LEVEL 16 : Teman baru

1.2K 156 8
                                    

Mereka semua memandangi Noah dengan mata mendelik. Noah tidak sadar dirinya diperhatikan seperti kambing yang sudah diincar oleh para pemburu untuk menjadi mangsa mereka. Bagaimana tidak mereka memperhatikan Noah seperti itu, yang mereka lihat Noah adalah bukan sembarangan remaja Indonesia yang mudah untuk dikelabui atau terlihat lemah bagi mereka, ternyata remaja dari Indonesia itu memiliki nyali yang besar juga.

"Kau bertanya padaku bagaimana dengan para pemain yang tidak menjadi pemenang?" tanya Lucy sesekali menyisipkan senyum simpulnya.

"Ya, apakah mereka kembali ke rumah mereka masing-masing?" sambung Selly yang ikut bertanya. Pertanyaan Selly merupakan salah satu dari ribuan pertanyaan yang sudah menumpuk di dalam otak Noah.

Wanita dalam hologram itu tersenyum memandangi sekeliling, "tentu saja. Aku menjanjikan sebuah hadiah dan aku pun juga menjanjikan bagi mereka yang tidak menang untuk kembali ke tempat asal mereka. Apa kau bisa diterima?" tanya Lucy melirik pada Noah.

Noah memutarkan bola matanya kekiri dan kekanan memikirkan jawaban yang tepat untuk diucapkan, "lalu kenapa penjemputanku seperti aksi penculikan?" tanya Noah ragu dengan membalas tatapan Lucy.

Yang lain pun semakin terkejut dengan apa yang dilontarkan dari mulut Noah.

"Wow kawan, kalau saja kau tidak menolak satu hari sebelum keberangakatanmu yang seharusnya itu menjadi keberangkatanmu kemari hari itu, maka aksi penculikan itu tidak ada," jelas Paul menepuk bahu Noah yang terlihat naik pitam, namun Paul berhasil mengendalikan emosi Noah.

Bagaimana dia bisa tahu, aku menolak undangan permainan ini? Pikir Noah, dia melirik Paul dengan pandangan bingung seakan ucapan Paul tidak dapat diterima oleh perut Noah sehingga rasanya menjadi mual dan ingin memuntahkannya sesegera mungkin.

"Terima kasih, Paul atas penjelasannya," sahut Lucy, "aku tahu kau berbeda Noah, karena kau tidak seperti yang lainnya yang menginginkan sebuah hadiah..."

Mendengar ucapan Lucy--Virote berdecak, memandang jijik pada Noah.

Lucy melanjutkan kembali penjelasannya, "... kau mengingatkan aku pada seseorang di generasi sebelum kalian." Lucy memandangi mereka semua satu persatu dari per kepala, "Maafkan aku jika beberapa pegawaiku yang aku kirim untuk menjemput kalian agak sedikit kasar, aku tahu apa yang kalian alami ketika bertemu seseorang yang baru kalian kenali dengan penampilan yang terlalu mencolok ataupun mencurigakan bagi kalian. Aku sangat mewajarinya." Lucy menarik napasnya pelan dan membuangnya dengan perlahan, "Perlu kalian ketahui, aku tidak menculik kalian. Kalian sudah mendapatkan ijin dari orang tua atau wali kalian karena kami pun pasti akan menguhubungi mereka." Lucy kembali menatap Noah, "Dan maafkan kami telah menghancurkan ponselmu. Kami akan menggantikannya dengan yang baru, tapi saat kau telah selesai mempermainkan permainan ini." Lirik Lucy kepada Noah.

Noah tidak bisa berkata apa-apa lagi mengenai ponselnya. Dia mati kutu.

"Karena semua alat komunikasi harus disita agar kalian lebih fokus dalam memainkan permainan ini. Tidak boleh menghubungi keluarga kalian selama kalian masih di sini," tegas Lucy.

Beberapa yang lainnya mengangguk setuju karena ponsel mereka sudah dikumpulkan saat kedatangan mereka.

"Baik, karena semuanya sudah berkumpul, pelatihan trainee kalian akan dimulai besok di pagi hari. Kalian akan diajarkan bagaimana cara menggunakan oculus atau bisa dibilang simulasi. Dan walaupun kalian sudah memilikinya, oculus buatan kami berbeda mereka seakan nyata." Perkataan Lucy sangat membuat yang lainnya berdegup kencang.

"Hari ini sebaiknya kalian gunakan untuk beristirahat. Karena masa trainee kalian adalah seminggu dimulai dari besok. Terima kasih atas waktunya. Dan kepada Paul tolong arahkan Noah ke kamarnya, bila Noah memiliki beberapa pertanyakan kau jawab saja sepengetahuanmu, karena kau yang pertama tiba dan paling lama di sini menunggu kedatangan mereka."

Virtual Reality: How To Survive From ZombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang