Ada Yang Lain?

1.1K 89 10
                                    

Author POV
St. Mary Seoul Hospital.
Mereka akhirnya tiba si rumah sakit. Tanpa menunggu lama, Yerin langsung dibawa ke ruang ICU. Eunwoo menunggu di luar dengan penuh kecemasan. Kemeja biru mudanya sudah berubah warna. Ia tak berniat membersihkannya. Fokusnya sekarang hanya Yerin. Perempuan yang bisa membuat ia pulang setelah bertahun-tahun tinggal di Inggris. Kini perempuan itu sedang tak berdaya di dalam sana. Ingin rasanya Eunwoo menghabisi saja pria brengsek itu. Berani-beraninya ia memperlakukan Yerinnya seperti itu. Pintu ICU terbuka, Eunwoo mendekat. "Bagaimana keadaannya dok, tidak parahkan?" "Anda suaminya?" "Hah? Bukan dok, saya kakaknya." "Mana suaminya?" "Sedang ada keperluan. Sebenarnya apa yang terjadi?" "Begini, adik anda hampir saja kehilangan janinnya, beruntung anda cepat membawanya ke rumah sakit." "Janin?" "Iya, adik anda sedang hamil." Eunwoo diam sejenak. Berusaha mencerna perkataan dokter barusan. "Anda baik-baik saja?" "Hah? Iya dok kenapa?" "Jadi begini, adik anda harus bedrest selama beberapa hari, dan juga dia tidak boleh terlalu banyak pikiran, bisa berpengaruh pada kondisi janinnya." "Ah iya, baik dok nanti biar saya nasehati. Terima kasih banyak dok." "Sama-sama."

Taehyung POV
Apa yang udah gw lakuin. Ini bukan gw. Pantang bagi gw nyakitin perempuan manapun di dunia ini. Tapi, itu pantas baginya. Itu belum sebanding dengan apa yang ibu gw rasain. Pokoknya apapun yang terjadi, gw harus menceraikannya secepat mungkin. Dasar perempuan murahan tak ada bedanya dengan ibunya. Lebih baik gw pergi dari sini sekarang. Kelamaan di sini bikin gw muak.

Author POV
Setelah sehari berada di ruang ICU, Yerin dipindahkan ke ruang inap VIP oleh Eunwoo. Yerin sebenarnya keberatan, tapi Eunwoo memaksa. Eunwoo bilang semua demi kebaikan bayinya. Ia butuh perawatan terbaik agar bisa cepat pulih. Yerin sedang berbaring mengingat kembali kejadian malam itu. Terasa begitu menyakitkan. Orang yang begitu ia rindukan akhirnya muncul, tapi sayang hanya kesakitan yang ia peroleh. Yang Yerin pikirkan kemudian maksud perkataan Taehyung yang menyebut dirinya murahan seperti ibunya. Entah alasan apa yang membuat Taehyung berucap seperti itu, tetap saja itu tak dapat diterima oleh Yerin. Saat sedang sibuk melamun, tiba-tiba Eunwoo datang. "Hei, sedang memikirkan apa sih? Ngelamun mulu?" "Mau tau aja." "Hmmm. Udah makan belum?" "Udah tadi. Oppa kapan aku boleh pulang? Aku ga bisa tiduran terus seperti ini. Aku harus kerja." "Apa kamu bilang, kerja? Kamu masih mikirin kerja?" "Iya kerja. Emang kenapa?" "Emang kenapa?"kesal Eunwoo sembari menjitak kepala Yerin. "Kamu ini masih sakit, kamu butuh istirahat nona cantik. Ga usah mikirin kerja dulu." "Tapi aku harus kerja oppa." "Aku udah izin ke tempat kerja kamu. Ga masuk seminggu. Katanya boleh." "Apa? Seminggu?" "Mau janinnya sehat apa ga?" "Iyalah. Aku mah ngalah kalau untuk hal itu." "Bagus!"tegas Eunwoo mengacak-acak rambut Yerin. "Oppa cari jodoh sana jangan ngurusin aku mulu." "Ga ada yang cocok." "Emang maunya yang kaya gimana?" "Kaya kamu." Tiba-tiba suasana menjadi hening. "Oppa aku serius, ga usah bercanda deh."ucap Yerin memecah keheningan. "Belum pengen." "Sampe kapan?" "Apaan sih. Udah istirahat sana."
Sementara di Smart Group, Taehyung tampak sedang berbicara dengan seseorang di telpon. "Gimana, udah kamu masukan berkas gugatannya? Kerja yang bagus."ucap Taehyung mengakhiri obrolan.

Taehyung POV
Oke, sepertinya harapan gw sebentar lagi bakalan tercapai. Akhirnya gw bisa hidup dengan damai tanpa perempuan itu. Tapi entah kenapa seperti ada perasaan aneh yang merasuki hati gw. ada rasa tak setuju dengan apa yang gw lakuin sekarang. Ah paling itu hanya perasaan sesaat. Siapapun di dunia ini yang udah bikin ibu gw terluka ga bakal gw ampunin. Liat aja. Tiba-tiba pintu ruangan gw ada yang mengetuk. "Silahkan masuk." Pintu ruangan gw terbuka. "Joohyunsshi!!!" "Apa saya mengganggu waktu anda, Taehyungsshi?" "Oh tentu saja tidak. Ada yang bisa saya bantu. Btw silahkan duduk!" "Terima kasih. Tapi sepertinya kita ini terlalu kaku dan formal. Bagaimana kalau cukup memanggil aku dan kamu." "Hah?"gw sedikit terkejut. Perempuan ini tanpa basa basi. "Anda keberatan?" "Oh kenapa tidak. Jadi ada perlu apa kamu kesini?" "Begini, aku ingin mendirikan butik yang cukup besar disini. Ku dengar, selain managing director yang hebat, kamu juga seorang arsitek yang mumpuni. Benar begitu?"tanya Joohyun sembari tersenyum pada gw. Gw sedikit risih tapi ga enak juga. Jadi serba salah. "Kamu terlalu memujiku. Biasa saja. Sedikit bisa. Memang kenapa?" "Aku ingin kamu yang mengerjakan proyek butikku. Bisa?" "Kenapa bukan arsitek yang lain saja, banyak yang lebih hebat." "Aku mau kamu." "Hah?" "Iya aku mau kamu yang mengerjakannya. Soal biaya bisa diatur. Bagaimana?" "Bagaimana yah?" Gw sebenarnya ingin menolak tapi ga enak. "Ayolah!" "Baiklah." "Oke, mengenai pembicaraan lebih lanjut, nanti ku hubungi. Boleh minta nomornya?" "Nih."gw menyerahkan selembar kartu nama padanya. "Oke, thanks." Dia bakal nyium pipi kiri gw. Tapi gw menghindar. "Aku permisi yah."

Broken Dreams, Broken Heart!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang