12: Bekal dan Hadiah

10 3 1
                                    

Sebelum dibaca, jangan lupa klik tanda bintang dulu ya ;)

Enjoy!

*'*'*'

"Loh Fathur kenapa udah bangun? Biasanya bangun jam 7"tanya Dian-bundanya Fathur-kepada anaknya yang terlihat sibuk memotong bawang.

Bagaimana Dian tidak bingung, biasanya putranya itu bangun jam 7 pagi dan sekarang ia melihat sendiri jika Fathur sudah bangun dan sibuk berkutat di dapur pada jam 6 pagi.

"Bunda bikin kaget tau gak"ucap Fathur tanpa menjawab pertanyaan bundanya.

"Lebay kamu. Itu mau masak nasi goreng kan? buat siapa?"tanya Dian lagi.

"Buat Aura hehe"jawab Fathur dengan jujur.

Dian mengerutkan keningnya merasa belum pernah mendengar nama yang baru saja disebut Fathur. "Aura siapa?"

"Ih bunda kepo"

"Udah jawab aja!"

"Calon menantu bunda"

Dian langsung menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Fathur, ia melangkah mendekati putranya dan memukul pelan kepala belakang Fathur.

"Bunda kok jahat??"

"Sini biar bunda yang potong kamu nyiapin yang lain"ucap Dian.

Fathur tersenyum lebar. Ia pun menuruti perintah bundanya dan membiarkan bundanya yang memotong sayuran yang diperlukan.

"Giliran buat gebetan kamu mau masak nasi goreng, giliran adik kamu sendiri yang minta..."sindir Dian sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Fathur terkekeh geli. "Biar calon menantu bunda nantinya sehat, emang bunda mau punya menantu kurus kering?"

"Ya gak lah! Udah ngapain mikirin itu, masih juga kelas 11"tegur Dian.

"Bundaku sayang, itu perlu dipikirin tau, kan kata bunda aku udah harus bisa merangkai masa depan aku. Nah ini aku lagi berusaha merangkai masa depan yang indah"ucap Fathur menjelaskan.

Dian kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. "Merangkai masa depan yang bunda suruh itu maksudnya kamu harus mikirin kamu kuliah dimana jurusan apa dan harus sukses, bukannya malah mikirin cari jodoh sekarang Fathur"geram Dian.

Fathur kembali terkekeh. "Iya iya"

Menit berikutnya Dian dan Fathur mulai sibuk berkutat dengan alat-alat di dapur.

Fathur memang pintar memasak, tapi ia hanya bisa memasak telur,nasi goreng, mie instant dan pasta. Selebihnya ia tidak bisa. Tapi Fathur sangat malas untuk memasak, jadi kalau Vania sedang ingin memakan masakannya ia harus bisa membujuk Fathur dengan berbagai rayuan.

"Wuih masak nasi goreng, buat siapa?"tanya Vania yang baru saja memasuki dapur, ia mengambil segelas air dan meminumnya.

"Untuk calon kakak ipar lo"jawab Fathur setelah meletakkan nasi goreng buatannya kedalam sebuah tempat bekal makanan.

"Ih masa buat gue gak ada?!"rengek Vania.

"Gak usah banyak bacot, sana mandi. Kalau lo lama gue tinggal"ucap Fathur.

"Fathur! Ngomongnya itu loh!"tegur Dian

"Hehe maaf bunda"

"Pokoknya punya gue harus ada, gak mau tau"kata Vania sebelum kembali kedalam kamarnya.

"Bunda denger dari Putra kamu masuk tim basket. Kok mau?"tanya Dian.

"Ckck bunda ngobrol sama Putra dimana?"tanya Fathur mengabaikan pertanyaan bundanya.

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang