Cinta Masa Lalu

1K 103 3
                                    

Aku terkejut bukan main. Aku langsung melepaskan diri dari lelaki kurang ajar ini. "Saya tidak akan menampar Anda atas kelancangan Anda, Tuan Kim." Aku berusaha mengendalikan emosiku. "Saya hanya berharap ini pertemuan saya dan Anda yang terakhir entah disengaja atau tidak." Aku bergegas pulang. Taehyung tidak bereaksi sama sekali. Dia diam terpaku.

"Entah setan apa yang merasuki gw, sampai gw ngelakuin hal kaya gitu." Tanya Taehyung pada dirinya sendiri. Taehyung sebenarnya kaget atas reaksi Yerin. Dia pikir dia akan memperoleh tamparan bolak balik di pipinya. Di luar dugaan reaksi Yerin malah sedingin itu. "Apa jangan-jangan dia seneng atas kejadian tadi?" Pikir Taehyung.

Aku berharap tidak akan pernah ketemu lelaki itu lagi. "Berani-beraninya lelaki itu mengambil first kiss yang seharusnya menjadi hak suamiku nanti."kesalku sambil terus berjalan menuju rumah.

"Oke baik, kirim datanya sekarang ke kantorku." Ucap Seok Jin kemudian mematikan ponselnya. "Akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya, aku berhasil menemukanmu, Kim Sojung" Seok Jin tersenyum sumringah. Apa yang selama ini dia usahakan memperoleh hasil sekarang.

Incheon airport. "Welcome back, Kookie."ucap Jungkook pada dirinya sendiri. Jadi selama sebulan ini ia menjalani terapi di Amerika Serikat. Setelah kejadian dimana dia mengungkapkan segala isi hatinya pada Taehyung, ia bertekad untuk sembuh lebih cepat. Karena itu ia bersedia dikirim ke AS untuk menjalani terapi intensif. Usahanya tak sia-sia, setelah 3 tahun lumpuh, kini ia bisa berlari sesuka hatinya. Ia merahasiakan kepulangannya hari ini pada keluarganya.

"Ibu, aku pulang."ucapku memasuki rumah. "Unnie, ibu sedang keluar sebentar."jelas yewon. "Emang ibu kemana?" "Kurang tau juga, ibu cuma bilang akan keluar sebentar" "kamu bukannya kuliah, kenapa ada di rumah?" "Hari ini aku pulang lebih cepat, dosen makulku yang terakhir ga masuk." "Makul apaan?" "Ya ampun unnie, makul mata kuliah. Masa ga tau sih?" "Maklum unnie kan ga pernah kuliah"jawabku tersenyum "maaf unnie, aku ga bermaksud..." jawab yewon menyesal. "Hei, hei unnie ga apa-apa. Kenapa jadi serius begini?" Seketika yewon memelukku erat. "Tugas kamu itu belajar dengan baik buat kami bangga." "Siap bos." Ucap yewon sambil hormat padaku. Hahaha.

Kim Sojung sudah sampai di restoran di mana ia akan bertemu dengan seseorang. Yah setelah Yerin pergi ke taman, ia mendapat sms dari nomor yang tak dikenal. Sebenarnya ia tak ingin datang, tapi karena isi smsnya sedikit mengancam, mau tidak mau ia harus datang. Sudah 15 menit ia menunggu tapi orang yang janjian dengannya belum datang juga. "Maaf terlambat"ucap seseorang dari arah belakang. Suara yang sangat Sojung kenal. Saat berbalik, alangkah terkejutnya dia "Seok Jin!!!" "Apa kabar, Sojung" Seok Jin mengulurkan tangannya. Kim Sojung tak merespon, ia mengambil tasnya dan segera pulang sebelum akhirnya berhasil dicegah oleh Seok Jin. "Tunggu, kita perlu bicara." Seok Jin menarik tangan Sojung. "Apa yang perlu dibicarakan. Bagiku kamu sudah tidak ada sejak 26 tahun yang lalu."marah Sojung melepaskan genggaman Seok Jin. "Untuk itulah aku mengajakmu bertemu. Aku ingin menjelaskan semuanya." "Tidak perlu. Sudah terlambat. Harusnya kamu melakukannya sejak dulu, bukannya menghilang tanpa kabar di hari pernikahan kita. Aku pulang." "Dengarkan penjelasanku dulu, atau aku akan terus mengganggumu. Silahkan duduk" Sojung akhirnya bersedia duduk kembali. Seok Jin mulai bercerita.

Taehyung masih merasakan nyeri di tangannya. Ia masih memikirkan perlakuannya tadi pada yerin. "Btw, siapa yah nama cewek itu? Kalau gw ga salah ingat, waktu di cafe orang-orang memanggilnya yerin. Iya yerin ga salah lagi." Taehyung bertanya lalu menjawab sendiri. Aneh. Tiba-tiba perutnya berbunyi. Ia merasa kelaparan. Taehyung segera ke mobilnya lalu mengemudikannya menuju restoran terdekat. Sesampainya di restoran ia langsung memilih meja dekat pintu masuk. "Untung ada restoran deket sini." Taehyung lalu memanggil pelayannya kemudian memesan makanan. Selesai memesan, ia memainkan hpnya sambil sesekali melirik keadaan di sekitarnya. Dan tanpa diduga Taehyung melihat ayahnya sedang makan dengan seorang wanita. Yang pasti wanita itu bukan ibunya. "Ayah, sedang apa ia disini? Siapa wanita itu?" Dengan keadaan emosi, Taehyung akan menghampiri ayahnya. Tapi ia mengurungkan niatnya. Ia tidak ingin membuat keributan dan juga mempermalukan ayahnya.

"Begitulah kejadian sebenarnya." Ucap Seok Jin mengakhiri ceritanya. "Penjelasanmu ini tak akan mengubah apapun."jelas Sojung. "Tentu saja. Aku hanya ingin kamu mengetahui yang sebenarnya. Sehingga beban yang kurasa sejak 26 tahun lalu bisa berkurang sekarang." "Baiklah, kalau begitu aku pulang." "Tunggu!" Seok Jin kembali menarik tangan Sojung. Adegan ini membuat hati Taehyung panas membara di ujung sana. "Satu hal yang perlu kamu tahu, cintaku padamu tidak pernah berubah sejak dulu hingga sekarang." "Seok Jin, sayangnya perasaanku sudah berubah saat ini. Tak ada lagi tempat di hatiku untukmu. Dan lagi seharusnya kamu mencintai istrimu, bukan aku!"Seru Sojung melepaskan genggaman Seok Jin lalu pergi meninggalkannya. Seok Jin juga pergi meninggalkan restoran itu tanpa mengetahui kalau Taehyung ada disana. Taehyung tidak jadi makan. Ia langsung pulang setelah menyimpan beberapa lembar uang di atas meja.

"Ayah, ayah!" Teriak Taehyung memanggil-manggil ayahnya. "Ada apa? Jangan berteriak-teriak seperti orang tak berpendidikan."ucap ayahnya datar "Oouhh, jadi aku ini seperti orang tak berpendidikan. Lantas bagaimana dengan ayah?" "Apa maksudmu?" "Ya, orang terhormat dan berpendidikan seperti ayah tak lebih baik dari orang rendahan di luar sana." "Jaga ucapanmu Taehyung!" "Apa yang salah dengan ucapanku, ayah." Seketika ayahnya menampar Taehyung. "Anak kurang ajar, tak tau diuntung." "Apa yang ayah lakukan di restoran dengan seorang wanita?" Teriak Taehyung lantang. "Dasar anak...." "berhenti Seok Jin"cegah Ji Yeon. Setelah Ji Yeon muncul, Seok Jin malah pergi menuju perpustakaan rumahnya. Ia butuh menenangkan diri. "Dari mana Taehyung tau, kalau aku bersama Sojung tadi?" Seok Jin mencoba berpikir.

"Ayah, Ibu, Hyung. Aku pulang." Teriak Kookie. "Kenapa rumah sepi sekali, kemana orang-orang?" "Anda mencari siapa yah?" Tanya Taehyung dari belakang. Jungkook tersenyum. Sebelum akhirnya berbalik menghadap Taehyung dan langsung memeluknya. "Hyung, ini gw!!!" "Kookie!!!" Dengan ekspresi kaget, Taehyung malah memukul kepala  Jungkook sebelum membalas pelukan erat Jungkook. "Dasar bodoh, bagaimana mungkin lo pulang tanpa ngasih tau gw." "Ini namanya surprise, hyung!!" Taehyung merasa ada yang berbeda dengan Jungkook. "Lo?" "Iya, gw udah bisa jalan hyung." Seketika Taehyung tersenyum bahagia. "Tunggu-tunggu" sela Taehyung, "kenapa hyung?" Tanya Jungkook heran. "Gw harus hati-hati nih sekarang, lo makin keren aja bro. Cewek manapun bakal tunduk sama lo." "Bisa aja lo, hyung. Tapi sayangnya hanya satu cewek yang bakal gw taklukin dalam waktu dekat. Eunha." Taehyung tersenyum paksa mendengar hal itu. "Lo pasti bisa naklukin Eunha, gw jamin." Ucap Taehyung. "Pasti. Sekarang gw bakal berusaha untuk itu." "Perlu bantuan." Tawar Taehyung "Tidak perlu." Jawab Jungkook yakin. "Kookie, kamu sudah pulang?" Tanya Ayahnya yang baru saja keluar dari perpustakaan. "Iya, Kookie baru saja sampai." Kookie mendekat ke ayahnya lalu memeluknya erat. Ayahnya membalas pelukan itu dengan ekpresi penuh rasa rindu. Hal yang tak pernah Taehyung rasakan. Pelukan hangat seorang ayah. Kadang Taehyung merasa kalau ayahnya hanya sayang pada Jungkook. Namun setiap perasaan itu muncul, ia menepis semua itu dengan menguatkan hatinya. Lalu berpikir wajar Jungkook itu anak bungsu. Apalagi saat Jungkook lumpuh, seluruh perhatian ayahnya tercurah pada Jungkook. "Siapa yang datang Tae?" Tanya ibunya yang datang dari arah taman belakang rumah sambil melihat ponselnya. "Ini Kookie, Ibu!" Berlari ke arah ibunya dan langsung memeluknya. "Kookie, kapan kamu datang, nak? Ibu sangat merindukanmu" "baru aja bu, Kookie juga sangat merindukan Ibu." Suasana saat ini tidak setegang tadi. Yah, jika ada Jungkook ayahnya akan bersikap lebih lunak.

"Kirimkan alamatnya ke email saya." Ji Yeon. Jadi pertengkaran antara Seok Jin dan Taehyung tadi memang didengar oleh Ji Yeon, termasuk perkataan Taehyung mengenai Seok Jin yang makan malam dengan seorang wanita. Ia tak rela Seok Jin direbut oleh wanita lain. Ia tak peduli jika Seok Jin tak pernah mencintainya. 26 tahun ia berusaha menyentuh hati Seok Jin tapi tak pernah berhasil. Hidup bersama selamanya, sudah cukup bagi Ji Yeon. Dan sekarang ia sudah mendapatkan data mengenai wanita yang ditemui oleh Seok Jin. Yah sangat mudah bagi Ji Yeon melakukan hal itu. Ia punya beberapa detektif bayaran. Ia juga selalu mencari tahu apa yang dilakukan Seok Jin. Karena 1 dari 2 orang kepercayaan Seok Jin berada dipihak Ji Yeon. Besok ia akan mendatangi rumah wanita penggoda itu.




Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang