3

2.1K 118 0
                                    

Hari memang sudah beranjak malam, saat rombongan sang putri tiba di area hutan. Sang putri meminta prajurit sang ayah untuk menyiapkan tenda dan dia segera berlari ke sungai terdekat

"Bulan sangat indah malam ini" ujar sang putri

Sang putri duduk di tepi sungai dan membasuh wajahnya. Dia melepaskan ikatan rambutnya dan merapikan rambutnya. Sampai ia menyadari jika dirinya tidak sendirian disana

'Ya ampun, tampan sekali pria itu' batin sang putri

Seorang pemuda duduk di atas sebuah batu yang tak jauh dari tempat sang putri duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pemuda duduk di atas sebuah batu yang tak jauh dari tempat sang putri duduk. Tak jauh hanya di seberang sungai. Jika manusia akan menganggap itu jauh maka bagi kaum mereka tidaklah jauh

Sang putri menatap pemuda tampan itu dan ketika sang pemuda menoleh ke arahnya, sang putri sangat terkejut. Sang putri segera berdiri untuk beranjak dari sana dan sialnya kakinya tergelincir karna batu yang ia pijak licin

'Celaka' batin sang putri

Sang putri menutup matanya rapat bersiap jika saja dirinya jatuh ke dalam kolam tapi nyatanya, dia tidak merasakan tubuhnya jatuh ke dalam kolam. Sang putri membuka matanya perlahan dan langsung terperangkap oleh tatapan yang tajam dari manik semerah darah dan dalam seolah tak berdasar

"Ma-maaf..." Ujar sang putri

Si pemuda tersenyum tipis melepaskan pegangannya saat dirasanya sang putri sudah berdiri dengan benar

"Kau baik-baik saja?" Tanya pemuda itu

"I...iya aku baik-baik saja"

"Kau memang ceroboh!" Sindir pemuda itu

"Apa maksudmu?"

"Tadi pagi kau menabrakku dan sekarang kau hampir terjatuh ke dalam sungai karna ketahuan mengintipiku"

"A-aku tidak mengintipmu! Bahkan aku tidak tahu kalau kau ada disana!"

"Oh ya?"

"Tentu saja!"

"Baiklah anggap saja begitu"

Sang pemuda membalikan badannya dan beranjak menjauhi sang putri

"Terima kasih sudah menolongku" ujar sang putri

Si pemuda tidak menjawab justru dia melanjutkan saja perjalanannya. Sang putri juga segera kembali ke tempat prajuritnya

"Apa-apaan ini?" Gumam sang putri

Para prajurit ayahnya kini tak lagi nampak. Hanya pakaian mereka saja yang tersisa di tanah. Sang putri terkejut, dia mencari kudanya, berniat mengambil panah dan pedang miliknya

"Dimana kudaku?"

Seluruh kuda hilang entah kemana. Sang putri menyadari beberapa 'orang' mendekat. Dia segera berlari namun sial baginya karna 'orang-orang' itu menemukannya lebih dulu dan bersiap membunuhnya

Sang putri berlari dengan cepat, dalam hati dia memanggil ayahnya. Dia sangat takut

Grepp

"Hmmmm!!!" Sang putri menjerit tertahan saat seseorang menarik dan membekap mulutnya

"Sstt... Jangan berisik! Atau mereka akan menemukan kita. Diamlah" bisik pemuda itu di telinga sang putri

Kini sang pemuda memeluk sang putri dan membekap mulut sang putri. Mereka bersembunyi di tepi jurang, saat keadaan sudah mulai aman si pemuda melepaskan sang putri

"Terima kasih" ujar sang putri

"Hn. Bagaimana bisa kau berada disini?"

"A-aku, akan pulang ke rumah"

"Sendirian?"

"Iya.. Sendirian"

"Biar aku antar kalau begitu. Setidaknya aku akan mengantarmu sampai ke desamu"

"Memangnya kau tahu dimana desaku?"

"Di kerajaan selatan kan?"

Sang putri mengangguk. Pemuda itu menarik tangan sang putri untuk mengikutinya. Mereka berjalan menyusuri hutan dengan perlahan

Swissh...

Sriinggg

Jleb

"Wah hebat juga kau bisa menangkis anak panahku!"

Si pemuda langsung menarik sang putri ke belakang badannya. Dia menangkis semua serangan yang diberikan oleh para perampok di depannya

Srraatt

"Khh..."

Seketika itu juga seluruh hutan penuh dengan bau darah dari si pemuda. Si pemuda segera merapal mantra untuk menutup luka di lengannya

Claank...

Bugh...

I Love You 'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang