1: Ada bidadari jatuh!

55 15 9
                                    

Fathur menghentikan motornya didepan gerbang SMA Bunga Bangsa, sekolahnya. Ia melepas helm yang dipakainya dan melihat seorang cowok yang menggunakan kaca mata tebal dengan buku tebal yang didekapnya, dan cowok itu adalah teman sekelasnya.

"Heh lo yang pake kacamata!"panggil Fathur dengan suara agak keras karna cowok tersebut berjarak lima langkah dari motornya.

Cowok berkacamata tebal itu pun kaget dan menunjuk dirinya sendiri menatap Fathur dengan takut.

"Iya, lo! Cepetan sini"pangiil Fathur dengan geram sambil menggerakkan tangannya memerintahkan cowok tadi untuk menghampirinya.

"Kenapa thur?"tanya cowok tadi sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Gue nitip tas ya, lo taro aja di bangku gue. Lo tau dimana bangku gue kan?"tanya Fathur sambil menyerahkan tasnya yang hanya berisi beberapa buku catatan saja.

"Ooh.. iya tau"jawab cowok itu sambil menerima tas yang diberikan Fathur.

"Kalau ada yang nanya gue kemana bilang aja kekamar mandi,boker"ucap Fathur memakai kembali helmnya dan menghidupkan mesin motor yang tadi dimatikannya.

"Ta...tapi tur-"

"Udah gak usah tapi-tapian, mending lo masuk, udah mau mulai tuh upacaranya. Inget ya apa yang gue bilang tadi."ucap Fathur menatap cowok tersebut dengan tajam membuat cowok itu hanya mengangguk saja karna takut.

Detik berikutnya motor Fathur sudah pergi meninggalkan cowok tadi dan menuju warkop maklela yang berada dibelakang sekolahnya, para sahabatnya sudah berkumpul disana sejak tadi.

Tidak butuh waktu yang lama untuk tiba di warkop yang sudah sering mereka berempat datangi selama satu tahun setengah ini, Fathur langsung turun dari motornya setelah mematikan mesin motor dan masuk kedalam warung yang tidak terlalu besar ini.

Suara berisik milik Putra langsung menyambut Fathur ketika ia akan melangkah menuju meja yang sudah ada ketiga temannya.

"Berisik banget sih lo"ucap Fathur ketika sudah duduk disamping Putra dan menoyor kepala teman akrabnya itu.

Putra menggeram kesal dan menatap tajam Fathur. "Lah daripada lo, dateng-dateng noyor kepala kembarannya Martin Garrix"ucapnya dengan percaya diri.

Ega hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sifat Putra yang terlalu percaya diri sementara Galang mengernyit geli.

"Eh anjir, kembaran dari mananya? Dari upil?"tanya Galang yang sukses membuat Fathur tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya, Ega terkekeh kecil dan Putra yang makin berdecak kesal.

"Uluk uluk,jangan nangis ya Putla, nanti bang Fathur beliin permen ama balon"ejek Fathur mengelus kepala Putra setelah berhenti tertawa.

"Ckck. Apasih!"ucap Putra menghempaskan tangan Fathur kesal.

"Lah ni anak marah betulan"kata Fathur terkekeh kecil.

"Baper amat Put"ucap Ega menatap Putra yang masih kesal.

"Lagi PMS paling"celetuk Galang sebelum mencomot sepotong pisang goreng yang mereka pesan tadi.

"Eh tahe, gue masih cowo, masih suka cewe berbadan barbie"pekik Putra yang tidak terima Galang mengatainya sedang PMS.

"Ya elonya sewot amat"ucap Galang menjulurkan lidahnya mengejek.

"Udah udah lupain aja, biarkan Putra dengan kebaperannya. Tar juga balik lagi, gue berani jamin"ucap Fathur.

Putra yang mendengar itu mendengus kesal. Lihat saja ia pasti akan tetap diam satu hari ini, pikirnya.

"Kira-kira kepsek hari ini ngomong apa ya?"tanya Galang.

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang