Evidence 👮

1.9K 97 2
                                    

Beberapa tahun kemudian

Abby yang sedari tadi sibuk mengumpulkan bukti-bukti perbuatan ayahnya. Ia mulai geram dengan tingkah ayahnya yang makin lama semakin menjadi seenaknya bertingkah. Banyak korban yang menjadi incaran para pengawal ayah.

Abby membulatkan tekadnya untuk mencari bukti yang kuat untuk menjebloskan ayahnya ke penjara. Ia berjanji akan menggagalkan semua rencana yang ayahnya rencanakan jauh-jauh hari.

Sepanjang hari Abby mengumpulkan seluruh informasi tentang ayahnya. Memang meskipun Abby merupakan anak dari ayahnya tersebut, ia tetap saja tak banyak tau tentang kehidupan ayahnya. Dirinya hanya meyakini bahwa kebusukkan ayahnya akan terkuak dengan semua bukti yang ia kumpulkan.

"Ahhh shit" keluh Abby sambil mengacak rambutnya kasar.

Pukul 02.20 AM ia belum beranjak dari mejanya dan terus menulis sambil sesekali melirik laptop miliknya.

***Abby merasa seluruh badannya begitu sakit dan pegal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***
Abby merasa seluruh badannya begitu sakit dan pegal. Berlahan ia merenggangkan tubuhnya sesekali menguap karena dirinya merasa begitu lelah. Bagaimana tidak, ia semalaman mengumpulkan berbagai bukti tentang ayahnya tersebut.

Abby beranjak dari tempatnya menuju kamar untuk tidur. Namun belum sempat ia memejamkan matanya suara ponsel miliknya berdering hingga ia mengurung niatnya. Abby menatap layar telfonnya sesekali menghelai nafas panjang.

"Hmm" jawab Abby datar dan ia kembali berbaring di ranjangnya.

"Gue udah siapin rencananya, lo tinggal tunggu kabar dari gue besok" ucapan tegas dari Abby.

"Oke jam 10 pagi di resto milik Heru" Abby mengulang ucapan seorang pria itu.

Abby sangat benci memanggil om Heru sebagai Ayahnya. Seseorang yang menelfon dirinya tadi adalah pengacara terkenal yang ia sewa untuk membantunya mengurusi kasus ayahnya.

Meskipun Abby sudah menyewa pengacara, ia tetap merasa belum puas jika dirinya tidak mencari bukti-bukti itu sendiri.

Abby tertidur sejenak dan tak lama ia merasa cacing diperutnya merontah ingin makan. Ia pun berlahan bangun lalu menuju dapur untuk mengambil makanan.

Abby berjalan berlahan tanpa membuka matanya dan tak sengaja dirinya menabrak sesuatu.

"Aduh! Siapa yang naruh meja disini sih!?" gerutu Abby yang menabrak meja di depannya. Sesekali ia mengusap perutnya yang terasa nyeri.

Abby membuka kulkas dan mengambil beberapa buah apel dan sebotol susu putih. Lalu berjalan menuju kamarnya untuk segera tidur.

****
Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah baginya. Abby yakin bisa memenangkan kasus ini dan menjobloskan ayahnya ke penjara. Bukti yang ada pada pengacaranya telah disusun secara rapi di dalam sebuah berkas berukuran tebal itu.

If You Know Who I'm [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang