6

1.6K 107 0
                                    

Lánya berdiri menatap bayangannya di cermin

"Aku siap. Ayo pergi"

Rea membungkuk pada Lánya membeiarkan majikannya berjalan lebih dahulu. Pintu kamarnya di buka lebar oleh tangannya sendiri. Seluruh pelayannya sudah berbaris disana

"Ayo berangkat" ajak Lánya

"Baik putri"

Lánya berjalan santai menyusuri lorong istananya. Seluruh pelayan yang berjumpa dengannya membungkuk hormat dan mempersilahkannya berjalan. Lanya berhenti di sebuah ruangan besar, tangannya terangkat, dia mengetuk pintu besar itu. Tak lama pintu itu terbuka

Lánya berjalan masuk dengan perlahan. Menjaga etika dan keanggunannya sebagai seorang putri. Netra gelapnya mencari keberadaan sang ayah, lalu melihat ke sekelilingnya

"Putriku" ujar sang ayah

"Saya ayahanda..."

"Kemarilah. Ada yang ingin ayahanda kenalkan"

Lánya mengangguk. Dia berjalan mendekati ayahnya dan melihat seorang pria berdiri dengan tegapnya di dekat sang ayah. Lánya membungkuk hormat pada sang ayah. Lalu, berdiri di samping sang ayah

Seorang pria tampan dengan mata sebiru langit kini tengah menatap sang putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pria tampan dengan mata sebiru langit kini tengah menatap sang putri. Lalu, Lánya menoleh ke samping dan melihat seorang lagi berada di dekat pria itu

 Lalu, Lánya menoleh ke samping dan melihat seorang lagi berada di dekat pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria berambut putih itu menatapnya dengan senyuman bengis di wajahnya. Lánya menoleh pada ayahnya

"Ayahanda, jika saya boleh tahu, siapakah mereka ini?" Tanya Lánya sopan

"Aku adalah Arkzeith Koefnolags. Pangeran dari kerajaan barat, dan yang disana adalah pengawal setiaku Zefran Aegean"

"Maafkan kelancangan saya pangeran Arkzeith. Saya Lánya Ördög"

"Putriku, pangeran Arkzeith akan ikut berperang bersama kita"

"Baiklah ayahanda"

"Dan aku mau kalian bersahabat"

"Tentu ayahanda. Saya akan bersahabat dengannya"

Lánya memeluk ayahnya singkat sambil berbisik

"Jangan menatap matanya ayahanda. Matanya memilik warna yang ayahanda benci"

Sang raja terkekeh pelan dan menepuk kepala anaknya

"Jangan bicara sembarangan Lánya. Itu tidak sopan"

"Maafkan saya ayahanda"

Lánya menatap, pria di depannya dengan tatapan datar. Lánya akui pria itu tampan. Tapi, entah kenapa dia merasa pria itu kejam dan tidak berperasaan. Tak tahan berada disana lama-lama, Lánya memilih beranjak

"Maaf ayahanda, ibunda. Kalau kalian tidak keberatan boleh saya permisi?"

"Tentu putriku. Ini sudah waktunya kau berlatih. Berlatihlah dengan baik ya"

"Baik ayahanda"

Lánya pergi dan segera mengambil pedangnya. Dia berlatih dengan beberapa prajurit ayahnya sampai sore. Lánya bermain dengan pedangnya

"Astaga!" Ujar Lánya terkejut saat pedangnya hampir menggores tamu sang ayah

"Tuan Arkzeith!" Panggil Zefran

"Maafkan saya pangeran. Saya tidak tahu jika anda berdiri disini"

Pangeran itu tersenyum. Lánya membuang pandangannya ke arah lain

"Kau sangat cantik putri. Bahkan aku ragu apa kau ini malaikat atau iblis"

"Jika aku malaikat anda sudah berubah menjadi debu pangeran Arkzeith"

Pangeran itu tersenyum kembali. Dia sedikit meringis saat tersenyum membuat Lánya curiga

"Apa aku melukaimu pangeran?"

"Tidak, bukan masalah. Hanya luka kecil"

Luka kecil yang cukup untuk membuat bau darah sang pangeran menguar ke seluruh istana. Lánya mencium bau darah itu. Dia tahu bau itu harum tapi, baginya bau darah Lucifer lebih harum

"Maaf, biar aku obati" ujar Lánya

Lánya baru saja mau merapal mantra untuk mengobati luka Arkzeith. Usahanya gagal karna seketika itu tubuhnya terhuyung ke belakang, Zefran mendorongnya.

"Putri!" Para pelayan berlarian mencoba menangkap sang putri

"Aw..." Ringis Lánya saat dia jatuh terduduk di rumput miliknya

"Putri apa anda baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa"

Para pelayan membantu Lánya berdiri

Plaakk!

Sang pangeran menampar Zefran dengan tangannya sendiri

"Maafkan hamba tuan" ujar Zefran

Sang pangeran menghampiri Lánya

"Apa kau baik-baik saja?"

"Hn. Saya baik" ujar Lánya singkat

"Rapalah mantra untuk luka anda sendiri. Saya permisi" ujar Lánya singkat sebelum berjalan menjauhi pangeran dan anak buahnya itu

I Love You 'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang