"Putra Apollo ...."
Sienna menggigit bibirnya, Apate telah berdiri di hadapan mereka. Wajahnya kelihatan muak, menatap lurus pada Will dengan penuh kebencian.
"Aw—siapa dia?" tanya Maggie.
"Dia Apate," kata Sienna, "dewi paling buruk."
"Apate yang tukang dusta itu?! Serius?! Dia seorang dewi?! Masa?!"
Sienna tidak menanggapi pertanyaan-pertanyaan Maggie. Gadis itu memilih untuk fokus kepada sang Dewi.
Beberapa saat yang lalu, mereka masih berada dalam mobil. Mengendarainya dengan baik-baik saja, bahkan mereka membuat pesan iris untuk menghubungi perkemahan dan Calypso. Kemudian sesuatu menghentikan mereka. Ledakan besar muncul di depan dan memaksa Maggie melakukan drift secara mendadak. Beruntungnya, Maggie lihai dalam melakukan hal semacam itu.
Dan ketika mereka keluar, telah berdiri sang Dewi Dusta, Dewi Apate. Berdiri dengan angkuhnya memandang rendah ke arah mereka. Itu sebabnya Sienna tidak pernah akur dengan Apate, bahkan sekalipun Nyx selalu memujinya. Dewi itu menatap murka Will Solace pada mulanya. Namun, tampaknya kini perhatian Apate telah teralih pada Maggie sepenuhnya.
"Siapa gadis berbau busuk ini?" sinisnya.
Sienna nyaris saja menyemburkan tawa mendengarnya. Ingin sekali dia mengatakan: sadar diri, dong, Nenek Sihir. Namun urung ketika mengingat yang berada di hadapannya adalah sosok Apate. Sosok yang paling tidak bisa dia ajak bercanda.
"Bisakah kau minggir dan membiarkan kami lewat?" tanya Sienna dengan ketus. "Senang, ya, lihat orang menderita."
"Tentu saja!" Apate tertawa. "Tak ada yang lebih menyenangkan dibanding melihat blasteran dalam kepanikan dan kebingungannya!"
"Wah, kurasa Hades memang lebih baik dibanding kau."
Apate mendelik pada Percy. "Kau menjadi sombong hanya karena terkenal di Olympus, ya, Percy Jackson."
"Masa? Duh, makasih—aw! Grimbell!"
Sienna mendengus setelah menginjak kaki Percy (yang mendapat acungan jempol dari Annabeth). Dari tatapannya, Sienna memerintah teman-temannya untuk diam. Saat ini, dia merasa untuk mengambil alih semuanya mengingat hanya dia yang mengenal baik Apate.
"Dewi Apate Yang Agung," Sienna tersenyum manis. "Mungkin sebaiknya kau biarkan kami lewat apabila kau tak ingin mendapat murka Zeus."
Alih-alih Apate tertawa, "Zeus? Apa yang bisa dilakukan oleh Zeus? Tak ada! Dia tak ada bandingannya dengan saudariku, Nyx! Dan sebaiknya kau kurangi keangkuhanmu, Blasteran! Sebelum aku mengubahmu menjadi hewan pengerat lagi."
"Hewan pengerat?!"
"Benar, Putra Hades." tawa Apate menggelegar, dia tunjuk Sienna dengan wajah berseri yang menyebalkan. "Temanmu ini pernah dengan kurang ajarnya bicara padaku dan aku mengubahnya menjadi marmut agar dia bungkam."
"Ah—aku tahu rasanya diubah menjadi hewan pengerat. Bung ... kau tidak sendirian." kata Percy, "ada Frank juga."
"Aku berbeda, tahu!"
"Sudahlah!" bentak Sienna kesal. "Kurasa Nenek sialan ini tidak mau diajak bicara baik-baik, sebaiknya kita serang saja dia la—"
"Tunggu!"
Seruan Will membungkam semuanya, bahkan Apate pun turut diam dan memerhatikan. Katanya, "Ini ramalanku dan Clarisse."
"Hah?" Clarisse ternganga, "apanya?"
"Pokoknya," Will berkata tegas. "Apate, beri kami lima hal. Salah satu, silahkan hukum satu. Salah dua, hukum dua, begitu seterusnya. Tapi ... benar satu, maka lepaskan empat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tenth Demigods: The Daughter of Hypnos
ФанфикSepuluh pahlawan dari kedua sisi meniti jalan menuju kegelapan Malam membelenggu kasih sayang Dusta dihadapi oleh cahaya dari luar Putri sang Tidur melangkah kepada kematian Kebijakan dan cinta menuntun pada persatuan Penguasa bawah tanah membuka ja...