Memulai Semuanya Dari Awal

2.1K 89 4
                                    

***Luna***

Yah aku mulai melupakan semuanya. Aku sadar hidupku akan terus berlanjut, aku tidak mau karena masa laluku aku kehilangan harapan untuk menggapai impianku menjadi seorang detektif .

Aku bangun lebih awal hari ini, aku ingin menikmati suasana pagi dengan berolahraga. Oh iya, sejak aku di adobsi aku menghabiskan waktuku untuk homeschooling, yah meskipun semuanya terlambat namun niatku untuk belajar patut diakui jempol. Dan di usiaku yang menginjak delapan belas, aku sudah mendapat banyak penghargaan diberbagai bidang.

Aku tak terkalahkan. Haha.

Sebelum berlari tak lupa aku selalu melakukan stretching terlebih dahulu. Aku sangat menyayangi tubuh indahku ini. Aku merapikan rambut dan mengikatnya yang tampak seperi ekor kuda. Aku mulai berlari pelan sambil mendengarkan lagu melalui headset.

"Sungguh nikmat anugrahmu Tuhan" gumamku dalam hati.

Aku mampir ke salah satu minimarket yang terdapat dipersimpangan jalan untuk membeli sebotol minuman kesukaanku. Apalagi kalo bukan beli susu putih rasa vanila. Yah aku sudah mengingat semua tentangku, mulai makanan kesukaanku, minuman kesukaan, fobiaku pada kepala kuda, alergi kacang, tempat kesukaanku dan masih banyak lagi.

Setelah membayar minuman tersebut aku duduk sejenak di kursi taman yang tak jauh dari minimarket tersebut.

"Hufft leganya" aku merasa lelahku seketika hilang saat meminum susu itu.

Aku merapikan rambut dan memasang headset ku kembali. Aku beranjak dari tempat duduk itu dan berlari lagi sambil memegang ponsel milikku untuk membaca new update di aplikasi wattpadku.

"Hahaha lucu banget sih" tawaku sambil terus membaca.

Bugh.

Aw.

Sepertinya badanku menabrak sesuatu membuat ponsel yang ku pegang terpental ke bawah. Tanpa menghiraukan apa yang aku tabrak tadi aku langsung mengambil ponselku.

Namun belum sempat aku mengambilnya seseorang telah mendahului diriku. Aku mulai memerhatikan style orang itu mulai dari sepatu sampai topi yang ia kenakan. Akupun menegakkan tubuhku berhadapan dengannya.

"Nih orang pake hitam-hitam emang ada yang meninggal apa" kataku dalam hati.

"Maaf saya gak hati-hati sehingga menabrak anda tadi" jawabku begitu formal padanya.

"Lo emang gak berubah yah" mendengar perkataan pria itu membuatku mengerutkan dahi seraya menatapnya heran.

Tanpa persetujuan dariku orang itu langsung memegang tanganku. Aku kaget sontak menghempaskan tangannya dariku.

"Ah haha ternyata Haphephobia lo belum sembuh total" suara yang tampak begitu familiar bagiku.

"Maaf anda siapa? Apakah anda mengenal saya?" Tanyaku sambil mengingat-ingat orang itu.

"Yah jelas ingatlah gue kan yang ngerawat lo waktu sakit, gue yang lo bilangin cowok bang*at itu" katanya sambil terkekeh

"A...abby?" Mataku membulat saat iya berlahan melepas topi, kacamata dan maskernya.

Abby tersenyum padaku memperlihatkan lesung pipinya yang begitu dalam.

"Ka...kamu ngapain ada disini? Jangan bilang dari tadi kamu ngebuntuti aku?" Abby tertawa melihatku yang menatap matanya horror.

"Kalo emang iya lo mau apa? Kalo gak lo mau apa?" Ledek Abby padaku sambil menjulurkan lidahnya padaku.

"Dasar stress" aku menatap sinis dan bergegas meninggalkan dirinya namun dengan sigap ia menahan tanganku.

If You Know Who I'm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang