29

1.3K 81 0
                                    

Lánya terbangun dan menatap ke jendela kamar Lucifer yang besar. Hari sudah berganti menjadi malam. Lánya bangkit dan duduk di atas tempat tidurnya. Lucifer meninggalkannya sendirian. Meski Lánya tahu kemana Lucifer pergi, tetap saja dirinya merasa sepi dan bosan sendirian

"Hhh..." Lánya menghela napas

Dia memutuskan untuk berjalan keluar dari kamarnya dan menemukan para pelayan yang sudah berbaris di depan pintunya

"Apa yang mulia ingin pergi ke suatu tempat?" Tanya salah seorang pelayan

"Dimana Rea?" Tanya Lánya

"Nona Rea sedang pergi, yang mulia "

Lánya hanya mengangguk saja

"Ayo ke pemandian" ujar Lánya dan seluruh pelayan menunduk padanya

Lánya bersama para pelayan berjalan ke pemandian. Beberapa pelayan membawakan pakaian Lánya dan juga jubah mandi milik Lánya

"Kalian boleh pergi" ujar Lánya

"Tapi, yang mulia ..."

"Pergi saja. Aku tidak akan kemana-mana"

"Kalau begitu hamba permisi yang mulia"

Pelayan itu berbalik dan berbisik-bisik menjelekan Lánya. Lánya sendiri tidak ambil pusing dengan sindiran dan ejekan mereka. Lánya menikmati waktunya berendam di pemandian

"Hhh..." Lagi-lagi Lánya menghela napasnya

Lánya lelah dengan keadaannya saat ini. Bukannya Lánya tidak suka atau tidak bahagia, tapi dia jengah dengan para pelayannya yang sebenarnya melayani dia hanya karena paksaan saja. Mereka tahu Lánya adalah putri dari kerajaan Selatan yang terus bertempur dengan mereka dan itu membuat mereka membenci Lánya sebenarnya

Lánya memejamkan matanya. Mengistirahatkan pikirannya dari berbagai keluh kesahnya. Sebuah usapan di sepanjang bahu dan lengannya membuat Lánya tersentak

"Maaf aku mengejutkanmu ratuku..." Ujar si pemilik tangan

"Tak apa, Luce. Aku hanya terkejut sedikit...." Ujar Lánya dengan senyum lembut di wajahnya

Lucifer sudah kembali dan kini sedang membelai bahu dan lengannya. Lánya tersenyum menanggapi kelakuan suaminya

"Tidak mau mandi?" Tanya Lánya

"Tentu saja ingin. Tapi, aku mau menikmati kulit halusmu dulu" jawab Lucifer pelan dengan senyum di wajahnya

Lánya menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Lucifer. Setelah puas membelai bahu indah istrinya, Lucifer melepas jubah mandinya dan segera ikut masuk ke kolam pemandian. Dia mendesah lega saat air panas menyentuh kulitnya, merelaksasi semua otot-ototnya yang tegang dan lelah

"Sepertinya kamu sangat lelah" ujar Lánya

"Hn... Begitulah"

Lánya mengambil lap yang tersedia di pinggir kolam dan dia menghampiri Lucifer

"Berbaliklah, biar aku bantu bersihkan punggungmu" ujar Lánya

Lucifer menurut. Lánya membersihkan punggung Lucifer, membasuhnya dengan air hangat dan memeluk Lucifer setelahnya

"Jadi, kemana kamu pergi tadi?" Tanya Lánya. Kepalanya dia baringkan di punggung tegap dan kokoh milik suaminya

"Aku hanya merapikan sedikit kekacauan" jawab Lucifer

Lánya mengangguk

"Apa kamu merindukan aku?" Tanya Lucifer

"A-apa maksudmu? Da-dari mana pemikiran seperti itu muncul?" Ujar Lánya dengan kegugupan yang kentara

Lucifer terkekeh... Dia begitu senang saat mendengar respon istrinya

"Jadi, kamu tidak merindukanku ya?" Tanya Lucifer lagi dengan nada kecewa yang sengaja ia buat

"Emm... Bukan begitu... Aku..." Lánya bingung harus menjawab apa. Dia merasa bersalah saat mendengar suaminya berkata dengan nada kecewa

Lucifer tak bisa lagi menahan tawanya. Dia berbalik dan tertawa dengan keras. Pelayan istana yang berada di sekitar pemandian saja bisa mendengar tawa Lucifer yang tidak pernah terdengar selama ini

"Kenapa kamu tertawa?" Tanya Lánya

"Aku hanya bercanda ratuku. Kamu sangat menggemaskan kalau sedang bingung begitu"

Lánya langsung saja memukul dada bidang Lucifer dengan wajah memerah karena malu dan gugup

"Kamu menyebalkan!" Omel Lánya dan Lucifer justru memeluknya

"Aku juga mencintaimu" jawab Lucifer yang membuat wajah Lánya semakin merona

I Love You 'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang