Air 10

324 22 0
                                    

"Ry, hari ini gue main ya kerumah lo?" kata Favian.

Hilary yang sedang asik memainkan jarinya di ponsel pun mendongak. "Tumben banget lo, ada butuhnya nih pasti" kata Hilary lalu fokus lagi pada ponselnya. Favian memukul kepala Hilary. Untung jam sedang kosong. Bisa di bayangkan bagaimana kelas mereka sekarang.

"Enak aja lo, gue nggak sekejam itu!" ketus Favian.

Hilary meringis mengelus kepalanya. "Yaa, lo kan kalo dateng biasanya kalo ada butuh aja, ya nggak Al?"

"Hm."

"Ck kebiasaan, kesel gue ngomong sama Al!" sungut Hilary. Aldino hanya diam.

"Udah aja kali Ry, lo kayak nggak kenal dia aja, ohya boleh ya gue main? Btw gue kangen sama masakan tante Alifa."

Hilary mendengus. "Iye dah, tau aja yang mblones mah numpang makan di rumah orang,"

Pletak!

"Anjir ya lo, demen banget mukul kepala gue, kalo gue makin ganteng gimana coba?" Hilary menatap sengit Favian.

"Lo nya lagi, nyari gara gara sama gue, walau gue pengertian gini, gue juga bisa kesel."

"Gue nggak nanya tentang sifat lo ya sorry aja nggak level."

Pletak!

"ANJIR LO, SAKIT OGEB PALA GUE!"

Favian hanya nyengir.

"Ohya Al, lo ikut ya? Main kerumah Hilary?" Tanya Favian menghiraukan umpatan umpatan dari Hilary.

"Nggak."

Favian hanya mendengus mendengar jawaban singkat dari sahabatnya ini. Itu sudah makanan sehari hari bagi dirinya juga Hilary.

"Pantes jomblo orangnya jutek gitu."

Pletak!

"Ngomong dijaga bisa?" Kata Favian.

"Dasar peliharaannya mimi peri, sakit kepala gue di tepak mulu!" Ketus Hilary. "Bodo amat, bukan gue ini yang di pukul" Favian mengangkat bahu acuh.

Pletak!

"WOY UPIL BADAK! KENAPA GUE DI PUKUL!"

"Nah kan nggak terima di pukul." Hilary menyeringai.

"Setres emang lo!" Sungut Favian.

"Wesh jangan salah, gue cuma mau lo ngerasain apa yang gue rasain. Rasanya tuh sakit bang." Hilary memasang muka memelas saat mengatakan kata kata terakhir.

"Astagfirullah,  gue punya sahabat gini bangeet!" Favian mengelus dada.

Sedangkan Hilary mencibir.

"Pendapat lo berdua tentang Caltha gimana?"

"EH?!"

"Sekian lama lo diem akhirnya ngomong juga." Hilary menghela nafas lega. "Eh tapi tunggu, kok lo tiba tiba nanyain tentang Caltha?"sambung Hilary menatap serius.

"Gue penasaran aja."

"ALHAMDULILLAH, AKHIRNYA ALDINO SUKA SAMA PEREMPUAN JUGAA!" teriak Hilary dramatis.

Hal itu menumbuhkan umpatan umpatan penghuni kelas.

"Anjir babi lo Ry!"

"Ganggu aja taik!"

"Alay lo!"

"Tau nih untung Gan—"

"STOOP!"

AirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang