Jangan Sentuh Gadisku

3.1K 140 11
                                    

Terakhir kali saat Luna pingsan Abby meminta kepada tante Lisa dan om Bram untuk menjaga Luna karena sifat dan mood nya sangat susah ditebak. Abby berulang kali mengutarakan tentang identitas yang sebenarnya kepada orang-orang di sekitar Luna. Ia tak mau kalo sampai Luna di anggap sebagai seseorang yang gila. Bayangan itu membuat diri Abby selalu dilimuti rasa bersalah pada Luna. Abby rela melakukan apa saja demi bisa menebus kesalahannya dulu. Termasuk mengembalikan seluruh hak dan sifatnya seperti sedia kala.

Walaupun Abby tau apa yang ia lakukan sekarang memang sudah sangat terlambat, namun ia akan tetap mencoba apapun resikonya.

Setelah berbincang-bincang dengan orang tua angkat Luna. Abby pamit untuk pergi ke rumah ayahnya. Abby sangat mengenal tante Lisa dan om Bram karena sejak masih umur lima belas tahun Abby ditinggal selama satu setengah tahun oleh ayah yang berangkat ke Russia karena urusan bisnis.

***
WARNING!

Rumah Ayah Abby

Abby berjalan tergesa-gesa menuju ruang pribadi ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Abby berjalan tergesa-gesa menuju ruang pribadi ayah. Memang Abby dan ayahnya mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain. Abby yang mempunyai sifat yang segala sesuatunya itu adalah positif, sosok yang bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat. Lain halnya dengan ayahnya yang hanya menjunjung keegoisan dan materi saja. Segala cara ia halalkan demi memuaskan batinnya.

"Awas gue mau masuk!" Kata Abby membentak pengawal ayah pas di depan pintu masuk.

"Maaf tuan tapi.." kata bodyguard ayah.

"Jangan buat gue emosi buka sekarang atau lo mau leher lo gue patahin? HAH!?" ujar Abby yang menekan setiap kata.

Abby jago dalam hal bela diri, sejak SMP dia memang milih taekwondo sebagai ekskulnya.

Mendengar ancaman tersebut sontak pengawal yang mencegahnya langsung mempersilahkan Abby masuk. Namun berlahan langkah Abby mulai memelan, suara yang membuat bulu kuduknya merinding itu membuat emosinya mulai diuji.

Ia mengepalkan kedua tangannya lalu berjalan dengan wajah kesal. Lebih tepatnya benci mengarah pada bapak-bapak berumur sekitar 47 tahunan yang sedang asik berbuat mesum pada perempuan yang duduk tepat dipangkuan ayahnya.  Sontak perempuan itu berdiri dan langsung meninggalkan ayah Abby yang masih terlihat nafsu dan belum merasa puas.

"Jika saja kau bukan ayahku mungkin sejak dulu aku akan membunuhmu".

"Ada apa kau ke kantor ayah? Mengganggu acara ayah saja" Tanya ayah yang memperbaiki pakaiannya.

"Apa!? Kau sebut ini kantor!?Bullshit!" batinku memanas.

"Kau bisu yah? Ayah bertanya padamu Abby" kata ayah lebih menekan kata Abby.

Serasa kekesalan Abby mulai naik sampai ke ubun-ubun. Namun dirinya terus saja mencoba mengontrol dengan mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.

If You Know Who I'm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang