Abby Jika Saja Kau Tau

4K 156 10
                                    

Sekarang pukul 19.15 PM namun Luna masih belum menunjukkan tanda bahwa ia siuman. Abby pun mencoba mencari kesibukan sendiri untuk menghilangkan rasa bosan yang sedari tadi melandanya. Tiba-tiba seorang dokter wanita masuk ke dalam kamar inap Luna yang langsung memeriksa keadaan Luna yang belum sadar.

"Kenapa Luna belum juga sadar dok?" Tanya Abby yang mengikuti dokter wanita itu.

"Dia hanya syok saja dan salah satu alasan dia pingsan karena tubuhnya terlalu dipaksakan untuk tidak tidur yah bisa dibilang dia mengidap Anemia" lirik dokter pada Luna.

Rasa bersalah Abby mulai merogoti pikiran dan perasaannya. Bagaimana bisa seseorang yang masih berumur 13 tahun sudah mengalami Anemia.

"Kalau begitu saya permisi dulu" pamit sang dokter.

Saat dokter itu tak terlihat batang hidungnya lagi. Abby bergegas untuk melihat kondisi Luna yang belum kunjung sadar.

Abby mengelus punggung tangan Luna seraya mengucapkan "Aku berjanji akan menjagamu dan merawatmu Luna sampai kau benar-benar sembuh" sumpah Abby dalam hati.

***

Hari demi hari telah berlalu keadaan Luna pun mulai membaik. Abby mencoba berkonsultasi kepada dokter yang menangani Luna.

"Dok, apakah saya bisa membawa Luna pulang?" Tanya Abby pada dokter.

"Hmm..boleh saja tapi jangan sampai buat dia trauma atau stres lagi, karena keadaannya belum pulih total" kata dokter itu tegas.

"Siap dok, terima kasih sudah merawat Luna dengan baik selama ini kalo begitu saya pamit" Abby mengulurkan tangannya pada dokter wanita itu lalu ia merespon dengan membalas uluran tangan Abby.

Mereka pun bersalaman.

Abby beranjak dari ruangan dokter tersebut lalu bergegas menuju kamar Luna untuk merapikan barang dan membawa Luna pulang.

Abby membukakan pintu mobil lalu menyuruh Luna agar segera masuk.
Awalnya Luna hanya menatap mobil itu. Namun Abby mencoba menyentuh baju lengan milik, sontak Luna menghempaskan tangannya.

Sempat Abby terkejut sesaat melihat tingkah Luna tersebut. "Masuklah aku tidak akan menyakitimu lagi, aku janji" kata Abby yang meyakinkan Luna.

Di sepanjang jalan Luna hanya terdiam sambil memandang keluar jendela mobil dan mencoba membuka kaca mobil tersebut.

Abby melirik tingkah laku bocah itu entah kapan Abby mulai tersenyum dan terlihatlah lesung pipi milik Abby yang begitu mempesona.

"Apa kau senang? Apakah kau ingin ke pantai?" Luna dengan spontan mengangguk pelan dan kembali mengeluarkan tangannya ke luar jendela mobil sambil menghirup udara segar yang sejak lama tak ia rasakan.

Suara deburan ombak mampu membuat hati Luna begitu senang. Sesampainya disana ia berlari di sepanjang garis pantai tanpa memperdulikan orang yang sedang memerhatikan dirinya sambil meminum air kelapa muda.

***Luna***

Aku berlari dengan tergesa-gesa ini hal yang menyenangkan buatku. Aku berlari di sepanjang garis pantai dan memainkan pasir putih yang ada disana.

Mataku tertuju pada pria yang memerhatikanku sejak tadi.

Mengapa ia begitu baik padaku?

Apakah dia mengenalku?

Ah entahlah, aku memutuskan untuk menikmati pemandangan pantai yang indah ini.

Aku berlari ketika ombak datang menghampiriku membuatku tertawa sendiri, memungut kerang yang cantik dan membentuknya menjadi pola love. Tiba-tiba suara riyuh yang entah datang dari mana membuatku sedikit terganggu.

If You Know Who I'm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang