4

1.8K 112 0
                                    

Clank

Bugh..

"Maafkan hamba yang mulia!" Ujar perampok itu

Sang putri mengernyit heran. Memang dia mengakui darah sang pemuda begitu wangi dan menggoda. Darah special. Darah yang hanya dimiliki oleh kaum bangsawan

"Ampuni hamba pangeran. Hamba mohon ampun pada pangeran" ujar para perampok itu bersamaan

Si pemuda justru mendengus. Dia mengangkat tinggi-tinggi pedangnya dan segera menancapkan pedang itu di jantung sang pemimpin perampok lalu, dia menghabisi sisa perampok itu. Membiarkan para perampok itu berubah menjadi debu

"Ayo pergi" ajak pemuda itu

Si pemuda mencuci pedangnya di sungai dan menyarungkan kembali pedang itu di tempatnya

"Jadi... Kau ini seorang pangeran?" Tanya sang putri

"Ya begitulah"

"Siapa namamu?"

"Namaku?"

"Iya, namamu? Aku boleh mengetahui nama orang yang menyelamatkanku kan?"

"Untuk apa?"

"Untuk aku beritahu pada keluargaku"

"Yang ada kau akan menciptakan perang yang sekarang saja entah kapan akan berhenti"

"Hm? Apa maksudmu?" Tanya sang putri bingung

Si pemuda hanya tersenyum dan berjalan. Sang putri mengejar pemuda itu sampai ia tersadar sesuatu

"Apakah kau pangeran dari kerajaan timur?" Tanya sang putri

Si pemuda berhenti dan membalikan badannya

"Iya. Aku pangeran kerajaan timur. Lucifer D'Duivel Larc"

Sang putri terdiam. Dia menatap ke arah pria di depannya dengan tak percaya. Jadi, pria yang ia temui di pasar tadi pagi adalah pangeran dari kerajaan musuh

"Aku tidak akan membunuhmu. Tenang saja" ujar pria itu saat tidak mendapat respon dari gadis di depannya

Sang putri menggeleng

"Aku tidak takut kau membunuhku. Aku hanya heran kenapa kau berada di pasar tadi pagi?"

"..."

"Apa karna kau ingin memata-matai kerajaan kami?"

Si pemuda terbahak-bahak, membuat sang putri terpesona oleh tawanya

"Jangan bercanda! Aku hanya berkeliling saja, sambil memikirkan cara mengakurkan kedua kerajaan itu!"

"K-kau mau mengakurkan kedua kerajaan?"

"Iya. Tapi, aku belum menemukan caranya"

"Siapa tadi namamu?"

"Lucifer D'Duivel Larc. Lucifer saja cukup"

"Oke, pangeran Lucifer"

"Jangan panggil aku pangeran! Cukup Lucifer"

"Baiklah Lucifer. Perkenalkan aku-"

"Ánya kan?"

Sang putri terkekeh

"Ánya hanya nama panggilan dari sahabatku. Namaku Lánya Ördög"

Si pemuda - Lucifer - menatap gadis di depannya dengan mata terbelalak

"Kau Lánya? Lánya Ördög? Putri kerajaan selatan?"

Sang putri - Lánya - mengangguk

"Iya, senang berkenalan denganmu"

Setelah itu rasa canggung meliputi mereka

"Em... Lucifer"

"Iya?"

"Apa benar kamu mau kita berdamai?"

"Iya"

"Kalau begitu aku akan memberitahumu sesuatu"

"Apa itu?"

"Berjanji dulu kau tidak akan menghabisi prajuritku!"

"Aku berjanji Lánya"

Lánya menatap pria di depannya, mencari kebohongan di mata merah itu. Dan pada akhirnya Lánya memilih untuk mempercayai Lucifer

"Jadi, sebenarnya..." Lánya memberitahu strategi perang yang akan di gunakan oleh jendralnya

"Aku tidak tahu apa dia memakainya atau tidak. Tapi berjaga-jagalah. Dan berjanjilah kau tidak akan menghabisi pasukanku"

"Baiklah aku mengerti. Dan aku berjanji"

Tak terasa mereka sampai di dekat desa. Lánya menarik Lucifer ke sebuah gua yang tak jauh dari gerbang desa

"Dengar Lucifer. Aku mempercayaimu. Jangan mengecewakan aku. Atau aku akan turun sendiri ke medan perang"

"Aku tahu Lánya"

"Mulai saat ini kita bersahabat?"

"Iya"

"Sampai jumpa kalau begitu"

"Sampai jumpa Lánya"

Lánya berbalik dan melangkah memasuki gua itu

"Lucifer..." Panggil Lánya

"Ya?"

"Apa besok kau ke pasar?"

"Entahlah. Sepertinya aku akan turun ke medan perang Lánya"

"Baiklah kalau begitu" Lánya menunduk dan berjalan lesu

"Emm... Lánya..." Panggil Lucifer

"Ya?"

"Aku akan kesini saat aku kembali"

"Aku tidak janji akan kesini Lucifer"

"Tak apa. Aku hanya memberitahumu"

"Sampai jumpa"

"Sampai jumpa"

I Love You 'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang