Air 27

258 19 2
                                    

"Al! Mau itu!"

Aldino spontan melihat ke arah yang di tunjuk Caltha. Setelahnya matanya melebar.

"Ayam warna warni?" Tanya Aldino, lebih tepatnya pada dirinya sendiri. Tadi ia sudah gugup gugup menyatakan suka pada Caltha, takut Caltha akan menjauh, atau apa gitu. Lah ini? Caltha malah minta ayam warna warni? Seperti nya Aldino lupa sifat Caltha.

"Iya Al, ayo Al! Itu lucu ayam cabe cabeannyaaa!"

Fiks, Aldino pusing. Ayam cabe cabean?

Caltha terus saja menarik narik tangan Aldino minta di belikan ayam itu. Aldino yang sedikit risih itu hanya menurut dengan wajah datar andalannya. Tadi permen kapas, sekarang ayam warna warni. Aelah.

Tapi tak apa, kalo kata kids jaman now mah 'apapun asal kau bahagia'.

Akhirnya Aldino menurut, ia mengikuti kemana Caltha menarik (lebih tepatnya menyeret)-nya. Caltha langsung berjongkok agar dapat melihat ayam ayam kecil itu dengan jelas. Ia langsung membeli dua ayam berwarna hijau dan kuning.

"Nah! Al, bayarin!"

Boleh Aldino mati?

***

"Nah Al, ini ayam yang warna hijaunya buat Al ya, di jaga di rumah. Jangan lupa di kasih makan, di terima nih ayamnya wajib. Oh ya yang warna hijau itu namanya Udin ya Al, kalo yang punya gue yang kuning namanya Udan. Dah Aldino gue masuk dulu."

Aldino menggela nafas, seiring dengan punggung Caltha yang perlahan hilang ditelan pagar. Ia lalu menatap ayam kecil yang berwarna hijau itu.

"Kalo bukan karena Caltha, gue bunuh juga lo."

***

"Ayam cabe cabean?! Pfft! Huahahaaha!"

Aldino menatap datar Hilary yang sedang asik asiknya menertawakan si Udan (ayam yang di beli malam itu kalau lupa).

Sekarang, Hilary dan Favian sedang main di rumah Aldino. Bukan main sih, soalnya Hilary ribut di grub, ada hal yang penting dan meminta Favian kerumah Aldino. Tapi nyatanya, hal penting itu adalah Hilary mau numpang makan.

"Lo bilang suka ke Caltha, tapi dianya malah minta di beliin ayam warna warni kayak gini? Kocak Al! Dia ngatasin gugupnya bisa banget."

Sekarang Aldino malah sebal dengan Favian, bukanya membela dengan kata kata supernya, ini malah ikut ikutan mengejek.

Namun tak ayal ia juga ikut tersenyum. Tersenyum, ketika membayangkan bagaimana ekspresi Caltha saat dirinya mengatakan hal itu. Jujur, harus butuh ke dukun dulu untuk mengetahui bagaimana perasaan Aldino yang sebenarnya. Bercanda.

Yang sebenarnya, Aldino selalu meneror Favian dengan pertanyaan pertanyaan tentang cinta, suka dan semacamnya. Favian juga sebenarnya bosan. Apa Aldino tidak sayang pulsa? Hampir tiap hari ia menelepon ataupun me sms Favian.

Tapi, ia lega. Caltha tetap Caltha. Yang cerewet dengan sejuta sikapnya yang ajaib. Aldino suka Caltha. Caltha si bara apinya.

***

"Demi Spongebob yang berubah jadi warna biru!"

Pukul sebelas malam. Dan Caltha masih belum tidur. Sekarang ia sedang berteleponan dengan sahabatnya Caramel.

"Serius lo?! Gila, kali gue udah langsung ke kamar mandi!"

Caltha baru saja selesai menceritakan kejadian di pasar malam tadi. Dan, yah inilah reaksi Caramel.

"Emangnya ngapain ke kamar mandi?"

Caltha duduk di bibir kasurnya, mengambil bantal jeruknya lalu memangkunya di paha.

AirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang