Rapuhnya Sebuah Hati....

183 15 0
                                    

Keesokan paginya, mereka semua melanjutkan perjalanan mereka ke kota Ertic. Di tengah perjalanan, Ryugo melihat Elisabeth sangat gelisah, namun saat Ryugo bertanya tentang kondisinya, Elisabeth selalu menjawab kalau dia tidak apa – apa, di perjalanan ke kota itu, Ryugo selalu memperhatikan Elisabeth. Sekitar 35 menit perjalanan, mereka berhasil sampai ke kota Ertic tanpa ada pertarungan melawan monster, tapi saat mereka akan masuk ke kota itu, Elisabeth memegang jubah Ryugo dari belakang, "jangan masuk Ryugo" kata Elisabeth, "kenapa ?" tanya Ryugo, "aku tidak ingin kamu masuk ke kota itu" kata Elisabeth, "apa alasanmu tidak ingin aku masuk ?" tanya Ryugo, "aku hanya takut sesuatu terjadi padamu" kata Elisabeth, "apa yang kamu takutkan ?" tanya Ryugo, "aku.... takut.... Kamu akan..... mati disini" kata Elisabeth, "tenang saja, Elisabeth, itu hanya perasaanmu saja" kata Ryugo dengan sedikit terkejut, setelah berbicara dengan Elisabeth, Ryugo pun mengajak Elisabeth untuk masuk ke kota itu, dan tanpa sadar mereka sudah di awasi dari dalam kota dengan mengunakan sihir mata – mata dengan menggunakan perantaraan burung gagak. Saat mereka masuk ke dalam kota, mereka melihat kota itu penuh dengan player yang ingin mengalahkan bos itu. Mereka pun pergi mencari tempat peristirahatan yang sama agar mudah mengatur pola serangan mereka kembali dan memperbaiki seandainya terjadi kesalahan dalam formasi mereka. Setelah mereka menemukan tempat peristirahatan, mereka memesan beberapa kamar, dan Elisabeth langsung masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintunya. Ryugo agak khawatir dengan kondisi Elisabeth, dan Ryugo pun membiarkan dia untuk sendiri, Ryugo tidak ingin memperburuk kondisinya saat itu. Ryugo dan yang lainnya pergi berkeliling kota sedangkan Elisabeth dan Rena tetap di tempat peristirahatan mereka. "Rena, kenapa tidak ikut berkeliling kota ?" tanya Elisabeth, "aku tidak mau pergi berkeliling kota tanpa mama" jawab Rena dengan muka agak sedih, "mama baik – baik saja, lebih baik kamu ikut dengan papa saja daripada di tempat peristirahatan dengan mama, nanti kamu bosan di sini" kata Elisabeth sambil tersenyum, "tidak mau !! tidak mau kalau tidak dengan mama" kata Rena dengan agak kesal karena Elisabeth tidak mau ikut berkeliling kota bersama yang lainnya, "mama lagi kurang enak badan Rena, jadi kamu pergi saja berkeliling kota dengan papa dan yang lainnya" balas Elisabeth dengan halus, mendengar perkataan Elisabeth, Rena menangis dan memeluk Elisabeth, sambil berteriak "tidak mau !! tidak mau !!", Rena menangis cukup lama, namun pada akhirnya dia tertidur karena terlalu lelah. Elisabeth pun tersenyum karena melihat Rena yang sedang tertidur pulas di pangkuannya, sambil memangkunya dia menyanyikan lagu pengantar tidur yang sering dinyanyikan oleh ibunya Elisabeth, saat Elisabeth menyanyikan lagu itu, dia mengingat semua kenangan tentang ibunya sebelum menghilang, dia pun meneteskan air mata, "mama, kenapa menangis ?" tanya Rena yang tiba – tiba bangun, "mama rindu dengan orang tua mama" kata Elisabeth sambil tersenyum, "seperti apa orang tua mama ?" tanya Rena, "mereka itu satu – satunya keluarga mama, mama tidak punya apapun selain mereka berdua, mereka sangat menyayangi mama" kata Elisabeth, "sekarang orang tua mama dimana ?" tanya Rena, "mama juga tidak tau dimana mereka, tetapi mama akan terus mencari mereka, karena mereka adalah keluarga mama" kata Elisabeth, "walaupun mereka meninggalkan mama sendiri ?" tanya Rena, "mereka meninggalkan mama sendiri bukan karena tanpa alasan, jadi walaupun mama sendiri tidak tau alasan mereka meninggalkan mama, mama akan terus mencari mereka" kata Elisabeth, "nanti perkenalkan aku ke orang tua mama ya" kata Rena, "iya Rena" jawab Elisabeth dengan halus, "ohh iya mama, perkenalkan juga papa ke orang tua mama" kata Rena sambil tersenyum, mendengar perkataan Rena, Elisabeth menjadi malu lalu agak menghindari perkataan itu dengan mengganti topik tentang hal yang di sukai Rena, mereka terus berbicara tentang hal – hal yang mereka berdua sukai, Elisabeth sangat menikmati pembicaraan dia dengan Rena, dan tanpa sadar waktu sudah menunjukkan jam 7 malam, namun Ryugo dan lainnya belum pulang, hal itu membuat Elisabeth dan Rena khawatir. Setelah kurang lebih 5 menit menunggu akhirnya Ryugo dan lainnya pulang, Elisabeth berlari dan langsung memeluk Ryugo, teman – temannya yang melihat mereka berdua iri karena sudah seperti orang yang pacaran, "ka-kamu kenapa ?!" kata Ryugo dengan agak kaget karena Elisabeth tiba – tiba memeluk dia, "aku sangat senang karena kamu kembali dengan selamat" kata Elisabeth sambil tersenyum, "ehh.... Elisabeth ? bisakah kamu melepaskan pelukanmu ? kurasa sudah cukup pelukannya, aku juga baru kembali dari Boss Place jadi aku cukup bau karena belum mandi" kata Ryugo dengan malu, "tidak, aku ingin begini untuk beberapa menit, dan aku tidak terlalu peduli dengan bau keringatmu" kata Elisabeth, mendengar perkataan Elisabeth, Ryugo pun diam untuk beberapa menit.

Part 38 END

kita mulai masuk ke part - part ending, mulai part ini, kita akan mulai mengetahui kenapa Ryugo bisa di teleport ke tahun 2030, cahaya dalam mimpi Ryugo, dan rahasia - rahasia lainnya yang tersimpan tentang game Element Wars.

Tetap ikuti ceritanya ya :)

dan sesuai janji author, author akan memberikan kejutan kecil bagi para readers di part terakhir, mungkin adengan ini sudah lama di inginkan keluar tapi author tahan karena ceritanya tidak bakal seru kalau adegan itu keluar, jadi.... Tunggu saja part terakhirnya.

Element Wars [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang