LEVEL 2 : Target Kedua

2.9K 321 34
                                    

Bandung, Indonesia, 10 Januari 2330

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, Indonesia, 10 Januari 2330

Seorang gadis berambut pirang sekitar berumur 18 tahun sedang asyiknya menatap serius komputer hologram depan wajahnya. Earphone dan kedua tangannya yang menempel pada mouse dan keyboard hologram tidak bisa lepas dari gangguan orang-orang yang sesekali datang menegornya.

"YES-YES!!" teriaknya meloncat-loncat kegirangan melepas headsetnya membuat semua orang di dalam ruangan melongo terkejut melihat gadis bule di depan mereka.

Gadis itu menyadarinya dia hanya tersenyum terkekeh dan melayangkan dua jari diantara orang-orang dalam ruangan yang juga sedang asyik memandangi layar komputer hologram depan mereka. Ternyata ruangan yang dipenuhi oleh anak kecil dan para remaja juga beberapa anak muda lainnya mereka sedang bermain game online di internet cafe/warnet istilah yang mereka ketahui bernama warung internet. Memang julukan warnet masih ada hingga tahun 2060, tapi untuk sekarang dinamai internet cafe di Indonesia selalu berkembang dengan ketelatannya.

"Hei, you can I game-game in here?" tanya songong anak laki-laki yang masih berumur belasan tahun bertanya dengan bahasa Inggris yang berantakan pada gadis bule si penjaga internet cafe.

Gadis bule itu menatapnya sinis dan lalu ia menggebrak mejanya, membuat anak laki-laki yang tadi bertanya padanya bersama temannya melompat kaget dengan suara gebrakan dari gadis bule itu.

"Gue lancar-bisa-bahasa Indonesia," katanya dengan tatapan menantang pada kedua bocah ingusan depannya.

"Ya, ka Selly kami tau kok. Gak usah gebrak meja gitu." Si anak laki-laki itu sedikit emosi dengan sikap Selly yang kadang memang susah sekali ditebak; kadang bersikap manis, kadang jutek, kadang galak, kadang pelit, kadang berlagak mirip anak lupa ingatan, itu semua tergantung pada suasan hati Selly jika dia kalah ataupun menang dalam permainan Dead Land kegemarannya. Dan memang permainan Dead Land merupakan permainan yang sedang di gemari di Indonesia. Permainan memburu Zombie itu sangat memacu adrenalin dan membuat yang tidak suka bermain, ketika pertama kali sign in ia akan menjadi pecandu, salah satunya orang itu adalah Sellena Gurdov atau banyak yang memanggilnya Selly. Dia adalah seorang anak gadis dari Russian.

Lalu bagaimana dia bisa ada di Indonesia dan lancar berbahasa Indonesia? Selly gadis yang mandiri, berani, dan cuek ia melarikan diri dari rumah orang tuanya yang sering sekali beradu mulut karena Selly geram dan tidak betah dengan suasana itu dia melarikan diri sendirian mengurusi kepergiannya sendiri dengan biaya dari hasil mencuri uang dari simpanan uang Ayahnya yang tersimpan di brankas kamar Ayahnya. Selly anak yang pintar, dia bisa mengetahui nomor rahasia brankas ayahnya. Ayahnya sering sekali menyimpan uang di sana dan Selly kecil selalu melihatnya. Selly anak tunggal satu-satunya, dia tidak tahu harus melarikan diri kemana. Dia berhenti sekolah di umurnya yang ke 13 tahun di umurnya yang 13 tahun itu Selly sudah berani pergi sendiri terbang menaiki pesawat dan mengurusi visa dan passportnya sendiri.

Hingga tujuannya berakhir di Indonesia di Bandung tempat tinggal tantenya adik dari Ibunya. Selly lebih nyaman tinggal bersama tantenya yang janda mempunyai satu anak laki-laki yang sekarang berumur 11 tahun.

"Selly!" Berdiri seorang wanita berbadan gemuk memanggil Selly yang sama sekali tidak mendengar panggilan tantenya, earphone yang terpasang pada telinganya berdentum keras suara yang berasal dari game kesukaannya. "SELLY!" tantenya menarik earphone Selly dengan paksa hingga dia terbangun dari bangkunya. "Holly Shit!" Hujatannya membuat wajah tantenya menjadi merah.

Selly terperanjat terkejut melihat tante Irma berdiri di depannya mencengkram earphone-nya dengan keras-keras. "Tante Irma hehe.." Kekehan tawa Selly yang kepergok oleh tantenya.

Dengan memakai jaket emas berbahan satin tipis yang berkilau-kilau terpantulkan oleh terik cahaya matahari di siang hari tepat pukul satu siang Selly berjalan santai kadang sempoyongan karena terlalu lama berdiam diri dalam ruangan gelap yang hanya ada sinar lampu dari komputer hologram. Dia memakai jelana jeans pendeknya yang berwarna abu-abu seatas lututnya, walaupun tidak ada laki-laki yang meliriknya karena sebagian para laki-laki tahu kalau gadis yang lewat depan mereka seperti melihat ketua preman yang ditakuti. Tapi tidak bagi kaum perempuan, mereka yang melihat Selly bagaikan seorang model yang berjalan catwalk di depan mereka sedang memperlihatkan gaya berpakaian fashion terbaru di bulan Januari.

Selly tepat berdiri di depan gerbang sekolah SMP MELATI SEJAHTERA sekolahan swasta di Bandung. Dia melihat sekelompok anak laki-laki, lima orang anak laki-laki itu mengelilingi seorang anak laki-laki yang tengah terperojok. Selly mengerutkan dahi mengamati anak laki-laki yang terperojok itu yang ternyata baru dia sadari kalau anak laki-laki itu adalah anak tante Irma.

"Hei, bocah!" teriak Selly membuat sekelompok anak laki-laki yang mengitari Indra nama anaknya tante Irma, mereka semua kabur melihat Selly yang berlari mendatangi Indra.

"Ka Selly?"

"Kamu gak apa-apa? Mereka malak kamu?" Pertanyaan Selly yang bertubi-tubi membuat Indra mengangkat alisnya sebelah.

"Gak apa-apa ka Selly, mereka hampir mau malak aku," katanya sembari jalan pulang diikuti oleh Selly dari sampingnya.

"Hampir?" tanya Selly.

"Ya, hampir saja. Kalau aku sih tenang saja, pasti ka Selly datang menolong aku." Perkataan Indra yang terucap dari mulutnya entah kenapa membuat Selly merasa bangga. Dia langsung memeluk Indra yang belum memiliki tinggi badan setingginya dengan mudah Selly merangkulnya erat dari samping. Selly sudah menganggap Indra seperti adiknya sendiri.

"Dasar bocah satu ini, bisa sekali ya bikin orang tersandung, eh tersanjung."

Mereka berdua tertawa bersama dalam perjalanan pulang. Selain Selly menjaga warnet dia juga di perintahkan oleh tante Irma untuk selalu menjemput Indra sepulang sekolah. Awalnya Indra tidak suka tapi lama kelamaan Indra sudah terbiasa karena Selly sudah seperti pahlawan dan kakak bagi Indra. 

Indra masuk lebih dulu dalam rumah. Namun langkah Selly terhenti ketika dia melihat surat perkamen lusuh berwarna cokelat dengan segel cap merah yang berlogo VR.

Selly mengambilnya, "Hm, apa ini? Jadul sekali suratnya."

¤¤¤

-Tbc-

Yes, Target Ketiga coming soon siapa ya target berikutnya? Heheh...

Vote & komennya ya di ceritaku ini. Makasih :)

Love from,

Heenim

Virtual Reality: How To Survive From ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang