalu berlebihan." "Saya tidak menerima penolakan." "Oppa, bisakah kali ini aku menolak?" "Tidak." Dengan cepat Taehyung memasang gelang itu di tangan kanan Yerin. "Kamu tahu, saat saya tak bisa menggenggam tanganmu seperti ini, maka anggap gelang ini sebagai tanganku saat kamu butuh genggamanku." Yerin diam terpana mendengar ucapan Taehyung barusan. "Meski saya tidak yakin kamu akan butuh genggamanku ini."lanjut Taehyung masih terus menggenggam tangan Yerin sambil menatap intens matanya. Yerin menarik tangannya dari genggaman Taehyung. Seketika perasaan kecewa menyeruak di hati Taehyung. Ia tak pernah ditolak. Banyak wanita berlomba merebut perhatiannya. Tapi kali ini dia ditolak. "Saya mengerti jika kamu belum mau menerima perhatianku saat ini."Taehyung berusaha menyembunyikan kekecewaannya dengan berbalik memunggungi Yerin dan memandang ke arah Sungai Ayung yang sejak tadi menjadi saksi penolakan dirinya. Tiba-tiba ada lengan yang memeluk tubuhnya dari belakang. "Aku bahkan tak pernah berani berharap suatu saat Oppa akan melirikku sedikit saja. Bukan menolak, aku hanya takut. Takut ini tidak nyata, sesuatu yang semu."jelas Yerin sambil terus memeluk Taehyung. Taehyung berbalik menghadap Yerin. Ia menghapus butiran kristal yang jatuh ke pipi Yerin. Taehyung membalas pelukan Yerin.

Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang