Derap langkah kaki yang terdengar begitu kerasnya dari lorong sepi yang dia lewati. Dia adalah seorang laki-laki yang memiliki rambut ikal terlihat seperti baru saja terbangun dari tidurnya, dia datang terlambat di jam pertama minggu keempat pelatihan mengenai cara menggunakan senjata, sebenarnya itu adalah pelatihan yang ingin dia ikuti. Langkah cepat kakinya terhenti di depan pintu marmer yang berwarna putih seputih tulang dan kemudian dia buka pintu tersebut hingga membuat semua sepasang kedua mata menatap kearahnya.
Ruangan yang berbentuk prisma dengan tembok hitam dan lampu neon yang biru menyinari setiap sudut sangatlah terlihat seperti benar-benar berada di dimensi yang berbeda. Noah melirik ke sekeliling tiap sepasang mata yang melihatnya tidak heran karena Noah memang sering sekali terlambat, lirikan Noah terhenti di kedua mata Paul yang memberikan isyarat untuk Noah segera masuk ke dalam kelas dengan jempol tangannya yang menarik kedalam dimaksudkan untuk Noah segera masuk kedalam kelas. Dan untungnya isyarat yang diberikan oleh Paul, Noah dapat mengerti, dia langsung duduk di sebelah Daniel.
Pengajar hari ini adalah dari tim angels bernama Norman Sanders yang berasal dari negara Jerman. Wajahnya yang tampan dan tinggi badannya yang ideal membuat Selly dan Cindy terkesima melihatnya, tapi tidak pada Kanya yang selalu memuji ketampanan V, Noah jadi teringat kejadian semalam saat makan malam dia tidak sengaja menabrak Kanya karena Noah sedang fokus memandangi Amanda yang sendiri berada di tempat duduknya.
Buk!
"Sorry, a-aku gak sengaja," kata Noah.
Kanya hanya membalasnya dengan tatapan sinisnya. Ketika Kanya hendak melewati Noah, Noah menghentikan Kanya dengan menarik lengannya.
Kanya kaget karena lengannya tiba-tiba saja di pegang oleh Noah. "Mau apa kau?" tanya Kanya dengan berbahasa Indonesia yang sangat lancar membuat Noah sedikit terkejut, tidak heran karena semua negara yang terkumpul di sini dapat berbahasa Indonesia dengan sangat lancarnya.
"Menurutmu siapa pria yang tampan di sini?" tanya Noah.
Alis sebelah kiri Kanya terangkat, mungkin baginya pertanyaan yang berasal dari Noah merupakan pertanyaan bodoh yang tidak perlu dijawab.
Kanya hanya membalasnya dengan tatapan tajam yang menikuk, membuat Noah merasa telah salah menanyakan pertanyaan bodoh itu. "Ah, maaf pertanyaan tadi lupakan saja," kata Noah dengan tawa cengirnya.
"Tentu saja yang tampan di sini adalah V," lontaran jawaban Kanya semakin meyakinkan Noah bahwa pertanyaannya itu telah salah diberikan pada Kanya yang sudah lama menyukai V.
Mata Kanya melirik pada seseorang dari jauh di balik punggung Noah dia melihat V yang sedang turun dari tangga putar memasuki ruang makan, dengan cepat raut wajah Kanya berubah menjadi senyum yang cerah menyambut kedatangan V, dia berjalan menghampiri V dan membalas tabrakan Noah hingga nampan makanan yang dibawa Noah terjatuh.
Prank!
"Hei!" teriak Noah.
"Apa? Mau marah? Marah saja," tantang Kanya menatap sinis kembali pada Noah.
Noah hanya mendengus kesal membuang napasnya yang dalam-dalam. Dia sudah janji bersama ayahnya untuk tidak melawan seorang perempuan karena jika laki-laki melawan seorang perempuan, artinya laki-laki itu adalah seorang pengecut.
Kejadian semalam telah mempengaruhi Noah yang tidak bisa tidur hingga dia bangun kesiangan, dia merasa dirinya memang jauh berbeda dengan ketampanan yang dimiliki oleh V, dia memang pantas menjadi seorang pemimpin, sudah empat minggu ini dia menjadi pemimpin di tim players, V terpilih jadi pemimpin karena memang dia yang mengingkannya dan bersedia sebagai pemimpin.
Lirikan Noah masih berlanjut pada salah satu kaum hawa lainnya yaitu Amanda, tatapan Amanda kepada Jake bukan seperti tatapan Selly dan Cindy yang mengaguminya ataupun juga tatapan Kanya yang tidak lepas memandangi V. Tatapan Amanda jelas-jelas seperti tatapan biasa saja melihat Norman yang sudah seperti aktor pemain film.
"Baik, sepertinya semua sudah berkumpul," seru Norman yang membuyarkan lirikan Noah sehingga tatapannya kembali tertuju pada Norman yang berdiri di depan mereka. "Kalau begitu mari ikut aku."
Semua players berdiri dan mengikuti Norman memasuki pintu rahasia yang ruangannya sangat luas berisikan banyak berbagai macam senjata, baik itu senjata di jaman dulu dan senjata modern jaman sekarang. Noah menyukai ruangan itu, mulutnya pun tidak hentinya mengatakan kata "Wow!"
"Mengasyikan bukan?" tanya Paul yang entah darimana dia sudah berdiri di sebelah Noah.
"Ya, ini keren," kata Noah yang masih kagum memandangi senjata-senjata yang tertempel di dinding terpajang bagaikan bingkai foto yang berjajar rapi.
"Hari ini kita akan mulai mempelajari cara menembak," kata Norman yang berhenti dan memutar badannya 180 derajat menghadap para players yang langkahnya juga berhenti di depannya, beberapa menyambutnya tapi ada sebagian yang tidak menyukainya.
"Aku tidak pintar menembak," ujar Sanjay merasa malu pada dirinya sendiri.
"Ckckck, kau itu cuma pintar makan. Aku harap kau juga tidak akan memakan senjatanya," sindir V yang membuat sedikit keributan hampir saja Paul melemparkan kepalannya namun ditahan oleh Noah.
"Mau apa kau orang hitam? Aku pemimpin di sini sekarang," katanya dengan bangganya.
"Masa jabatanmu hanya sebulan lihat saja jika aku yang terpilih jadi pemimpin berikutnya," balas Paul.
"Memangnya kau mau apa? Mau bergabung pesta makan-makan bersama si gendut?" tunjuk V pada Sanjay.
Paul kembali mengambil langkah selangkah untuk menghajar V tapi untungnya kali ini kedua tangan Paul di tahan oleh Noah dan Junior, tenaga yang dikeluarkan oleh Paul sangatlah kuat.
"Cukup," bentak pelan Norman, "Simpan tenaga kalian, karena senjata di sini yang mungkin kalian pikir sangatlah ringan itu salah, semua senjata di sini sangatlah berat." Perkataan Norman menenangkan suasana menjadi sunyi dan fokus mendengar penjelasan Norman. "Jadi sekarang saatnya untuk kalian memilih senjata kalian masing-masing dan kita langsung mempraktekkannya dengan menembak sasaran Zombie yang telah aku buat dari Hologram." Norman memperlihatkan kesepuluh Zombie yang memiliki tinggi orang dewasa dari luar negeri sekitar dua meter tinggi badan dari para zombie itu, sedangkan tinggi badan zombie perempuanya sekitar satu meter setengah.
Tubuhnya yang kurus memperlihatkan tulangnya yang sedikit terobek dan tercabik-cabik, darah yang ternoda di baju mereka masing-masing mengubah warna aslinya menjadi warna merah yang kental dan wajah mereka yang membusuk seperti tengkorak berjalan dengan gaya jalan mereka yang sempoyongan tanpa arah juga akan haus dengan rasa lapar yang membabi buta.
"Yang ada di depan kalian hanyalah tipuan, namun tetap saja jika kalian telat menembak atau meleset menarik pelatuknya dia akan menyerangmu. Hilangkan rasa takut kalian."
¤¤¤
-tbc-
Makasih untuk para readers yg sudah memberikan vote dan membaca setia VR mengikuti perjalanan Noah ^^ melawan Zombie hehe...
VR masuk sepuluh besar di Hot News horeee!!! 👏👏👏 sekali lagi Heenim ucapkan thank you so much and I lop u bebih 💕
Selalu setia ya sama VR hehe...
Love from the star,
Heenim :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual Reality: How To Survive From Zombie
Ciencia FicciónBUKU #1 PERTAMA DARI VIRTUAL REALITY THE SERIES. [Update setiap hari Minggu] Sepuluh anak remaja gamers di berbagai negara terpilih. Mereka berkumpul di Indonesia untuk memenangkan permainan dari teknologi ciptaan Prof, Dr. Fuad, yaitu VR (Virtual...