Phuket, Thailand, 28 Januari 2330
Center Mall Phuket, merupakan mall terbesar di kota Phuket. Pemiliknya adalah seorang pengusaha yang sukses di Thailand, mempunyai dua anak laki-laki. Anak pertamanya memiliki pewaris untuk memegang saham ayahnya, namun anak keduanya merasa tidak adanya keadilan karena dia selalu dipandang sebelah mata oleh ayahnya.
Anak laki-laki itu yang berumur 18 tahun berdiri dengan penuh keemosian yang sudah dia pendam sejak lama, dia memandangi sekeliling orang yang berada di ruangan tamu yang sangat besar, bola matanya mengelilingi setiap orang yang sedang duduk dengan tegangnya namun bola matanya kembali lagi tertuju pada seorang bapak tua yang sedang duduk memandangi gelas berisikan air teh di depannya.
PRANK!
Bapak tua itu melemparkan gelas tehnya memecahkan kesepian.
"KELUAR KAU!" teriaknya memandangi tajam pada anak laki-lakinya yang masih berpakaian seragam sekolah.
Seorang wanita tua dengan setelan pakaiannya bagaikan wanita bangsawan berbalut warna merah jambu, menghadang suaminya dengan menenangkannya, "Sudah sayang, hentikan!"
"Untuk apa selama ini aku membiayaimu, tapi kau bermalas-malasan di sekolah. Wali kelasmu memberitahuku bahwa kau hari ini tidak sekolah, kemana kau?"
Anak laki-laki itu tetap dengan sikapnya yang santai tidak ada rasa bersalah.
"Bermain game online," ucapnya santai tapi ada kesakitan dalam hatinya yang tidak bisa diungkapkan.
"Game online?" tanya ayahnya memastikan.
"Ya," jawabnya.
"Dasar anak tidak berguna!" Ayahnya kembali mengamuk tapi Ibunya menenangkan suaminya di sampingnya. "Sayang, hentikan, sudah!"
"Aku mengharapkanmu untuk bisa memegang saham, tapi jika kau seperti ini terus aku akan menyerahkannya pada kakakmu."
"Aku sudah tidak peduli lagi. Aku lelah dengan sikap ayah, apapun yang aku lakukan baik itu dengan belajar ataupun mengambil les. Ayah tetap akan memilih kakak, bukan aku," ucap Virote.
"V," panggil kakaknya yang langsung berdiri angkat bicara.
"Tidak, kak, aku tidak butuh penjelasanmu, dan selamat, aku akan pergi." Virote pergi keluar dari rumahnya dengan menenteng ranselnya.
"V!" panggil mamanya yang ingin mengejar anaknya. Tapi dicegah oleh ayahnya, "Lihatlah apa yang telah kau lakukan padanya, menjadi anak manja," katanya yang lalu ikut pergi naik keatas kamarnya.
Virote keluar dari rumahnya, menaiki motor Frame Honda CB 750 terbuat dari carbon fiber, alumunium, dan titanium sehingga sanggup membawa beban pengendaranya yang berat .
Honda CB 750 ditenagai oleh mesin hidrogen cair 4 silinder dan memiliki fitur on boar computers yang dikendalikan sebuah OLED touch screen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Reality: How To Survive From Zombie
Science FictionBUKU #1 PERTAMA DARI VIRTUAL REALITY THE SERIES. [Update setiap hari Minggu] Sepuluh anak remaja gamers di berbagai negara terpilih. Mereka berkumpul di Indonesia untuk memenangkan permainan dari teknologi ciptaan Prof, Dr. Fuad, yaitu VR (Virtual...