Air 22

259 21 0
                                    

Cuaca cerah pagi itu. Burung berkicau saling bersahutan. Mentari pagi sudah tak malu lagi menampakan cahayanya. Embun embun menetes dari rerumputan. Udara sejuk khas pagi menyapu kulit para manusia.

Hari Senin. Hari di mana para pelajar mengeluh. Hari di mana mereka harus rela panas panasan demi melaksanakan upacara bendera. Hari di mana para cabe, membawa banyak stok bedak. Hari di mana berakhirnya galau untuk para jomblo.

Biasanya para pelajar di hari Senin itu malas, ada yang nanggung tidur lagi karena efek tidur panjang di hari Minggu nya, ada juga yang rajin jam 6 sudah standby di kelas, itu juga kadang ada yang tidur lagi di kelas.

Sama seperti gadis yang satu ini.

Rambut di ikat asal asalan, baju berantakan, keringetan di mana mana. Tali sepatu terbuka sebelah. Nafas ngos-ngosan. Yang jelas ia terburu buru. Tentu saja karena terlambat.

Gadis itu menggerakkan kakinya lebih cepat dari biasanya. Sesekali melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Sesekali juga ia menyeka keringat yang bercucuran.

"Mampus lima menit lagi!"

Gadis itu menambah kecepatannya. Melebihi kecepatan keong di film turbo. Mungkin jika di kartun sudah seperti kilat. Ah itu terlalu lebay.

"Kemaren kerajinan, sekarang ketelatan! Ya Allah kuatkan lah hamba dalam berlari ini!"

Lagi lagi ia menambah laju berlarinya.

"BAPAAAK JANGAN DI TUTUP DULU PAAAAAK!"

Gadis itu berteriak sekuat tenaga saat melihat pagar sekolahnya sudah ingin di tutup. Pak satpam berkumis dan cungkring itu segera membuka kembali pagarnya.

Wush!

Gadis itu sukses memasuki halaman sekolah yang sudah di penuhi oleh para murid yang sedang berbaris rapih ingin melaksanakan upacara.

"MAKASIH PAK!"

Pak satpam berkumis dan cungkring itu hanya mengangkat jempolnya.

***

"Yaelah Tha, lo lagi, udah tau udah jam enam, lo malah enak enakan molor!"

Caramel mengaduk minuman rasa cokelat yang di campur keju parut itu, setelahnya ia menyedot minuman itu lewat pipa kecil, atau lebih tepatnya sedotan.

Caltha yang merasa di omongin itu hanya memutar bola matanya malas. Ia menusuk satu buah batagor hangat, yang di mandikan dengan sambal kacang, lalu memasukannya ke dalam mulut. Tak berniat menjawab kata kata Caramel tadi. Lagipula ia ngantuk, mau gimana lagi?

"Em..Caltha, waktu itu, waktu lo ilang itu? Lo kemana?" Tanya Vinna hati hati.

BRAK!

"IYA THA! LO KEMANA? LO BOLOS YA?!"

"Astagfirullah" Caltha dan Vinna sama sama mengelus dadanya akibat terkejut dengan teriakan dadakan super dari Caramel. Juga menarik perhatian seisi kantin yang ramai itu.

Mata Caramel melotot, yaa kata sendirinya sih nakut nakutin Caltha gitu.

Tapi, yang di tanya hanya menghela nafas lalu memakan batagornya lagi. Caramel mendengus kasar. Lalu ikut duduk seperti sedia kala.

"Kesel ish gue! Kacangin aja terus! Kacang di rumah gue mahal tau Tha!" Caramel mengaduk aduk cokelatnya dengan penuh emosi.

"MEL LIAT MEL LIAT!!!" Caltha mencolek colek tangan Caramel yang masih mengaduk aduk minumannya, namun pandangan Caltha tetap pada ponselnya. Ada sesuatu yang mengejutkan di layar ponsel berwarna silver itu.

AirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang