Keesokan harinya, mereka pergi ke kota untuk mencari informasi tentang bos yang akan mereka lawan di kota itu. Elisabeth mencoba untuk mendekati Ryugo namun selalu saja di ganggu oleh Kimuwara, "Kimuwara selalu saja berada di dekat Ryugo dan Itonashi berada di samping Mikki, mungkin aku harus membuat Kimuwara dan Itonashi berdekatan agar aku bisa mendekati Ryugo" kata Elisabeth dalam hatinya, "Itonashi, Mikki kalian tidak ikut aku ke tempat penjualan aksesoris ?" tanya Elisabeth, "wahh... sepertinya bagus, ayo kita pergi" kata Itonashi dengan bersemangat, Kimuwara yang mendengarnya pun langsung bertanya – tanya kepada Ryugo tentang mau tidaknya Ryugo ikut dengannya melihat aksesoris – aksesoris yang terbaru di toko yang akan Elisabeth, Itonashi dan Mikki datangi, namun Ryugo memilih untuk tidak ikut dengan Kimuwara, dan terus melanjutkan pencarian informasinya, "dasar tidak bisa di ajak bersenang – senang" kata Kimuwara dengan muka agak kurang senang dengan perilaku Ryugo. Elisabeth yang melihat Ryugo terus mencari informasi memilih untuk ikut dengan Ryugo, "maaf ya Itonashi, Mikki kalian pergi ke toko aksesoris bersama Kimuwara saja ya, aku ingin membantu Ryugo" kata Elisabeth sambil berlari ke arah Ryugo, "dasar Elisabeth" kata Itonashi, "berjuanglah Elisabeth, aku akan mendukung kalian berdua" kata Mikki dalam hati, "Ryugo !!! tunggu !!" teriak Elisabeth sambil berlari ke arah Ryugo, "kenapa kamu tidak pergi ke toko aksesoris dengan yang lain" tanya Ryugo, "aku cuma ingin membantumu mencari informasi" kata Elisabeth, "tidak apa – apa aku mencari informasinya sendiri saja, kamu lebih baik ikut saja dengan mereka pergi ke toko aksesoris" kata Ryugo, "aku tidak ingin ikut,setidaknya aku ingin membantu walaupun tidak seberapa" kata Elisabeth, mendengar perkataan Elisabeth, Ryugo menjadi agak senang dan tersenyum kepada Elisabeth, "kenapa kamu tersenyum ?, kamu mengejekku kata – kataku tadi ya ?" kata Elisabeth, "tidak, tidak aku cuma merasa senang karena ada seseorang yang tidak mau bersenang – senang dan memilih untuk membantu seseorang dengan pekerjaan yang membosankan" kata Ryugo sambil tertawa, "jahatnya, walaupun begitu aku bisa bersenang – senang, kamu kira pekerjaan ini membosankan ?" tanya Elisabeth, "yahh, begitulah" kata Ryugo, "aku akan membuat pekerjaan ini menjadi lebih menyenangkan" kata Elisabeth sambil tersenyum, "bagaimana caramu melakukannya ?" tanya Ryugo dengan agak bingung, Elisabeth memegang tangan Ryugo dan mengatakan "begini caranya agar pekerjaan ini menjadi lebih menyenangkan" kata Elisabeth dengan agak malu, "ap-ap-apa yang kamu lakukan ?!" tanya Ryugo, "hari ini kita bekerja sambil berkencan" kata Elisabeth, "heeehhhhhh !!!!" teriak Ryugo. Pada akhirnya mereka berdua pun mencari informasi sambil berkencan, mereka pergi berkeliling kota itu hingga tanpa sadar sudah siang hari, mereka pun beristirahat di sebuah café, di dekat tempat peristirahatan mereka, "tanpa sadar kita berkencan tanpa membawa Rena ya" kata Elisabeth, dengan agak bergetar karena malu Ryugo mengatakan "iy-iy-iy-iya ya ki-kita lu-lu-pa mem-bawa Re-na", "kamu tidak apa – apa Ryugo ?" tanya Elisabeth, "aku ti-tidak apa – apa" jawab Ryugo, tiba – tiba ada seorang anak melihat ke dalam melalui jendela, dan anak tersebut adalah Rena, "Elisabeth, bukannya itu Rena ?" tanya Ryugo, "iya itu Rena, tunggu ya aku akan memanggilnya" kata Elisabeth, Elisabeth pergi ke arah jendela dan memanggil Rena masuk ke dalam café, mereka pun makan siang di sana. Setelah mereka makan siang, mereka melanjutkan mencari informasi dan kali ini mereka di temani oleh Rena. Saat waktu mulai gelap, mereka kembali ke tempat peristirahatan mereka. Di sana mereka saling memberitahukan informasi yang mereka dapatkan. Saat mereka sedang berbagi informasi, Elisabeth memberanikan dirinya untuk mengatakan tentang perasaannya kepada Ryugo. Setelah mereka selesai berbagi informasi, Ryugo pun pergi ke kamarnya. Setelah memberanikan dirinya, Elisabeth pun mencoba mengatakannya di depan Ryugo. Tapi, walaupun sudah memberanikan dirinya, tetap saja mulutnya sulit untuk mengatakannya, "Ryugo" panggil Elisabeth, "iya, kenapa Elisabeth, kamu memanggilku ?" tanya Ryugo, "ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu" kata Elisabeth sambil mulai terlihat gugup, "ikut aku" kata Elisabeth sambil berjalan menuju ke halaman belakang tempat peristirahatan mereka, "aku harus bisa mengatakannya" kata Elisabeth dalam hatinya, "aku...." kata Elisabeth, "awas di belakangmu Elisabeth" kata Ryugo sambil menarik Elisabeth, sebuah tombak tertancap di tanah dan hampir mengenai Elisabeth, "hampir saja" kata Ryugo sambil menghela nafas, "simpan dulu apa yang akan kamu katakan, karena kita mungkin akan melawan sesuatu yang mengerikan" kata Ryugo.
Part 41 END
KAMU SEDANG MEMBACA
Element Wars [END]
FantasyCerita ini bermula pada suatu hari seorang pemuda kelas 2 SMA bernama Ryugo Ren (sebelah kiri gambar) sedang berjalan menuju ke sekolahnya lalu tiba - tiba dia terteleport menuju tahun 2030, dimana dunia realita dan dunia virtual tidak bisa dipisahk...