Air 35

146 10 0
                                    

Semua murid berlalu lalang di aula sekolah. Beragam seragam dari berbagai sekolah pun berkumpul di aula sekolah yang luas ini.

Ini adalah hari olimpiade fisika di mulai. SMA Andromeda adalah sekolah yang terpilih sebagai tempat berlangsung nya Olimpiade yang baru di gelar pertama kali ini.

"Tes tes."

Semua langsung berlarian menuju tempat duduk. Wajah wajah penasaran juga senang mendominasi ruangan ini.

Hanya ada satu, dengan wajah gelisah nya.

"Aduuh, gimana inii?" Caltha mengetuk ngetukkan ponsel pada kening nya. Kaki nya melangkah seperti setrika. Mulut nya tak berhenti bergumam, 'bagaimana ini?'. Gelisah tentu saja, fikiran negatif selalu saja menghantui nya, takut mengecewakan sekolah nya sendiri. Ditambah masalah nya dengan partner nya sendiri membuat kepala nya semakin pening.

Caramel menatap malas Caltha. Mata gadis itu lelah melihat sahabat nya mondar mandir tidak jelas seperti orang putus asa.

"Tha, plis deh, lo nggak capek? Gue yang liat nya aja udah pusing." Caramel menjatuhkan badan nya dr kursi yang tersedia di belakang panggung. Vinna juga ikutan memijit pelipisnya yang ikutan pening.

"Tha, Bismillah aja napa sih, jangan mondar mandir kayak orang putus asa. Lo pasti bisa! Al juga pasti bisa profesional. Gue sama Caramel doain kok."

Caltha mengangguk, mengintip banyak nya siswa siswi dari balik panggung. Gelisah, namun ia harus melakukan ini.

Demi sekolah!

***

Olimpiade sudah berlalu. Kini Caltha sedang melakukan tos dengan sahabat sahabat nya.

Saat dirinya sedang memeluk Caramel, ia melihat Farrel menghampiri nya dan teman teman nya.

"Hai Caltha, selamat atas Olimpiade nya, gue doain hasil nya bagus ya." Farrel ikut memeluk singkat Caltha. Namun Caltha membalas pelukan itu dengan kaku. Kenyataan bahwa Olive adalah ibu dari Farrel membuat nya selalu berprasangka buruk. Ia ingin bertanya, namun takut membuat Farrel tersinggung, kalau tidak bertanya ia jadi gelisah sendiri.

Aish, serba salah.

"Caltha!"

Caltha yang melihat Bunda dan Panda nya datang pun sontak saja melepas pelukan dari Farrel. Ia dapat bernafas lega karena bisa jauh sebentar dari Farrel.

"Bunda, Panda!" Caltha memeluk kedua orang tuanya bangga. Natan dan Key pun tak kalah bangga nya. Memiliki putri yang cantik dan pintar tentu saja membuat semua orang tua bangga.

"Anak panda pinter juga ya ternyata!" Perkataan Key membuat Caltha tertawa kecil. Dari kecil pun Caltha sudah terlihat pintar, bahkan dari umur 3 tahun Caltha sudah bisa membaca, walau ya belum terlalu lancar.

Selang beberapa menit, Cello datang dengan wajah berkeringat. Bukan hanya wajahnya sih, namun baju nya pun ikut basah terbasuh keringat nya.

"Abang, kenapa basah begitu?" Caltha bertanya. Key menggelengkan kepalanya lalu menyeletuk "Caltha pinter, nggak kayak Cello, gini doang telat."

Sindiran dari Key sampai pada telinga Cello dan di tanggapi dengusan oleh Cello. "Abang telat, macet Tha, ada truk tabrakan."

"Innalilahi, makanya kamu hati hati kalo naik motor Cello, kamu kan kalo naik motor asal nge gas aja nggak pake rem, mending kalo kamu mahir kayak Rossi, kemarin bonceng bunda ke pasar aja nabrak tempat sampah." Wejangan dari Natan membuat Caltha dan teman teman nya tertawa. Caltha sedikit lega, setidaknya ia tidak terlalu terpikirkan dengan olimpiade itu.

"Farrel."

Hingga suara panggilan itu membuat semua yang disitu membeku.

Olive berdiri di belakang mereka, dengan senyum yang terkesan lembut. Jantung Natan langsung saja berdetak tak karuan. Apa yang di lakukan Olive disini?

"Oh iya, semua nya. Ini mamah gue, Olive."

Keadaan di sana pun semakin tegang.

***

Aula sekolah yang semula ramai kini sedikit senggang. Pengumuman hasil Olimpiade sudah di umumkan lima menit yang lalu. Caltha dan Aldino masuk ke dalam final yang akan di adakan pekan depan.

Caltha lega sekaligus tegang. Lega karena ia bisa masuk final dan tegang mengingat ia harus berhubungan dengan Aldino lagi.

Oh satu lagi, ia juga tegang karena suasana di dalam mobil mereka juga ikut tegang.

"Olive? Mama nya Farrel?" Natan membuka suara, seiring dengan keluarnya mobil dari parkiran sekolah.

"Iya Tante, aku juga kaget banget!" Caramel menepuk nepuk bangku depan nya heboh. Sementara Caltha tetap diam, menunggu ada yang bertanya.

"Caltha? Kamu kan dekat sama Farrel? Kamu tau fakta itu?" Pertanyaan itu yang sudah pasti di tanyakan pada Caltha.

"Iya Bun, aku tau." Caltha menjawab pelan, bersamaan dengan Key yang mengerem mendadak.

"Jangan main sama Farrel lagi ya, sayang." Key yang berkata dengan nada santai namun tegas membuat seisi mobil kembali tegang.

***

AirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang