11

1.2K 100 0
                                    

Sejak kejadian malam itu. Lánya tak pernah lagi bertemu dengan Lucifer. Lucifer tak pernah lagi datang ke padang itu. Lánya ingin menangis rasanya. Dia ingin menjelaskan sesuatu pada Lucifer, kemana sang pangeran itu pergi?

Seminggu tak ada kabar. Lánya semakin merasa sedih karna dia merasa Lucifer menjauhinya. Lánya memakan makanannya dengan perlahan. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Lánya

"Arkezith, ku dengar dari prajuritku, katanya kemarin kau berhasil mengalahkan kerajaan timur"

Mata Lánya melebar mendengar ucapan ayahnya

"Benar baginda. Dan bukan hanya itu, tapi saya juga berhasil menyerang pemimpin pasukan mereka"

'Lucifer...' Batin Lánya

"Lalu apa dia mati?"

"Sayangnya tidak baginda, tapi hamba melukainya cukup parah. Mungkin dia akan mati karna lukanya dan berubah menjadi debu"

Air mata Lánya hampir saja jatuh. Lánya menahan airmatanya mati-matian. Sampai saat makan malam sudah usai. Lánya langsung kembali ke kamarnya

"Celaka yang mulia" ujar Rea

"Aku tahu Rea. Lucifer dia terluka kan?"

"Iya, seminggu yang lalu, pangeran melawan Zefran dan pangeran Arkzeith. Mereka berhasil melukai pangeran, bahkan lebih parah dari waktu itu"

Lánya diam mendengarkan, air matanya mengalir begitu saja. Rea terkejut saat melihat Lánya menangis

"Yang mulia..."

"Rea..." Lánya memeluk Rea dan menangis di pelukan sahabatnya itu

"Sudah, jangan menangis Lánya"

"Apa dia baik-baik saja? Bagaimana keadaannya?"

"Sudah agak lebih baik yang mulia, namun besok pangeran Arkzeith akan melanjutkan penyerangan. Pangeran Lucifer akan ikut dalam perang yang mulia"

Lánya terkejut. Dia langsung membuka lemari penyimpanan miliknya. Lánya menyerahkan sesuatu pada Rea

"Rea... Bawakan ini untuk Lucifer. Beritahu Verdane, pastikan dia meminum ini dan memakai ini. Mengerti?"

Rea mengangguk "mengerti yang mulia"

Rea segera pergi ke gua dan menemui Verdane

"Verdane" Rea memeluk suaminya itu

"Rea..."

"Verdane, yang mulia menitipkan ini untuk pangeran. Katanya pastikan pangeran meminum ini dan memakai ini" ujar Rea

"Baiklah akan aku berikan pada pangeran. Apa kamu memberitahu yang sebenarnya?"

Rea menggeleng "aku tidak mungkin memberitahu kalau pangeran sekarat. Aku tidak tega Verdane, bahkan saat tahu pangeran terluka saja yang mulia sudah menangis kencang"

Verdane tersenyum, dia bersyukur pangerannya hanya salah sangka dengan sang putri

"Aku kembali dulu"

"Sampai jumpa"

Mereka saling bercumbu sebelum mereka berpisah, kembali ke tempat masing-masing

......

Pagi-pagi benar Lánya sudah terbangun, dia mandi dan bersiap. Lalu memakai pakaiannya. Rea sampai kaget melihatnya. Rea segera menutup rapat pintu kamar Lánya

"Apa yang kamu kenakan ini?"

"Apa kamu tidak lihat?"

"Kamu sudah kehilangan akal?"

"Aku tidak bisa diam saja Rea. Aku yakin alasan Lucifer terluka separah itu karna dia melindungi prajuritnya dan juga prajurit kita, dan kamu ingin aku berdiam di istana ini begitu?"

"Bukan begitu Lánya, hanya saja-"

Ucapan Rea terhenti karna dia mengetahui Kathleen sudah mendekat. Benar saja, tak lama pintu besar itu terketuk dari luar. Rea dan Lánya saling melihat. Lánya mengangguk, Rea membukakan pintu itu dan seperti Rea, seluruh pelayan terkejut dengan pakaian tuan putri mereka

"Ayahanda, maafkan Lánya" gumam Lánya

Lánya menaiki kudanya bersama dengan Rea di belakangnya. Dia bertekat turun ke medan pertempuran

"Tunggulah Arkzeith, takkan ku biarkan lagi kau menyakiti rakyatku juga Lucifer" sumpah Lánya

I Love You 'Till The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang